[Book Review] The Boy Sherlock Holmes: Eye of The Crow by Shane Peacock


Judul: The Boy Sherlock Holmes: Eye of The Crow
Penulis: Shane Peacock (2007)
Penerjemah: Maria Lubis
Penerbit: Qanita
Tahun: 2011
Seri ke-1 dari The Boy Sherlock Holmes
Genre: Misteri-Anak, Petualangan

"Aku pernah membaca bahwa mereka (burung gagak) adalah pertanda kejahatan," kata Sherlock. "Manusia yang melakukan kejahatan," Wilber menjawab dengan penuh keyakinan, "bukan burung-burung."

Seorang perempuan terbunuh dengan keji di Whitechapel, London. Pembunuhan itu terjadi secepat kilat, dengan suatu tikaman brutal, tidak adil, dan biadab. Tidak ada saksi mata di tempat kejadian kecuali burung gagak. Seorang pemuda yang oleh kepolisian dijadikan tersangka pembunuhan telah ditangkap. Namun, seorang bocah miskin yang menyaksikan penangkapan si tersangka mengamati kejadian tersebut dengan seksama dan tanpa sengaja mata mereka bertemu. Bocah itu, Sherlock Holmes, melihat bahwa mata si tersangka bercucuran air mata dan ia berteriak, "Bukan aku pelakunya!"

Sherlock Holmes muda yang menyaksikan kejadian itu tak bisa melupakan kata-kata si tersangka begitu saja. Ia terus bertanya-tanya, apakah pemuda yang ketakutan itu benar-benar melakukannya? Wilberforce Holmes, ayah Sherlock menyukai burung karena pekerjaannya, dan karena itulah Sherlock senang mengamati burung. Ia memperhatikan burung gagak yang terbang di sekitar London dan berpikir mengenainya karena ia melihat gambar burung gagak di ilustrasi berita pembunuhan tersebut di koran. Pengetahuan tentang burung gagak ia dapatkan dari ayahnya. Ia mengikuti burung gagak itu terbang hingga ia menemukan tempat kejadian perkara. Tanpa diduga, ia menemukan petunjuk yang belum ditemukan oleh polisi.

Namun, polisi justru menyangka Sherlock berkomplot dengan tersangka karena terlihat berada di tempat kejadian perkara saat gelap dan diduga berbicara dengan tersangka pada saat tersangka ditangkap. Sherlock juga turut ditahan karenanya. Ia berhasil kabur karena bantuan seorang gadis bangsawan, Irene Doyle, yang kemudian menjadi temannya. Ia bertekad untuk membersihkan namanya dengan mengungkap siapa pelaku sebenarnya dari kasus pembunuhan itu dan apakah si pemuda adalah pelakunya. Dengan bantuan dari Malefactor, bos anak jalanan London yang memberikan bantuannya dengan enggan, Sherlock mendapatkan informasi yang bermanfaat dalam usahanya untuk memecahkan kasus itu.


Usahanya memecahkan kasus banyak menemui halangan. Ia harus bersembunyi dari polisi, sehingga ia tidak bisa pulang ke rumahnya. Ia miskin, sehingga ia sering menggelandang. Selain itu, pihak yang membantu usahanya diancam sedemikian rupa, Irene Doyle ditabrak kereta hingga luka parah dan ibunya, Rose Sherinford Holmes dibunuh sehingga ia menjadi terpukul dan sedih. Dengan berbagai tekanan dan kesedihan yang ia hadapi, berhasilkah anak lelaki ini memecahkan kasus?

Buku seri pertama The Boy Sherlock Holmes menceritakan masa kecil seorang anak lelaki yang kelak akan menjadi seorang detektif terkenal, Sherlock Holmes. Karena aku seorang penggemar Holmes, tentu sangat penasaran dengan kisahnya di masa kecil. Well, sebetulnya buku ini hadiah ulang tahun dari adikku, dan ternyata bagus! Karena ada ulasan untuk buku selanjutnya dan karena penasaran dengan kisah petualangan Sherlock Holmes muda hingga menjadi seorang detektif besar, buku selanjutnya pun terus kulahap... hehehee... Selain itu, karakter Holmes muda berbeda dengan Holmes dewasa, sehingga perkembangan karakternya menarik untuk disimak, bagaimana Holmes muda kemudian menjadi dewasa.

Seri The Boy Sherlock Holmes (Shane Peacock)
1. The Boy Sherlock Holmes: Eye of The Crow
4. The Boy Sherlock Holmes: The Secret Fiend (belum terbit dalam Bahasa Indonesia)
5. The Boy Sherlock Holmes: The Dragon Turn (belum terbit dalam Bahasa Indonesia)
6. Becoming Holmes: The Boy Sherlock Holmes, His Final Case (belum terbit dalam Bahasa Indonesia)

About the Author:
Shane Peacock
Shane Peacock lahir tahun 1957 di Thunder Bay, Ontario, dari empat bersaudara. Ia bersekolah di sebelah utara kota Kapuskasing sebelum kuliah, dimana ia belajar sejarah dan sastra Inggris. Selain menjadi seorang penulis biografi, jurnalis, dan penulis naskah, ia juga menulis enam novel dan tiga drama dan telah masuk nominasi dalam beberapa penghargaan, termasuk National Magazine Awards dan Arthur Ellis Award untuk crime fiction. Saat tidak menulis, Shane Peacock senang bemain hoki dengan ketiga anaknya dan menonton pertandingan sumo. Ia tinggal dekat Cobourg, Ontario.
Series: The Dylan Maples Adventures The Boy Sherlock Holmes Awards: Arthur Ellis Award ◊ Best Juvenile (2008): Eye of the Crow

2 komentar:

  1. Padahal bagus, ya! Tapi ga ada lagi terjemahan indonesianya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, sedih :(
      yang terjemahan Bahasa Indonesia cuma sampai buku ke-3
      jadi harus baca yg aslinya kalo penasaran sama lanjutannya...

      Hapus