[Book Review] May Bird dan Ever After oleh Jody Lynn Anderson

Judul: May Bird dan Ever After
Judul Asli: May Bird and The Ever After
Penulis: Jody Lynn Anderson (2003)
Translator: Debbie J. Christ & Reita Ariyanti
Editor: Asti Aemilia
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2011
ISBN: 9789792271676

"Tapi aku tak punya sahabat..." bisik May, malu.
"Kau punya lebih dari yang kaupikir."
- hlm 140 -

Tinggal di hutan memang tidak nyaman bagi sebagian orang, tapi hutan Briery Swamp benar-benar surga bagi May Bird. Di sana, dia aman dari anak-anak tukang ejek yang tak bisa memahami sifatnya. Di hutan itu, May adalah putri pejuang, dan kucingnya, Pus Muram, adalah pendampingnya yang pemberani.

Hingga May tercebur di danau.



Ketika keluar, May tiba-tiba berada di dunia yang benar-benar bukan surganya. Bahkan, Orang Hidup jarang sekali terlihat. Di sana, seluruh penjuru kota berpendar biru, dengan langit penuh bintang yang melesat, dan penduduknya berjalan menembus tembok. Hanya Kitab Kematian yang menyimpan jawaban atas segala hal di alam semesta itu. Dan, jika kehadiran May diketahui, Bo Cleevil akan membinasakannya. May Bird harus segera keluar dari kota itu. Secepatnya.

May Bird adalah seorang anak berusia 10 tahun yang menurutnya tidak memiliki teman. Di rumah, ia ditemani oleh Pus Muram, kucingnya, yang sebelum ia tercebur ke danau, dibencinya. Tapi dalam usahanya keluar dari Ever After, ia tak menyadari bahwa sebetulnya ia memiliki teman di luar dugaannya.

Petualangan di Ever After tidak menyenangkan, karena berkali-kali diingatkan akan kematian. Tapi petualangan May menarik untuk diikuti. Berhasilkah May keluar dari Ever After? Sayangnya aku tersendat-sendat dalam membaca buku ini. Banyak sekali istilah yang tidak umum, misalnya Hantu Pengendus, Anjing Momok yang jadi kendaraan Bogeyman, ghouls, yang harus dijelaskan panjang lebar dan jadi agak membosankan. Untuk anak-anak Amerika mungkin hal itu merupakan hantu-hantu umum di sana. Tapi hantu-hantu umum di Indonesia jelas berbeda, jadi aku kurang bisa mengingat hantu macam apa yang ini, dan hantu seperti apa yang itu, mana musuh dan mana teman. Deskripnya sebetulnya detail dan bagus karena bisa langsung terbayang, dan pada bagian-bagian yang menjijikkan betul-betul 'yikes'!

Walaupun demikian, ada pesan-pesan yang tersembunyi dalam kisah ini. Kau mungkin tak sadar ada berapa orang yang menganggapmu teman, tapi mereka selalu ada di sisimu, seperti apa pun mereka. May yang merasa tidak punya teman di dunianya dan merasa tak pernah dibutuhkan tiba-tiba dicari oleh makhluk dunia lain. Ia kemudian bisa kembali melihat makhluk-makhluk tak kasat mata yang menghuni rumahnya. Salah satunya Pumpkin, si hantu rumah yang telah mengenal May sejak ia lahir. May mulanya tidak suka Pumpkin karena ia lamban, penakut, dan kurang bisa mengenal situasi. Tapi pada saat-saat genting, Pumpkin selalu sigap menolong May tanpa diminta. Pus Muram, yang juga dibenci May, masih setia mencari May ketika keduanya tersesat di Ever After. Pus Muram adalah kucing yang setia, walaupun hanya memiliki sedikit rambut sampai seringkali dibilang gundul. Sepertinya Pus Muram adalah kucing jenis sphynx yang hanya memiliki rambut tipis. Pengen deh, punya kucing setia seperti Pus Muram, soalnya di rumah kucingku super jail dan suka gigit jempol kaki.

Ada pula saat-saat ketika May merasa sendirian dan ditinggalkan, ia mulai menyesal karena ia sebetulnya memiliki ibu yang baik, dan kawan yang setia, yaitu Pus Muram, tapi hanya karena kawan sekolahnya banyak mengejeknya ia jadi melupakan apa yang telah dimilikinya sejak lama. Diperlukan petualangan sepanjang ini untuk menyadarkannya. Di akhir buku ini pun, ternyata petualangannya belum berakhir. Gambar peta yang tercantum dalam buku ini juga hanya menggambarkan sebagian kecil dari Ever After. Aku juga jadi penasaran dengan akhir kisah petualangan May, jadi semoga kisah selanjutnya bisa lebih seru.

Tentang Penulis:
Jody Lynn Anderson
I write books about vaguely magical peach orchards, resorts in the afterlife, enigmatic island princesses beloved by Tinkerbell, and...civics! I was an awkward and strange child who kept lots of secrets. Now I live with a sweet Basenji dog named Peanut who loves to eat shoes, and a sweet husband who is good at all the things I'm bad at, like being organized and thinking things through. I've loved writing and reading about mythical and strange things since I can remember...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar