[Book Review] An Offer From a Gentleman by Julia Quinn

Goodreads
Judul: An Offer From a Gentleman (Bridgerton #3)
Penulis: Julia Quinn (2001)
E-book, English edition, 358 pages

Blurb:

Will she accept his offer before the clock strikes midnight?

Sophie Beckett never dreamed she'd be able to sneak into Lady Bridgerton's famed masquerade ball—or that "Prince Charming" would be waiting there for her! Though the daughter of an earl, Sophie has been relegated to the role of servant by her disdainful stepmother. But now, spinning in the strong arms of the debonair and devastatingly handsome Benedict Bridgerton, she feels like royalty. Alas, she knows all enchantments must end when the clock strikes midnight.

Who was that extraordinary woman? Ever since that magical night, a radiant vision in silver has blinded Benedict to the attractions of any other—except, perhaps this alluring and oddly familiar beauty dressed in housemaid's garb whom he feels compelled to rescue from a most disagreeable situation. He has sworn to find and wed his mystery miss, but this breathtaking maid makes him weak with wanting her. Yet, if he offers his heart, will Benedict sacrifice his only chance for a fairy tale love?

Review:

“You will stay right here, and you will keep smiling, because it breaks my heart to see any other expression on your face.”
---Benedict Bridgerton

Sophie Becket sudah tahu siapa dirinya, anak haram dari Earl of Penwood. Tapi sang Earl mengasuhnya dan memberikan pendidikan yang layak seperti seorang lady. Hal itu terus berlangsung walaupun sang Earl menikah lagi dengan seorang janda dengan dua anak yang seusia Sophie. Ketika sang Earl meninggal, hidup Sophie berubah total. Lady Penwood membuatnya jadi pelayan di rumahnya sendiri. Tapi suatu hari ia diberi kesempatan untuk bahagia oleh para pelayan rumah Penwood yang setia padanya. Ia menyelinap ke sebuah pesta topeng, dan ia merasa seperti dalam mimpi. Malam itu, ia bertemu dengan ‘Prince Charming’.

Benedict Bridgerton, atau yang lebih dikenal sebagai Bridgerton no.2 jadi sasaran sang ibu untuk dinikahkan setelah Anthony, kakaknya, menikah. Di pesta topeng yang diadakan ibunya, Benedict merasa bertemu jodohnya, si lady in silver. Tapi gadis misterius itu menghilang dengan meninggalkan petunjuk sarung tangan berlogo. Benedict melacak sumber sarung tangan itu sampai rumah Penwood, tapi ia tidak menemukan gadis yang dicarinya.

Setelah malam bahagia itu, ibu tiri Sophie, Lady Penwood, semakin menyiksa Sophie. Sophie memutuskan untuk keluar dari rumah Penwood. Tanpa berbekal uang sepeser pun, ia mencoba bertahan hidup dengan menjadi pelayan. Ia tidak menyangka kalau dua tahun kemudian, ia akan bertemu lagi dengan ‘Prince Charming’-nya.

Dua tahun Benedict berusaha mencari gadis misterius di pesta topeng tanpa hasil. Suatu ketika, ia menyelamatkan seorang gadis pelayan ketika gadis itu dalam masalah. Ia menawarkan pekerjaan di rumah ibunya pada gadis itu. Gadis pelayan itu cantik dan lebih pandai daripada gadis pelayan pada umumnya, dan Benedict sangat tertarik padanya. Tapi bayangan gadis misterius di pesta topeng itu masih belum bisa dilupakannya. Siapa yang akan dipilihnya? Si gadis pelayan cantik yang jelas-jelas nyata, atau gadis misterius di pesta yang tak tahu ada di mana?

I expected that this would be like the other two previous novel, a quick read kind. But it appeared that I was wrong. Novel hisrom ini mengambil tema yang mirip dengan cerita Cinderella, tapi dengan perubahan di sana-sini. Cerita Cinderella sudah sangat terkenal, dan banyak orang sudah familiar dengan jalan ceritanya. Begitu diaplikasikan di sebuah novel hisrom yang alurnya sudah pakem, ceritanya jadi mudah sekali ditebak. Awalnya aku nggak terlalu peduli dengan alur yang sudah kutahu akan seperti apa, jadi aku mencoba menikmati detail adegan yang ada. Sayangnya, sedikit yang bisa kubilang menarik.

Salah satu alasannya adalah karena aku merasa bosan. Why? Pertama, karena karakternya. Benedict bukan karakter yang menonjol sejak di awal seri ini ia mulai diceritakan. Tidak seperti Simon yang penuh rahasia, Anthony yang overprotektif, atau Colin yang lucu, Benedict sekedar diceritakan sebagai rake yang tampan (yang juga sama seperti penggambaran Simon, Anthony, dan Colin). That’s why I found him boring. Sophie justru lebih menarik karakternya, karena dibalik gambaran fisiknya yang cantik gemulai, ia lebih kuat daripada sangkaan orang. Selain itu, ia pandai dan punya prinsip. Tapi begitu ia bertemu Benedict, prinsip yang dipegangnya jadi setengah-setengah.

Kedua, interaksi Benedict – Sophie. Aku capek dengan sikap tarik ulur mereka. Benedict jelas-jelas tertarik pada Sophie, tapi ia tidak bisa menikahi gadis pelayan karena reputasi keluarganya yang terhormat. Sophie juga tertarik pada Benedict, tapi ia memegang prinsip bahwa ia tidak mau dijadikan simpanan. Tapi setiap Benedict make advance move to her, Sophie meleleh. Kayak gitu masih nggak mau dijadiin simpanan, kan Benedict jadi salah baca kode.

Aku juga gregetan sama Sophie yang nggak mau jujur. Selain itu, Benedict juga masih galau mau pilih Sophie atau si lady in silver, tapi tetep aja godain Sophie. Sikap mereka berdua yang nggak mau ngalah dan jujur satu sama lain ini juga bikin aku rolling eyes. Kalau untuk menantang emosi, cerita ini ahlinya. Hot scene-nya juga cuma ku-skimming aja bacanya. Tapi aku jadi merasa kalau cerita ini sangat panjang dan melelahkan…

Bagian menarik yang jadi penyelamat adalah Violet Bridgerton, ibu Benedict dan 7 saudaranya, serta Posy, adik tiri Sophie. Violet sangat jeli membaca situasi, dan Posy akhirnya menemukan keberanian untuk mandiri. Dua karakter itu jadi karakter favoritku di novel ini. Dan untung saja, tulisan Lady Whistledown masih dimuat di cerita ini, sehingga bisa menjadi pengusir kebosanan. Mungkin aku harus break sebentar dengan hisrom agar feel-nya kembali terasa. Oiya, ternyata di real life ada couple dengan nama sama lho! Mereka adalah Benedict dan Sophie Cumberbatch! Semoga hidup mereka nggak semelelahkan Benedict dan Sophie di cerita ini ya. Hehehee…

“As this Author never liked Lady Penwood, she can only say, ‘Huzzah for Posy!’”
---Lady Whistledown


Tentang penulis:
Julia Quinn
Julia Quinn
#1 New York Times bestselling author Julia Quinn loves to dispel the myth that smart women don't read (or write) romance, and in 2001 she did so in grand style, competing on the the game show The Weakest Link and walking away with the $79,000 jackpot. She displayed a decided lack of knowledge about baseball, country music, and plush toys, but she is proud to say that she aced all things British and literary, answered all of her history and geography questions correctly, and knew that there was a Da Vinci long before there was a code.


In 2010, Ms Quinn won her third RITA Award in four years and was the thirteenth author to be inducted into the Romance Writers of America Hall of Fame. Her books have been translated into thirty-two languages, and she has been profiled in USA Today and TIME Magazine. Her popular Bridgerton series is currently in development by Shondaland as an original Netflix series.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar