Hallowe'en Party - Pesta Halloween oleh Agatha Christie
Penerjemah: Lily Wibisono
Format 335 pages, Paperback and E-book by Google PlayBook, edisi terjemahan Bahasa Indonesia
Published October 29, 2018 by Gramedia Pustaka Utama
My rating: 4 of 5 stars
★★★★☆
Buddy read seru juga ya.. tapi pas di Twitter pun aku berhati-hati biar review temen lain yang udah selesai baca duluan nggak kebaca, biar kejutannya tetap kerasa. Habisnya, aku sendiri menduga bakalan lama bacanya karena aku bacanya di sela-sela deadline. Tapi emang lagi pengin baca yang ringan-ringan buat distraksi dikit atau nyari ide nulis. Siapa tahu dengan baca aku jadi punya semangat nulis lagi. Emang ada sih, semangat nulis yang muncul. Nulis review. Hahahahaa...
Sebetulnya aku punya buku ini versi cetaknya, edisi terjemahan Bahasa Indonesia. Tapi karena bukunya ada di rumah, aku bacanya yang versi digital di PlayBook, edisi yang sama.
Kesan setelah selesai bacanya: menurutku, buku ini punya paling banyak trigger warning dari semua judul buku Agatha Christie yang pernah kubaca (walaupun memang belum banyak, sih). Pertama, korbannya. Di blurb sudah disebutkan kalau korbannya berumur 13 tahun. Pembunuhan anak kecil! Di "Pembunuhan di Orient Express" juga ada korban anak kecil, sih. Tapi ada korban orang dewasa juga. Kedua, ada yang menyebutkan kejahatan seksual, padahal korbannya anak kecil?! Kaget banget karena kok tumben sih rada vulgar? Biasanya karena seringkali banyak karakter yang sudah tua dan konservatif, kekejamannya agak di-tone down. Trus ada menyerempet inses pula, kan kaget?! Kalau mudah merasa terganggu, mungkin baca buku lain aja deh.
Aku juga kaget sewaktu aku bisa menebak dengan benar semua pelaku dan cara melakukan kejahatannya, walaupun tebakanku tentang motifnya agak kurang tepat. Yhaa habisnya, motif sebenarnya sensasional banget menurutku. Banyak sekali petunjuk bertebaran, sebanyak karakter yang disebutkan, walaupun nggak semuanya berguna. Seperti misalnya, kematian-kematian yang terjadi di masa lalu, tidak semuanya berhubungan dengan kasus, walaupun sebagian besarnya berhubungan dan terjawab di akhir cerita. Petunjuk yang menguatkan dugaanku adalah ketika Poirot menuliskan empat kata di secarik kertas.
Buku ini sepertinya menyenangkan kalau didengarkan dalam versi audiobook karena banyak sekali dialog panjang. Kalau dibaca terus, kadang bisa terasa membosankan, tapi kalau didengarkan bisa terasa seperti didongengi. Tapi didongengi kisah mengerikan pembunuhan anak, sih. Haduh, penjahatnya benar-benar keji di sini.
Penutupnya dramatis, seperti kisah yang biasanya ada Mrs. Oliver di dalamnya. Selain itu juga ada Inspektur Spence yang pernah bekerja sama dengan Poirot di kisah Mrs. McGinty Sudah Mati. Sedangkan Mrs. Oliver menyebutkan kasus di Kubur Berkubah, di mana ia membuat permainan pembunuhan yang malah membuat pemeran korbannya mati beneran. Trus Poirot juga menyebutkan kata "Gajah" yang mengingatkanku pada kisah Gajah Selalu Ingat, di mana suatu kasus bermula dari tragedi masa lalu (edit: aku baru sadar kalau buku ini terbit sebelum "gajah", jadi kayaknya nggak mungkin berkaitan, ya). Suatu adegan juga mengingatkan Poirot akan kasus di buku Tugas-Tugas Hercules. Untung saja sih, semuanya sudah kubaca, jadi aku ngerti apa yang dimaksud oleh karakter yang menyebutkannya.
Paling mindblowing adalah pengungkapan rahasia di akhir cerita. Itu aku sama sekali tidak bisa menebaknya. Gara-gara ini, kejahatan yang terjadi menurutku jadi berkali-kali lipat kejamnya, dan bikin tragedinya semakin miris.
Karena aku baca bukunya dalam rangka kepingin nonton filmnya, tujuanku sudah tercapai. Tapi nanti sewaktu nonton filmnya, lebih baik kalau sama sekali tidak menaruh ekspektasi karena dari trailernya saja sudah terasa bedanya. Agak nggak percaya waktu Mbak Ren bilang bukan dari The Pale Horse, tapi karena aku juga belum baca Hallowe'en Party, aku nggak tahu bener/nggaknya. Yhaa soalnya, trailernya bener-bener mengingatkanku sama The Pale Horse, yang kebetulan juga ada Mrs. Oliver. Yah, lihat saja nanti filmnya.
Kalau mau lihat utas bacanya, di sini ya: https://twitter.com/mahdiyanti/status...
View all my reviews
More than seventy detective novels of British writer Dame Agatha Mary Clarissa Christie include The Murder of Roger Ackroyd (1926), and And Then There Were None (1939); she also wrote plays, including The Mousetrap (1952).
This best-selling author of all time wrote 66 crime novels and story collections, fourteen plays, and six novels under a pseudonym in romance. Her books sold more than a billion copies in the English language and a billion in translation. According to Index Translationum, people translated her works into 103 languages at least, the most for an individual author. Of the most enduring figures in crime literature, she created Hercule Poirot and Miss Jane Marple. She atuhored The Mousetrap, the longest-running play in the history of modern theater.
Penerjemah: Lily Wibisono
Format 335 pages, Paperback and E-book by Google PlayBook, edisi terjemahan Bahasa Indonesia
Published October 29, 2018 by Gramedia Pustaka Utama
My rating: 4 of 5 stars
★★★★☆
Blurb:
"Aku pernah melihat pembunuhan!" Joyce berseru yakin. Tapi siapa di pesta Halloween itu yang akan percaya kepada gadis tiga belas tahun yang terkenal suka bohong.
Malam itu juga, Joyce ditemukan berlutut di samping ember berisi apel-apel mengapung. Seseorang membunuhnya. Jelas ada orang di pesta itu yang punya alasan untuk memercayai kebenaran cerita Joyce yang mengejutkan.
Tapi siapa di antara sedikit orang dewasa yang hadir: para ibu, dan bibi, pendeta, dan seorang guru sekolah setempat, yang tega mengubah suatu permainan kanak-kanak menjadi pembunuhan kejam?
Trigger warning: implicit mention of sexual assault on minor and incest, explicit story of child murder.
Peringatan: secara implisit menyebutkan kekerasan seksual pada anak/remaja dan hubungan inses, serta cerita eksplisit tentang pembunuhan anak.
Review:
Ide membaca buku ini sebetulnya muncul setelah aku melihat trailer film Hercule Poirot yang baru, yang diperankan oleh Kenneth Branagh, berjudul Haunting in Venice. Seingatku, tidak ada buku Agatha Christie yang berjudul sama. Pertanyaanku tentang dari buku mana film ini diambil, dijawab oleh Mbak Ren kalau bukunya adalah Hallowe'en Party. Diskusi di Twitter yang dibalas juga oleh Mbak Dion jadi bikin ide untuk buddy read buku ini. Trus Mbak Ratih ikut nimbrung juga, jadi ramai deh.Buddy read seru juga ya.. tapi pas di Twitter pun aku berhati-hati biar review temen lain yang udah selesai baca duluan nggak kebaca, biar kejutannya tetap kerasa. Habisnya, aku sendiri menduga bakalan lama bacanya karena aku bacanya di sela-sela deadline. Tapi emang lagi pengin baca yang ringan-ringan buat distraksi dikit atau nyari ide nulis. Siapa tahu dengan baca aku jadi punya semangat nulis lagi. Emang ada sih, semangat nulis yang muncul. Nulis review. Hahahahaa...
Sebetulnya aku punya buku ini versi cetaknya, edisi terjemahan Bahasa Indonesia. Tapi karena bukunya ada di rumah, aku bacanya yang versi digital di PlayBook, edisi yang sama.
Kesan setelah selesai bacanya: menurutku, buku ini punya paling banyak trigger warning dari semua judul buku Agatha Christie yang pernah kubaca (walaupun memang belum banyak, sih). Pertama, korbannya. Di blurb sudah disebutkan kalau korbannya berumur 13 tahun. Pembunuhan anak kecil! Di "Pembunuhan di Orient Express" juga ada korban anak kecil, sih. Tapi ada korban orang dewasa juga. Kedua, ada yang menyebutkan kejahatan seksual, padahal korbannya anak kecil?! Kaget banget karena kok tumben sih rada vulgar? Biasanya karena seringkali banyak karakter yang sudah tua dan konservatif, kekejamannya agak di-tone down. Trus ada menyerempet inses pula, kan kaget?! Kalau mudah merasa terganggu, mungkin baca buku lain aja deh.
Aku juga kaget sewaktu aku bisa menebak dengan benar semua pelaku dan cara melakukan kejahatannya, walaupun tebakanku tentang motifnya agak kurang tepat. Yhaa habisnya, motif sebenarnya sensasional banget menurutku. Banyak sekali petunjuk bertebaran, sebanyak karakter yang disebutkan, walaupun nggak semuanya berguna. Seperti misalnya, kematian-kematian yang terjadi di masa lalu, tidak semuanya berhubungan dengan kasus, walaupun sebagian besarnya berhubungan dan terjawab di akhir cerita. Petunjuk yang menguatkan dugaanku adalah ketika Poirot menuliskan empat kata di secarik kertas.
Buku ini sepertinya menyenangkan kalau didengarkan dalam versi audiobook karena banyak sekali dialog panjang. Kalau dibaca terus, kadang bisa terasa membosankan, tapi kalau didengarkan bisa terasa seperti didongengi. Tapi didongengi kisah mengerikan pembunuhan anak, sih. Haduh, penjahatnya benar-benar keji di sini.
Penutupnya dramatis, seperti kisah yang biasanya ada Mrs. Oliver di dalamnya. Selain itu juga ada Inspektur Spence yang pernah bekerja sama dengan Poirot di kisah Mrs. McGinty Sudah Mati. Sedangkan Mrs. Oliver menyebutkan kasus di Kubur Berkubah, di mana ia membuat permainan pembunuhan yang malah membuat pemeran korbannya mati beneran. Trus Poirot juga menyebutkan kata "Gajah" yang mengingatkanku pada kisah Gajah Selalu Ingat, di mana suatu kasus bermula dari tragedi masa lalu (edit: aku baru sadar kalau buku ini terbit sebelum "gajah", jadi kayaknya nggak mungkin berkaitan, ya). Suatu adegan juga mengingatkan Poirot akan kasus di buku Tugas-Tugas Hercules. Untung saja sih, semuanya sudah kubaca, jadi aku ngerti apa yang dimaksud oleh karakter yang menyebutkannya.
Paling mindblowing adalah pengungkapan rahasia di akhir cerita. Itu aku sama sekali tidak bisa menebaknya. Gara-gara ini, kejahatan yang terjadi menurutku jadi berkali-kali lipat kejamnya, dan bikin tragedinya semakin miris.
Karena aku baca bukunya dalam rangka kepingin nonton filmnya, tujuanku sudah tercapai. Tapi nanti sewaktu nonton filmnya, lebih baik kalau sama sekali tidak menaruh ekspektasi karena dari trailernya saja sudah terasa bedanya. Agak nggak percaya waktu Mbak Ren bilang bukan dari The Pale Horse, tapi karena aku juga belum baca Hallowe'en Party, aku nggak tahu bener/nggaknya. Yhaa soalnya, trailernya bener-bener mengingatkanku sama The Pale Horse, yang kebetulan juga ada Mrs. Oliver. Yah, lihat saja nanti filmnya.
Kalau mau lihat utas bacanya, di sini ya: https://twitter.com/mahdiyanti/status...
View all my reviews
Tentang Penulis:
Agatha Christie also wrote romance novels under the pseudonym Mary Westmacott, and was occasionally published under the name Agatha Christie Mallowan.More than seventy detective novels of British writer Dame Agatha Mary Clarissa Christie include The Murder of Roger Ackroyd (1926), and And Then There Were None (1939); she also wrote plays, including The Mousetrap (1952).
This best-selling author of all time wrote 66 crime novels and story collections, fourteen plays, and six novels under a pseudonym in romance. Her books sold more than a billion copies in the English language and a billion in translation. According to Index Translationum, people translated her works into 103 languages at least, the most for an individual author. Of the most enduring figures in crime literature, she created Hercule Poirot and Miss Jane Marple. She atuhored The Mousetrap, the longest-running play in the history of modern theater.