[Book Review] Charlotte Holmes #1: A Study in Charlotte by Brittany Cavallaro

A Study in Charlotte A Study in Charlotte (Charlotte Holmes #1) by Brittany Cavallaro
Published: 2016
E-book, English edition, 321 pages
My rating: 4 of 5 stars
★★★★☆

Blurb:

The last thing Jamie Watson wants is a rugby scholarship to Sherringford, a Connecticut prep school just an hour away from his estranged father. But that’s not the only complication: Sherringford is also home to Charlotte Holmes, the famous detective’s great-great-great-granddaughter, who has inherited not only Sherlock’s genius but also his volatile temperament. From everything Jamie has heard about Charlotte, it seems safer to admire her from afar.

From the moment they meet, there’s a tense energy between them, and they seem more destined to be rivals than anything else. But when a Sherringford student dies under suspicious circumstances, ripped straight from the most terrifying of the Sherlock Holmes stories, Jamie can no longer afford to keep his distance. Jamie and Charlotte are being framed for murder, and only Charlotte can clear their names. But danger is mounting and nowhere is safe—and the only people they can trust are each other.

Trigger warning: drugs, sexual assault.
Peringatan: obat-obatan terlarang, kekerasan seksual.

Review:

Cerita tentang Holmes dan Watson ada banyak sekali yang beredar dan diceritakan dalam berbagai versi. Versi yang ini sangat khas young-adult. Dan modern. Tentang keturunan mereka yang masih muda, yaitu Holmes dan Watson versi anak sekolahan. Bedanya, Holmes di sini perempuan.

James ‘Jamie’ Watson adalah keturunan Dr. John Watson dan Charlotte Holmes adalah keturunan Sherlock Holmes. Mereka hidup di abad ke-21 dan bersekolah di sekolah yang sama. Sayangnya pertemuan mereka sama sekali tidak biasa. Mereka berdua dipertemukan oleh tragedi. Salah seorang teman sekolah mereka ditemukan tewas. Dan mereka berdua adalah tertuduh.

Awalnya agak sulit membayangkan karakternya. Aku masih terbayang karakter Holmes dan Watson yang ditulis oleh penciptanya, Sir Arthur Conan Doyle. Penulisnya seperti memang sengaja membuat banyak persamaan. Memang banyak kesamaan antara Charlotte dan Sherlock serta Jamie dan John, tapi banyak pula berbedanya. Yang paling jelas adalah Charlotte perempuan. Tapi Charlotte tidak sesarkastik dan sesombong Sherlock.

Jamie juga digambarkan lebih tangguh dari pada John, lebih sweet, tapi tidak selugu John. Aku awalnya sempat berpikir kalau karakter Jamie dan Charlotte sebetulnya kebalik gender-nya. Charlotte yang kaku dan seperti prajurit lebih cocok kalau dia laki-laki dan Jamie yang sweet lebih cocok jadi perempuan. Tapi tidak. Seiring dengan berkembangnya cerita, mereka lebih cocok apa adanya seperti yang digambarkan.

Itu semua oke. Kalau terlalu sama malah akan membuatnya membosankan. Tapi ada hal yang agak mengganggu. Latar ceritanya agak terlalu dark untuk young-adult. Aku sampai berpikir kalau Holmes dan Watson salah umur. Lebih cocok kalau mereka sedikit lebih tua. But I will overlook this, since the story is pretty interesting.

Karena ini young-adult, aku tidak berharap ceritanya bakal cepat selesai seperti tulisan Sir Arthur. Ceritanya cukup panjang, tapi detail dan penggalian masalahnya lebih dalam. Tokohnya juga dibangun dengan baik, emosinya lebih banyak digali, dan karakternya berkembang sepanjang cerita.

Penulisan ceritanya berbeda dengan tipe penulisan Sir Arthur. Rasanya lebih segar. Walaupun masih ada beberapa bagian yang agak mirip atau sengaja dimiripkan baik tipe tulisan, penokohan, maupun jalan ceritanya. Mungkin untuk menegaskan kalau Jamie dan Charlotte memang keturunan John dan Sherlock.

Misterinya standar. Kasusnya memang ekstrim, tapi pemecahannya sederhana. Soalnya, aku bisa menebak pemecahannya. Tapi bukan itu poin pentingnya. Hal yang ditonjolkan adalah pembangunan latarnya, petualangannya, serta chemistry para tokohnya. Penulis berhasil membangun latar yang solid. Petualangannya juga cukup mengasyikkan. Dan chemistry tokohnya juga ‘dapet’ banget.

Penulis memberikan akhir yang terbuka, tapi tidak menggantung. Buku ini bisa sebagai standalone, tapi juga bisa memberi petunjuk adanya buku selanjutnya. Aku cukup puas dengan buku ini sebagai standalone. Tapi jika memang akan dibuat kasus selanjutnya, aku berharap misterinya bisa lebih seru. Dan kalau ada yang bilang ‘Jamie and Charlotte are adorable’, aku setuju.

View all my reviews

Tentang penulis:

Brittany Cavallaro is a poet, fiction writer, and old school Sherlockian. She is the New York Times bestselling author of the Charlotte Holmes novels from HarperCollins/Katherine Tegen Books, including A STUDY IN CHARLOTTE, THE LAST OF AUGUST, and THE CASE FOR JAMIE (forthcoming in March 2018). She's also the author of the poetry collection GIRL-KING (University of Akron) and is the recipient of a National Endowment for the Arts fellowship. She earned her BA in literature from Middlebury College and her MFA in poetry from the University of Wisconsin-Madison. She lives in Michigan with her husband, cat, dog, and collection of deerstalker caps.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar