[Book Review] Lockwood & Co. #3: Pemuda Berongga oleh Jonathan Stroud

The Hollow Boy - Pemuda Berongga (Lockwood & Co. #3)The Hollow Boy - Pemuda Berongga by Jonathan Stroud
My rating: 5 of 5 stars
Judul Asli: The Hollow Boy (Lockwood & Co. #3)
Alih Bahasa: Poppy D. Chusfani
Editor: Primadona Angela
Desain Sampul: Olvyanda Ariesta
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama (2016)
Paperback, Edisi Bahasa Indonesia, 440 hlm.

Blurb:

Hantu di loteng? Arwah gentayangan di kamar? Jangan takut––ada Lockwood & Co.!

Anthony penuh pesona, George banyak akal, dan Lucy dinamis, sementara si tengkorak rajin melontarkan komentar-komentar sinis. Setelah Anthony buka-bukaan tentang masa kecilnya, suasana di antara mereka jadi lebih cair, dan Lucy semakin betah di Portland Row. Karena itu ia terkejut ketika George memperkenalkannya pada Holly Munro, asisten baru yang super efisien dan terlalu lincah sehingga menyebalkan.

Sementara itu, mereka menerima banyak laporan tentang penampakan, termasuk jejak kaki berdarah dan anak laki-laki berkilau di rumah tua. Namun, hantu sepertinya bukan masalah terbesar, sebab ada pembunuh yang berusaha melenyapkan Fittes dan Rotwell.

Berbagai kengerian menanti mereka--dan, menunggu di pusat segala kekacauan itu, ada makhluk gaib yang sangat menakutkan. Mampukah Anthony dan rekan-rekannya menyisihkan masalah pribadi di antara mereka untuk menyelesaikan berbagai kasus?

Tokoh-tokohnya fantastis, aksinya seru. - Guardian

Review:

Lockwood: “Aku tidak tahu di mana Sumber-nya. Ada gagasan?”
George: “Ya. Aku lapar. Sebaiknya kita makan.”
Lucy: “Bagaimana mungkin kau bisa memikirkan makanan sekarang?”
George: “Mudah saja. Ketakutan meningkatkan seleraku.”---hlm. 41

Hani masih gemetaran ketika menulis ini. Jantung masih berdetak cepat, adrenalin membanjir, dan keringat dingin mengucur deras. Maaf agak lebay, tapi hal itu sepenuhnya benar. Sejauh ini, buku ketiga seri Lockwood & Co. adalah yang terbaik. Hani sangat menyukainya.

Buku ini seperti kumpulan kasus karena Lockwood dan kawan-kawan mengerjakan banyak kasus di dalamnya. Tapi yang menarik adalah perkembangan karakternya sepanjang cerita. Banyak rahasia terungkap dan di tengah kesibukan mereka mengangani kasus, mereka juga harus menghadapi berbagai perubahan.

Alurnya cukup cepat dan cerita berkembang pasti. Walaupun sudah mulai terbiasa dengan penampakan hantu dan aktivitas supernatural yang dideskripsikan dalam buku, perasaan tegang dan ngeri yang muncul tak bisa dihindari. Apalagi ditambah dengan penggunaan sudut pandang orang pertama, yaitu Lucy sebagai narator, kengeriannya terasa lebih nyata. Tapi di tengah kengerian dan ketegangan, penulis masih bisa memberikan humor pendek dan sarkasme di mana-mana yang bisa mencairkan suasana.

Hani masih sangat menyukai Lucy #TeamLucy, dan di sini, karakter Lucy berkembang pesat. Ia agak emosional, tapi semua tindakannya cukup masuk akal. Si tengkorak hantu semakin cerewet dan menjadi semacam agen tak resmi Lockwood & Co. Lockwood agak sulit ditebak perangainya di sini, dan walaupun sudah ada penjelasan sedikit, Hani masih merasa kalau Lockwood susah dipahami (dasar cowok :P). George menunjukkan perubahan yang mengesankan dengan kemampuan merisetnya yang luar biasa, setelah di buku kedua ia sangat menjengkelkan. Lalu ada anggota baru di Lockwood & Co. yaitu Holly Munro yang memicu perubahan drastis. Hani tidak terlalu menyukainya, tapi keberadaannya penting untuk perkembangan cerita.

Adanya Kipps dan timnya serta Flo (si pedagang relik yang kemunculan pertamanya ada di buku kedua) juga membuat cerita semakin seru. Setelah buku kedua, Kipps tidak terlalu payah. Menurut Hani, dia justru orang yang paling berani di kalangan agen operatif pengusir hantu karena ia masih tetap turun ke lapangan walaupun Bakatnya sudah meredup. Selain hantu, Lockwood & Co. jadi punya beberapa musuh dan agensi pengusir hantu secara keseluruhan sedang terancam. Pokoknya pembaca jadi sulit menebak cerita akan berkembang ke arah mana.

Penulis banyak menyuguhkan pengalaman baca yang fantastis: ketegangan yang tinggi, emosi yang campur aduk, serta rasa penasaran yang tak tertahankan. Banyak yang tidak menyukai akhir ceritanya. Tapi bagi Hani, akhir ceritanya malah sangat menarik. Masih ada banyak hal yang perlu dijelaskan, dan menurut Hani, penulis harus membuat buku selanjutnya. Untungnya buku selanjutnya sudah terbit, tapi Hani akan menunggu versi terjemahannya saja.

Terjemahan buku ini oke dan konsisten, walaupun masih terdapat beberapa typo. Covernya lebih bagus daripada buku kedua, tapi nggak seseram buku pertama. Tapi setelah membaca seluruh ceritanya, covernya jadi berlipat ganda seramnya, entah kenapa. Hiiiiyy… Membaca buku ini jadi berulang kali mengingatkan Hani bahwa kematian itu pasti datang, hanya tak tahu kapan…

Aku melihat gadis yang dulu dalam diriku, ketika aku pertama kali menginjakkan kaki di London, dan diriku kini sebagai seorang operatif, gadis yang bicara dengan hantu. Lebih dari sekedar bicara; aku mengerti hasrat mereka.---Lucy Carlyle

View all my reviews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar