[Book Review] Cress oleh Marissa Meyer

Goodreads
Judul: Cress (The Lunar Chronicles #3)
Penulis: Marissa Meyer (2014)
Penerjemah: Jia Effendie
Penyunting: Selsa Chintya, Brigida Ruri
Proofreader: Titish A.K.
Design cover: @hanheebin
Penerbit: Spring (2016)
Paperback, Edisi Bahasa Indonesia, 576 hlm.

Blurb:
Cinder dan Kapten Thorne masih buron. Scarlet dan Wolf bergabung dalam rombongan kecil mereka, berencana untuk menggulingkan Levana dari takhtanya.

Mereka mengharapkan bantuan dari seorang gadis bernama Cress. Gadis itu dipenjara di sebuah satelit sejak kecil, hanya ditemani oleh beberapa netscreen yang menjadikannya peretas andal. Namun kenyataannya, Cress menerima perintah dari Levana untuk melacak Cinder, dan Cress bisa menemukan mereka dengan mudah.

Sementara itu di Bumi, Levana tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu pernikahannya dengan Kaisar Kai.

Review:
“Tatkala gadis itu masih kecil, sang penyihir mengurungnya di menara yang tidak memiliki pintu dan tangga.”

Cress, seorang gadis shell (orang bulan tanpa kemampuan manipulasi otak) sudah disekap dalam satelit selama tujuh tahun. Selama itu, ia bekerja pada salah satu ahli sihir Ratu Bulan, Levana, sebagai peretas dan mata-mata Bumi melalui saluran komunikasi rahasia. Suatu hari, ia mengetahui rencana jahat Ratu Bulan dan memilih untuk memihak Bumi dengan mengirimkan peringatan rencana tersebut pada Cinder melalui salah satu saluran komunikasi mata-matanya. Ketika Cinder kabur bersama Kapten Thorne dengan pesawat luar angkasa, Cress memantau mereka agar mereka tidak terdeteksi radar.

Cinder sekarang punya beberapa teman, karena Scarlet dan Wolf ikut bergabung bersamanya dan Kapten Carswell Thorne. Mereka harus menyusun rencana untuk menghentikan pernikahan Ratu Levana dan Kaisar Kai. Cinder menghubungi peretas bulan yang pernah memberikan peringatan dulu, dan ia beserta kawan-kawannya memerlukan bantuannya. Tapi mereka harus menemukan dan menyelamatkannya dulu dari majikannya yang jahat, si Ahli Sihir Mira. Dengan Rampion, pesawat luar angkasa curian milik Thorne, mereka menuju ‘penjara’ satelitnya untuk membebaskan Cress.

Sayangnya rencana mereka ketahuan oleh Ahli Sihir Mira dan mereka diserang. Terpencar-pencar dan terluka, Cinder dan kawan-kawannya harus menyusun ulang rencana. Sementara itu, Cress dan Kapten Thorne terjebak dalam satelit yang jatuh ke bumi, mencoba bertahan hidup.

Awalnya aku merasa lega Cinder punya beberapa teman. Rasanya menyelamatkan bumi jadi nggak se-gila sebelumnya. Tapi, belum apa-apa kelompok Cinder sudah terpecah-pecah, dan aku jadi frustasi. Apakah ceritanya jadi buruk? Justru sebaliknya, hal itu malah menjadi awal dari cerita fantasi yang asyik.

Cress adalah fairytale retelling dari cerita Rapunzel dengan banyak modifikasi, karena digabungkan dengan fantasi science-fiction dan mecha, serta merupakan buku ketiga dari seri The Lunar Chronicles. Seperti Scarlet, karena masing-masing tokoh punya peran penting, mereka disorot secara terpisah. Tapi karena sudah terbiasa dengan setting yang berpindah cepat, membacanya jadi semakin seru.

Ceritanya semakin berkembang dan menegangkan. Ada karakter baru, tapi karakter lama juga makin keren. Penjelasan mengenai orang-orang bulan dan banyak rahasia mulai terungkap lagi lebih banyak. Beberapa kali Cinder dan kawan-kawannya harus menghadapi bahaya walaupun secara terpisah. Alurnya cepat. Aksinya makin banyak dan makin badass. Banyak momen yang bikin senam jantung, tapi banyak juga momen yang bikin meleleh, cekikikan, dan sesenggukan.

Karakter Cress digambarkan sangat lugu dan manis, serta sangat imut. Tapi kemampuannya meretas sangat bisa diandalkan. Aku masih terbayang-bayangi Sailor Moon, dan Cress seperti Sailor Mercury. Kapten Carswell Thorne karakternya mulai berkembang dari tukang rayu egois, jadi lebih hangat, terbuka, dan setia kawan. Tapi humor sarkastisnya masih tetep nggak hilang. Thorne dan Dokter Erland masih jadi karakter favoritku, tapi di Cress, karakter favoritku jadi Iko! Android satu ini karakternya juga berkembang, selalu punya kejutan, dan perannya penting. Pokoknya Iko adalah karakter yang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan walaupun ia adalah android.

Huff, deg-degan rasanya kalau belum mencapai akhir cerita. Tapi ternyata masih belum selesai juga ceritanya, karena masih ada Winter. Hahahaa… In short, this story is awesomely cool!

“Mungkin ada sedikit sosok pahlawan dalam diriku. Tapi… sungguh, Cress. Hanya sedikit.”
---Kapten Carswell Thorne

***

This post is submitted to:
FSFD-RC 2016 @ Ough, My Books!

Dan PosBar BBI 2016 Juli #BBIHoliday. Master post klik di sini.

Posbar BBI Juli 2016 #BBIHoliday
Posisi wuenak baca buku pas liburan #3: Ndlosor di lantai

2 komentar: