[Book Review] Empat Pemburu Harta oleh Sir Arthur Conan Doyle

Judul: Empat Pemburu Harta
Judul Asli: The Sign of Four
Penulis: Sir Arthur Conan Doyle
Alih Bahasa: Sendra B. Tanuwidjaja
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2002
Paperback, 216 hlm
ISBN: 9796866641

"Apa gunanya memiliki kemampuan, Dokter, kalau tak ada tempat untuk melampiaskannya?" 
- Sherlock Holmes - hlm.19

Sudah beberapa lama Sherlock Holmes sepi pelanggan, dan sepertinya belum ada misteri yang menarik hatinya sampai ketika Holmes dan Watson berdebat tentang ilmu deduksi, seseorang datang dengan misteri. Mary Morstan, seorang guru pribadi, meminta pertolongan Holmes mengenai sebuah surat tak bernama. Holmes menyanggupinya dan Watson tentu ikut dalam petualangan ini, terutama karena dia menganggap bahwa Mary memesona.

cover terbitan Penguin Classics
(goodreads)
Surat yang dibawa Mary menyuruhnya untuk datang ke suatu tempat, dan karena dia berpikir bahwa masalah ini mungkin pelik, mengingat ayahnya mungkin sudah meninggal, dia meminta tolong untuk ditemani (dalam surat itu memperbolehkannya mengajak dua orang yang dipercaya untuk menemaninya). Mereka bertemu dengan Mayor Sholto, teman baik ayah Mary yang menceritakan segalanya, bahwa ayah Mary memang sudah meninggal, dan bahwa dia meninggalkan sejumlah harta untuk Mary. Sayangnya, dimana tepatnya harta itu, tak ada yang tahu. Ayah Mary hanya meninggalkan petunjuk yang ada di dalam catatan sakunya. Dapatkah Holmes dan Watson membantu Mary? Semakin jauh kasus ini melangkah, semakin dalam pula perasaan Watson terhadap Mary. Apakah mereka akan bersama?

Kisah petualangan Sherlock Holmes yang ini, kuakui tidak seseru A Study in Scarlet. Sepertinya narasi Watson tidak sebaik biasanya. Mungkin ia terpengaruh karena adanya Mary? Bisa saja. Watson tidak tahu apakah ia harus merasa senang atau sedih kalau harta itu ditemukan, karena kalau ketemu, Mary mungkin akan menjadi kaya-raya dan Watson tidak akan mungkin bisa setara dengannya. Lalu, bagaimana dengan Mary? Keseruan kisah ini terletak pada situasi harap-harap cemas mengenai keberadaan harta itu. Karena itulah, kisah ini tetap seru untuk disimak.

Tapi ternyata banyak juga yang mengincar harta itu. Para 'musuh' ini tak terlihat aksinya dan tak segan-segan membunuh untuk mencapai keinginannya. Siapa orang yang juga mengincar harta ini? Mengingat sebetulnya tak banyak orang tahu bahwa harta ini ada. Selain itu, Mary-lah pemiliknya yang sah, jadi kenapa sampai ada orang lain yang sangat 'getol' mencarinya? Orang ini pastilah sangat putus asa dan tidak punya uang.

Selain suasana harap-harap cemas karena 'berlomba' untuk menemukan harta itu, keseruan lain juga terletak pada aksi Holmes dalam memecahkan kasus. Dalam kisah ini, Holmes sangat aktif dalam beraksi, banyak aksi-aksi mengejutkan yang dilakukannya, sampai-sampai aku berpikir, apa perlu sampai segitunya? Mungkin karena Holmes sudah lama tidak beraksi, jadi aksinya kali ini terkesan agak berlebihan. Lucu kalau dipikir-pikir. Hahahahaa :D. Nah, sebetulnya yang patut dipuji adalah Sir Arthur Conan Doyle, bukan Watson, karena beliaulah yang membuat cerita ini. Terkadang deskripsi yang bercerita bahwa ini adalah narasi Watson bisa membuat lupa siapa sebetulnya yang membuat cerita. Entah bagaimana pun akhirnya, masing-masing mendapatkan 'bagian'nya yang diinginkan, Holmes, Watson, dan Mary. Bagian favoritku? Tentu saja lembar terakhir buku ini. Terkejut, ya, tapi tidak berlebihan, ditambah senyum simpul :)

Tentang Penulis:
Sir Arthur Conan Doyle
Arthur Conan Doyle dilahirkan ketiga dari sepuluh bersaudara pada 22 Mei 1859 di Edinburgh, Skotlandia. Ayahnya, Charles Altamont Doyle, lahir di Inggris keturunan Irlandia, dan ibunya, Mary lahir di Foley, adalah orang Irlandia. Mereka menikah pada tahun 1855.

Pada usia sembilan Conan Doyle dikirim ke sekolah persiapan Katolik Roma Jesuit, Hodder Place, Stonyhurst. Dia kemudian pergi ke Stonyhurst College, dan meninggalkannya tahun 1875.


Dari 1876-1881 ia belajar ilmu kedokteran di Universitas Edinburgh. Hal ini membuatnya harus memberikan bantuan kesehatan berkala di kota-kota Aston (sekarang distrik Birmingham ) dan Sheffield. Sementara belajar, Conan Doyle mulai menulis cerita pendek.Cerita pertama diterbitkan muncul di "Chambers Edinburgh Journal" sebelum ia berusia 20. Setelah lulus, ia bekerja sebagai dokter kapal pada SS Mayumba selama perjalanan ke pantai Afrika Barat. Ia menyelesaikan gelar doktor pada subyek tabes dorsalis pada tahun 1885.


Pada tahun 1885 Conan Doyle menikah Louisa (atau Louise) Hawkins, yang dikenal sebagai "Touie". Dia menderita tuberkulosis dan meninggal pada tanggal 4 Juli 1906.Tahun berikutnya ia menikah Jean Elizabeth Leckie, yang ia pertama kali bertemu dan jatuh cinta pada tahun 1897. Karena rasa loyalitas ia mempertahankan hubungan platonis murni dengan Jean sementara istri pertamanya masih hidup. Jean meninggal di London pada tanggal 27 Juni 1940.


Conan Doyle adalah ayah dari lima anak. Dua dengan istri pertama - Mary Louise (28 Januari 1889 - 12 Juni 1976), dan Arthur Alleyne Kingsley, yang dikenal sebagai Kingsley (15 November 1892 - 28 Oktober 1918). Dengan istri kedua ia memiliki tiga anak - Denis Percy Stewart (17 Maret 1909 - 9 Maret 1955) merupakan suami kedua Putri Nina Mdivani dari Georgia, menikah pada tahun 1936 (sekitar 1910 - 19 Februari 1987, mantan kakak ipar dari Barbara Hutton ); 
Adrian Malcolm (19 Nopember 1910-3 Juni 1970) dan Jean Lena Annette (21 Desember 1912-18 November 1997).


Conan Doyle ditemukan memegangi dadanya di aula Windlesham, rumahnya di Crowborough, Sussex Timur, pada tanggal 7 Juli 1930. Dia meninggal karena serangan jantung pada usia 71. Kata-kata terakhirnya diarahkan istrinya: "You are wonderful."

2 komentar:

  1. waah, holmess. penasaran ama bukunya :3 moga aja bisa masuk wishlist bulan depan

    BalasHapus
    Balasan
    1. sip, smoga terkabul! tapi kalo baru pertama baca sherlock holmes mending mulai dari A Study in Scarlet dulu aja.. :)

      Hapus