Penulis: Julia Quinn (2003)
E-book, English edition, 372 pages
My GR rating: 4/5
Blurb:
Sir Phillip knew from his correspondence with his dead
wife's distant cousin that Eloise Bridgerton was a spinster, and so he'd
proposed, figuring that she'd be homely and unassuming, and more than a little
desperate for an offer of marriage. Except . . . she wasn't. The beautiful
woman on his doorstep was anything but quiet, and when she stopped talking long
enough to close her mouth, all he wanted to do was kiss her...
Eloise Bridgerton couldn't marry a man she had never
met! But then she started thinking... and wondering... and before she knew it,
she was in a hired carriage in the middle of the night, on her way to meet the
man she hoped might be her perfect match. Except... he wasn't. Her perfect
husband wouldn't be so moody and ill-mannered. And he certainly should have
mentioned that he had two young - and decidedly unruly - children, as much in
need of a mother as Phillip is in need of a wife.
Review:
“Until
you’ve lived through all that, don’t ever complain about what we have. Because
to me… this—us—is heaven and I can’t bear to hear you say otherwise.”
---Phillip
Crane
Setelah Colin, aku nggak terlalu bersemangat membaca
lanjutan seri ini. Sebetulnya akhir cerita Colin sedikit menyinggung cerita
selanjutnya, menyangkut Eloise. Karena karakter Daphne agak ‘tenggelam’
dibandingkan dengan ketiga kakak cowoknya, aku pun merasa mungkin Eloise juga
nggak terlalu menarik. Tapi ternyata aku salah.
Eloise yang cerewet dan tomboy ini ternyata lebih lasak daripada Daphne. Pasangan Eloise, sang baron Sir Phillip Crane adalah orang yang berkebalikan 180 derajat dengannya. Gimana mereka bisa ketemu coba? Ternyata mereka nggak ketemu langsung, tapi lewat surat. Phillip adalah duda dua anak kembar cewek-cowok. Istrinya adalah sepupu Eloise yang sudah meninggal setahun sebelumnya. Eloise mengirim surat ucapan belasungkawa kepada Phillip yang berlanjut pada korespondensi mereka selama setahun. Sir Phillip tanpa ragu mengundang Eloise untuk berkunjung ke kediamannya. Eloise awalnya ragu, jadi ia tak menulis surat balasan. Tapi tiba-tiba ia memutuskan untuk langsung datang tanpa mengabari.
Phillip terkejut karena Eloise tak seperti dugaannya,
dan Eloise juga terkejut bertemu Phillip dengan alasan yang sama. Maka,
terjadilah awkward moments, tapi
Eloise yang cerewet pintar juga mencairkan suasana.
Phillip orangnya sangat kaku, tapi dibandingkan dengan
karakter cowok di buku-buku sebelumnya, Phillip adalah karakter yang paling
‘lurus’ dan jujur. Adanya dua anak Phillip dari pernikahan sebelumnya yang
sangat badung ini membuat ceritanya menarik. Eloise yang juga badung ditantang
untuk menghadapi mereka berdua. Interaksi Eloise dan si kembar sangat menarik
untuk diikuti, apalagi sweet moments
tentang mereka ada banyak. Konfliknya lebih mengarah ke keluarga, bukan melulu romance.
Phillip adalah orang yang nggak bahagia selama
bertahun-tahun. Aku kasihan sama Phillip, tapi sangsi juga dengan Eloise,
apakah dia mampu bertahan dengan Phillip? Eloise kan tumbuh di keluarga
bahagia. Banyak penyesuaian yang harus dilakukan, dan mereka berdua perlu
bekerja sama untuk membangun keluarga yang bahagia. Pasangan Phillip-Eloise ini
cukup likeable. Adegan favoritku
adalah sewaktu Phillip dikepung oleh 4 cowok Bridgerton sekaligus: Anthony,
Benedict, Colin, dan Gregory yang menyerbu rumahnya. Ckckck, kasihan sekali
Phillip. Gimana dia menghadapinya, ya? Yang jelas, adegan itu membuatku
cekikikan. Hihihihi…
Sepertinya hisrom nggak lengkap kalau nggak ada hot scene, ya. Lama-lama kebal juga nih,
hahaha. Cerita ini cukup menghibur sebagai selingan di kala bosan karena cepat
selesai dan mudah dicerna. Kuberi 4 bintang untuk kisah ini karena tema family-nya yang sweet dan bisa membuatku
berkaca-kaca.
Eloise:
“Which one do you want, a wife or a mother?”
Phillip:
“Both. I should think that was obvious.”
Eloise:
“Which one to you want more?”
Phillip:
“I’m sorry, but I don’t know how to separate the two.”
Komentar
Posting Komentar