goodreads |
Penulis: Bobby Hardika
Editor: Ratna Susanti
Desain Sampul: Agus Sudiyanto
Penerbit: .Salang ([dot]Salang) Lini
Penerbit SAHABAT (2012)
Edisi
Bahasa Indonesia, Softcover, 200 hlm.
Ben, yang
sedari tadi menguping pembicaraan Shin Ji Soo dan Kang Rae Bin berubah tegang.
Bukan karena takut kalau dia sedang mengintai mereka berdua. Melainkan takut
kalau kentut yang sedang dia tahan sekuat tenaga, tiba-tiba keluar dengan suara
yang nyaring. Sehingga bisa membuat dirinya ketahuan.
Ben mengatur nafasnya. Dia membasuh keringatnya yang mulai mengucur. Dan...
PSSTTTT..
Dia kembali berhasil kentut tanpa suara nyaring. Wajahnya menunjukkan ekspresi kelegaan. Sekarang dia bisa kembali fokus menginttai Shin Ji Soo dan Kang Rae Bin. Yang selanjutnya terjadi adalah, Shin dan Rae malah beradu pandang dan berdebat satu sama lain.
"Kamu kentut Rae?"
"Saya tidak kentut, Boss! Sumpah! Boss mungkin yang kentut."
"Kamu berani menuduh saya? Kurang ajar! Saya kalau kentut tidak sebau ini!" Bentak Shin lalu menutup rapat hidungnya.
"Lalu, siapa yang kentut, Boss?"
"Entahlah. Sekarang kita harus segera pergi. Saya rasa taman ini angker."
Ben mengatur nafasnya. Dia membasuh keringatnya yang mulai mengucur. Dan...
PSSTTTT..
Dia kembali berhasil kentut tanpa suara nyaring. Wajahnya menunjukkan ekspresi kelegaan. Sekarang dia bisa kembali fokus menginttai Shin Ji Soo dan Kang Rae Bin. Yang selanjutnya terjadi adalah, Shin dan Rae malah beradu pandang dan berdebat satu sama lain.
"Kamu kentut Rae?"
"Saya tidak kentut, Boss! Sumpah! Boss mungkin yang kentut."
"Kamu berani menuduh saya? Kurang ajar! Saya kalau kentut tidak sebau ini!" Bentak Shin lalu menutup rapat hidungnya.
"Lalu, siapa yang kentut, Boss?"
"Entahlah. Sekarang kita harus segera pergi. Saya rasa taman ini angker."
Ujar Shin lalu pergi bersama Rae dan menjauhi Ben yang terlihat sangat menyesal karena berkat kentutnya, target yang diincar kabur begitu saja. Tapi setidaknya, aroma kentut Ben tidak membuatnya ketahuan. Kalau ketahuan, dia pasti akan mati dengan sebuah peluru bersarang di pantatnya.
Komentar:
Hahahaaa... Kukasih jempol buat buku ini
karena mengocok perut!