The Man in Black - Pria Bersetelan Hitam oleh Oh Yoonhee
Original title 검은 옷을 입은 남자
English translation by Sean Lin Halbert
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia oleh Lulu Fitri Rahman
Release: July 1, 2022 ©Storytel Original, 1 hour
Language: English (Narrated by Hamish Brown)
Terjemahan Bahasa Indonesia dibacakan oleh Anes Wibowo
My rating 3 of 5 stars
★★★☆☆
Blurb:
English Version:
It's the Joseon dynasty, and a series of corpses have been discovered in the outskirt of the capital near Mt. Inwangsan. All of them have wide open eyes and five long, deep cuts across their chests. But who could be responsible? Gyeong-ho, a body handler from the coroner's office, has no leads until he is approached by a pair of long, flaming yellow eyes.
The tiger in the cover image is taken from the anonymous painting from Joseon Dynasty era, during which this story is set, titled Painting of a Ferocious Tiger (猛虎圖), Accession No. M67, courtesy of the National Museum of Korea.
Versi Bahasa Indonesia:
Dinasti Joseon. Serangkaian mayat ditemukan di pinggiran ibukota dekat Gunung Inwangsan. Semuanya ditemukan dengan mata terbuka lebar dan lima luka panjang di dada mereka. Siapakah pelakunya? Kyoung-ho, pengurus mayat dari kantor koroner, tidak memiliki petunjuk sama sekali... hingga saat dia didekati oleh sepasang mata kuning yang menyala dan tajam.
Ulasan:
Ini buku nggak ada di Goodreads, tapi ya nggak apa-apa lah. Sekarang aku
lebih sering mendengarkan audiobook dari Storytel dan banyak sekali
rekomendasi bacaan yang bagus-bagus.
Awalnya yang bikin tertarik baca buku ini adalah fitur gambar buku terjemahannya dan judulnya dalam Bahasa Indonesia. Pria Bersetelan Hitam. Mirip judul-judul buku karangan Agatha Christie dan langsung mengingatkanku ke salah satu judul bukunya, The Man in a Brown Suit yang diterjemahkan menjadi Pria Bersetelan Coklat (yang bukunya juga belum kubaca *ups).
Setelah membaca judulnya, aku melihat fitur gambar yang menjadi seperti covernya. Pria dengan setelan atau suit berwarna hitam dalam bayanganku adalah seperti dalam film Men in Black yang dibintangi oleh Will Smith dan Tommy Lee Jones, mirip dengan judulnya dalam Bahasa Inggris. Tapi gambarnya malah memperlihatkan siluet orang dengan pakaian tradisional Korea untuk pria. Hmm, menarik sekali, kan?
Judul yang misterius, ditambah fitur gambar yang tidak seperti dugaan, akan membuat siapa pun penasaran dengan isinya. Maka, aku yang penasaran pun kemudian membaca blurb-nya dan semakin tertarik lah aku untuk membacanya. Lihat saja kalimat pertamanya, "Dinasti Joseon". Oh, apakah buku ini akan bercerita tentang kisah misteri yang berlatar belakang di Dinasti Joseon? Wow, pasti seru, nih!
Tapi aku membaca versi Bahasa Inggris terlebih dahulu sebelum versi Bahasa Indonesia. Tentu saja alasannya "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian", yang artinya adalah biarlah aku bersusah-susah dahulu mendengarkan versi Bahasa Inggris yang notabene akan lebih susah karena bukan bahasa pertamaku, barulah mendengarkan versi Bahasa Indonesia yang kukuasai sebagai penutur asli. Padahal kalau dilihat dari gambar cover versi Bahasa Inggris-nya, sejujurnya bakalan kulewatkan saja karena tidak menarik. Hahahaa...
Apakah isinya semisterius judul, gambar, dan sinopsisnya? Yah, bagian awal hingga konflik-konfliknya yang disusun sampai ke klimaks, cukup membuat penasaran dan menarik untuk didengarkan. Sayangnya, bagian penyelesaiannya, menurutku memberikan kesan antiklimaks...
Karena penyusunan konflik yang sangat baik, aku berharap lebih dari penyelesaiannya. Bayangkan, ada kasus pembunuhan di Dinasti Joseon yang tentunya masih terbatas dalam ilmu pengetahuan seperti forensik dan penyelidikan polisi, banyak masyarakat yang mengait-kaitkan kemisteriusan suatu kasus pembunuhan sebagai akibat dari aktivitas supranatural.
Masyarakat Asia jaman dulu (dan mungkin juga sampai sekarang) masih dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional dan klenik yang kental. Penyelidik yang harusnya berakal sehat dan logis, harus melawan arus kepercayaan masyarakat padahal mungkin pengetahuannya sendiri juga terbatas. Ini adalah premis yang sangat menarik.
Selanjutnya, penulis bisa mengarahkan lanjutan ceritanya ke dua pilihan: 1. Tetap mengedepankan logika dengan menceritakan si penyelidik melawan arus anggapan klenik (tapi sepertinya hal ini akan menjadi terlalu biasa dan klise), atau 2. Memasukkan unsur supernatural kebudayaan Korea sambil terus berusaha memecahkan kasus pembunuhan yang terjadi (ini cukup menarik). Penulis memilih pilihan kedua.
Si penyelidik merasa sangat bingung dengan kasus yang terjadi, apakah disebabkan oleh makhluk misterius, ataukah manusia kejam yang meniru legenda urban si makhluk supernatural dalam kebudayaan Korea? Ditambah lagi, ada kemunculan suatu karakter yang sangat misterius dan tidak bisa ditebak siapa dan apa tujuannya, membuat pelik situasi.
Sayang seribu sayang (halah lebay), penyelesaian logika yang sangat kusukai porsinya dibawah penyelesaian klenik. Di suatu titik persimpangan alur, penulis memilih untuk memperberat porsi kleniknya daripada logikanya. Karena itulah aku menyebutnya agak antiklimaks. Selain itu, penyelesaiannya juga agak sedikit terburu-buru.
Namun demikian, cerita yang cukup pendek ini sangat bagus... awalnya. Bagian akhirnya... not so much. Tapi recommended sekali untuk dibaca karena cepat selesai dan cukup page-turning.
Awalnya yang bikin tertarik baca buku ini adalah fitur gambar buku terjemahannya dan judulnya dalam Bahasa Indonesia. Pria Bersetelan Hitam. Mirip judul-judul buku karangan Agatha Christie dan langsung mengingatkanku ke salah satu judul bukunya, The Man in a Brown Suit yang diterjemahkan menjadi Pria Bersetelan Coklat (yang bukunya juga belum kubaca *ups).
Setelah membaca judulnya, aku melihat fitur gambar yang menjadi seperti covernya. Pria dengan setelan atau suit berwarna hitam dalam bayanganku adalah seperti dalam film Men in Black yang dibintangi oleh Will Smith dan Tommy Lee Jones, mirip dengan judulnya dalam Bahasa Inggris. Tapi gambarnya malah memperlihatkan siluet orang dengan pakaian tradisional Korea untuk pria. Hmm, menarik sekali, kan?
Judul yang misterius, ditambah fitur gambar yang tidak seperti dugaan, akan membuat siapa pun penasaran dengan isinya. Maka, aku yang penasaran pun kemudian membaca blurb-nya dan semakin tertarik lah aku untuk membacanya. Lihat saja kalimat pertamanya, "Dinasti Joseon". Oh, apakah buku ini akan bercerita tentang kisah misteri yang berlatar belakang di Dinasti Joseon? Wow, pasti seru, nih!
Tapi aku membaca versi Bahasa Inggris terlebih dahulu sebelum versi Bahasa Indonesia. Tentu saja alasannya "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian", yang artinya adalah biarlah aku bersusah-susah dahulu mendengarkan versi Bahasa Inggris yang notabene akan lebih susah karena bukan bahasa pertamaku, barulah mendengarkan versi Bahasa Indonesia yang kukuasai sebagai penutur asli. Padahal kalau dilihat dari gambar cover versi Bahasa Inggris-nya, sejujurnya bakalan kulewatkan saja karena tidak menarik. Hahahaa...
Apakah isinya semisterius judul, gambar, dan sinopsisnya? Yah, bagian awal hingga konflik-konfliknya yang disusun sampai ke klimaks, cukup membuat penasaran dan menarik untuk didengarkan. Sayangnya, bagian penyelesaiannya, menurutku memberikan kesan antiklimaks...
Karena penyusunan konflik yang sangat baik, aku berharap lebih dari penyelesaiannya. Bayangkan, ada kasus pembunuhan di Dinasti Joseon yang tentunya masih terbatas dalam ilmu pengetahuan seperti forensik dan penyelidikan polisi, banyak masyarakat yang mengait-kaitkan kemisteriusan suatu kasus pembunuhan sebagai akibat dari aktivitas supranatural.
Masyarakat Asia jaman dulu (dan mungkin juga sampai sekarang) masih dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional dan klenik yang kental. Penyelidik yang harusnya berakal sehat dan logis, harus melawan arus kepercayaan masyarakat padahal mungkin pengetahuannya sendiri juga terbatas. Ini adalah premis yang sangat menarik.
Selanjutnya, penulis bisa mengarahkan lanjutan ceritanya ke dua pilihan: 1. Tetap mengedepankan logika dengan menceritakan si penyelidik melawan arus anggapan klenik (tapi sepertinya hal ini akan menjadi terlalu biasa dan klise), atau 2. Memasukkan unsur supernatural kebudayaan Korea sambil terus berusaha memecahkan kasus pembunuhan yang terjadi (ini cukup menarik). Penulis memilih pilihan kedua.
Si penyelidik merasa sangat bingung dengan kasus yang terjadi, apakah disebabkan oleh makhluk misterius, ataukah manusia kejam yang meniru legenda urban si makhluk supernatural dalam kebudayaan Korea? Ditambah lagi, ada kemunculan suatu karakter yang sangat misterius dan tidak bisa ditebak siapa dan apa tujuannya, membuat pelik situasi.
Sayang seribu sayang (halah lebay), penyelesaian logika yang sangat kusukai porsinya dibawah penyelesaian klenik. Di suatu titik persimpangan alur, penulis memilih untuk memperberat porsi kleniknya daripada logikanya. Karena itulah aku menyebutnya agak antiklimaks. Selain itu, penyelesaiannya juga agak sedikit terburu-buru.
Namun demikian, cerita yang cukup pendek ini sangat bagus... awalnya. Bagian akhirnya... not so much. Tapi recommended sekali untuk dibaca karena cepat selesai dan cukup page-turning.