[Book Review] Parker Pyne Menyelidiki oleh Agatha Christie

Judul: Parker Pyne Menyelidiki
Judul Asli: Parker Pyne Investigate
Penulis: Agatha Christie (1936)
Alih Bahasa: Ny. Suwarni A.S
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama (2011)
Edisi Bahasa Indonesia, Softcover, 264 hlm.

Blurb:

Anda punya masalah? Atau tidak bahagia?
Berkonsultasilah pada Mr. Parker Pyne.
Pria gemuk yang ramah ini menyediakan layanan konsultasi dan penyelidikan yang dijamin memuaskan.
Mulai dari mengatasi masalah suami yang cemburu, istri yang curiga, sampai kasus kematian yang mencurigakan di Sungai Nil.
Mr. Parker Pyne sangat ahli dalam menilai sifat manusia, jadi jangan coba-coba mengelabuinya.
Bisa-bisa Anda akan sangat menyesal sesudahnya.

Satu lagi tokoh memikat dari Agatha Christie ---- MR. PARKER PYNE ---- yang tidak kalah cerdik dari Hercule Poirot dan Miss Marple


Ulasan:

Kedua belas cerita pendek yang ada dalam buku ini memberikan kesan yang berbeda-beda. Ada beberapa cerita yang biasa saja, ada yang bikin tertawa geli, ada yang mengejutkan, tapi jika digabungkan, secara umum semuanya tidak terlalu luar biasa.

Enam cerita pertama bermula dari klien-klien yang datang ke kantor Mr. Pyne untuk berkonsultasi. Bisa dibilang cerita-cerita ini menjelaskan metode kerja Mr. Pyne dari kantornya. Dari keenam cerita awal itu ada empat yang kusukai, karena persoalan pokoknya bukan cinta biasa (cieeehh…^^). Keempat cerita itu adalah Kasus Perwira yang Tidak Puas dan Kasus Karyawan di Kota yang keduanya sama-sama bercerita tentang seseorang yang ingin menikmati petualangan seru dalam hidupnya, lalu Kasus Wanita yang Bingung yang hampir membuat Mr. Pyne kena tipu, dan yang paling kusukai adalah Kasus Seorang Wanita Kaya. Gimana nggak, wanita itu masuk ke kantor Mr. Pyne sambil berkata,

“Kalau Anda memang pandai, tolong katakan bagaimana saya harus menghabiskan uang saya!” – p.114

Ebuseeet… ternyata ada juga klien Mr. Pyne yang mengeluh tidak bahagia karena kebanyakan uang ya. Ckckck. Jadi ada poin penting disini, karena ternyata uang saja tidak sanggup untuk membeli kebahagiaan.

Lalu dua cerita awal yang tidak terlalu kusukai adalah Kasus Istri Setengah Baya dan Kasus Suami yang Cemburu. Keduanya temanya sama, yaitu selingkuh, satunya dari pihak sang istri, dan yang lainnya sang suami. Terlalu biasa menurutku dan kurang menarik. Harusnya kedua kasus itu jangan ditaruh di depan karena bisa menurunkan mood baca dan bikin males mau lanjut baca (serius deh, aku sampai ketiduran pas lagi baca salah satu dari kedua cerita itu). Agak di tengah nggak papa, toh ceritanya juga untungnya nggak terlalu panjang.

Nah, keenam cerita awal itu terjadi ketika Mr. Pyne bekerja di kantornya, di London. Enam lainnya adalah kasus yang ditangani Mr. Pyne tidak dari kantornya di London dan cerita-cerita itulah yang menurutku menarik karena pada umumnya tidak biasa. Kasus Istri yang Curiga misalnya, ditangani Mr. Pyne ketika sedang dalam perjalanan dengan kereta api. Gerbang Baghdad adalah kasus yang terjadi ketika Mr. Pyne di Timur Tengah dan menurutku kasus ini agak ngeri karena ada kematian.

Lalu Rumah di Shiraz juga terjadi di Timur Tengah, ketika Mr. Pyne ‘menawarkan’ jasanya karena ingin menyelidiki sesuatu. Mutiara yang Berharga lagi-lagi terjadi di Timur Tengah ketika Mr. Pyne sedang berlibur, seorang anggota tur kehilangan anting mutiara yang sangat mahal. Kematian di Sungai Nil (judulnya mirip salah satu karya Agatha Christie Death on the Nile yang melibatkan Hercule Poirot), pasti sudah bisa ditebak kejadiannya di mana, dan ada kematian yang cukup menyeramkan di kasus itu. Terakhir adalah kasus penculikan di Yunani yang berjudul Kuil Suci di Delphi.

Sebagai selingan, buku ini lumayan karena cepat habis dibaca. Misterinya nggak berat, jadi nggak pusing bacanya karena kebanyakan mikir. Hahahaa. Cerita-ceritanya pendek-pendek, bisa dilihat dari tipisnya buku dan banyaknya cerita. Tapi nggak semuanya bagus.

Pada akhirnya, ada hal yang bikin penasaran. Jadi sebetulnya apa sih pekerjaan Mr. Parker Pyne itu? Detektif kah? Psikolog kah? Tetot-tetot… semuanya salah.

Kalau detektif, kenapa pasang iklan yang aneh macam: apakah Anda tidak bahagia, blablabla?

Psikolog? Mungkin saja. Aku sempat menebak pekerjaannya adalah psikolog. Tapi psikolog nggak menghadapi kasus pencurian segala, kan?

Ya sudahlah, nggak usah dipikir. Yang jelas, Mr. Parker Pyne itu adalah spesialis ketidakbahagiaan dan spesialis sifat-sifat manusia. Dari mana dia tahu sifat-sifat manusia? Mengutip dari jawaban yang selalu dikatakan Mr. Pyne jika ditanya begitu, “Statistik!”

About the Author:
Agatha Christie

Agatha Mary Clarissa Miller was born in Torquay, Devon, England, U.K., as the youngest of three. The Millers had two other children: Margaret Frary Miller (1879–1950), called Madge, who was eleven years Agatha's senior, and Louis Montant Miller (1880–1929), called Monty, ten years older than Agatha.

Agatha Christie also wrote romance novels under the pseudonym Mary Westmacott, and was occasionally published under the name Agatha Christie Mallowan.

To honour her many literary works, she was appointed Commander of the Order of the British Empire in the 1956 New Year Honours. The next year, she became the President of the Detection Club. In the 1971 New Year Honours she was promoted Dame Commander of the Order of the British Empire, three years after her husband had been knighted for his archaeological work in 1968.

http://us.macmillan.com/author/agatha

4 komentar:

  1. seumur-umur baru sekali baca karyanya Agatha Christie, belum sampe langsung dijadiin favorit, sih, masih biasa aja, semoga suatu saat nemu buku yang pas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karyanya Agatha Christie memang temanya macam2 walaupun pasti ada misterinya mbak Sulis.. walaupun aku suka karya2 beliau, nggak semuanya cocok sama seleraku kok.. hehehee

      kalau mau cari yang romance ada banyak yang bagus, misalnya Titik Nol. Semoga bisa nemu karya beliau yang cocok mbak ^^

      Hapus
  2. Justru cerita kasus yang pertama itu yg paling keren buat saya. Pesan tersiratnya itu lhoo... kasus ketiga saya mesti baca 3x baru ngerti haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaa.. memang tiap pembaca punya feel beda-beda :D

      Terima kasih sudah berkunjung..

      Hapus