Theodore Boone: The Abduction by John Grisham (Theodore Boone #2)
Format: 256 pages, E-book by Google Playbook
Published: April 24, 2012 by Puffin Books
Language: English
My rating: 3 of 5 stars
★★★☆☆
1. Aku udah lama banget baca buku pertamanya, dan sebelum baca buku kedua ini, aku nggak baca ulang buku sebelumnya. Mungkin karena itulah banyak detail yang lupa. Tapi seingatku, buku pertamanya juga kurang "nendang" walaupun bisa dimaklumi.
2. Legal-thriller karya John Grisham yang lain punya lebih banyak aksi yang menegangkan, makanya ketika baca Theo Boone, aku memiliki ekspektasi yang sama. Tapi aku lupa kalau sasaran pembaca seri Theo Boone adalah remaja, jadi penulis menyesuaikan nuansa bacaan ini dengan pembacanya. Selain itu, buku pertama sebuah seri memang biasanya perlu lebih banyak detail deskripsi agar pembaca bisa memahami karakter tokoh utama dan kebiasaannya supaya bisa melekat sampai buku selanjutnya, sehingga kurangnya aksi bisa dimaklumi.
3. Di buku kedua, ketika aku mengharapkan lebih banyak aksi setelah diiming-imingi cuplikannya sedikit di akhir buku pertama, ternyata aksinya tidak sebanyak yang diharapkan. Lagi-lagi, aku lupa kalau sasaran pembacanya adalah remaja. Mungkin penulis juga tidak ingin menyesatkan pembaca muda dengan melanggar aturan orang tua dan masyarakat. Apalagi tema yang diusung adalah hukum. Apa jadinya jika penegak hukum melanggar peraturan? Theo Boone sendiri bercita-cita untuk menjadi praktisi hukum seperti kedua orang tuanya. Dia sangat berhati-hati dalam bertindak dan berusaha untuk mempraktikkan hukum dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah, aksi yang diberikan penulis disesuaikan dengan usia karakter utamanya yang masih remaja, sehingga bagiku terkesan "melempem". Kalau tidak ada ekspektasi, sebetulnya buku ini bagus, kok.
Walaupun salah ekspektasi, membaca buku ini cukup menyegarkan. Istilah-istilah hukumnya cukup bisa dipahami pembaca muda. Bagian favoritku adalah ketika Theo membela burung kakak tua peliharaan kawannya yang dituntut. Di sini aku sangat mengagumi kebolehan Theo menjadi calon pengacara, walaupun di pengadilan dia mengaku hanya menjadi konsultan hukum kawannya yang imigran, yang mungkin tidak memahami hukum Amerika Serikat. Theo memang bocah teladan.
Bagian akhirnya cukup antiklimaks seperti petasan "mejen". Aku lumayan bisa menduga alasan hilangnya kawan masa kecil Theo, yang tebakanku adalah kesalahpahaman semata. Tapi buku ini memberikan penjelasan yang cukup memuaskan bahwa intensi orang dewasa belum tentu bisa dipahami oleh anak kecil, dan bisa mengakibatkan kesalahpahaman yang fatal, bahkan hingga merembet ke ranah hukum. Hubungan keluarga yang tidak harmonis juga memberikan dampak yang cukup serius terhadap perkembangan mental dan emosional anak. Buku ini memberikan pelajaran yang cukup berharga bagiku. Lanjut buku ketiga? Yes!
Aku membaca buku pertamanya dalam edisi aslinya yang berbahasa Inggris dan waktu itu aku memang sedang punya niat kuat untuk membuat resensi berbahasa Inggris juga. Tapi untuk yang ini aku sedang tidak bisa berpikir cepat dalam Bahasa Inggris, jadi aku membuat resensi dalam Bahasa Indonesia walaupun aku membaca bukunya dalam edisi berbahasa Inggris. Udah, iyain aja.
View all my reviews
Grisham is a two-time winner of the Harper Lee Prize for Legal Fiction and was honored with the Library of Congress Creative Achievement Award for Fiction.
When he's not writing, Grisham serves on the board of directors of the Innocence Project and of Centurion Ministries, two national organizations dedicated to exonerating those who have been wrongfully convicted. Much of his fiction explores deep-seated problems in our criminal justice system.
John lives on a farm in central Virginia.
Format: 256 pages, E-book by Google Playbook
Published: April 24, 2012 by Puffin Books
Language: English
My rating: 3 of 5 stars
★★★☆☆
Blurb:
When we last saw Theo Boone, he ensured that justice was served by uncovering evidence that kept a guilty man off of the streets. Hot off this high-profile murder trial, thirteen-year-old Theo is still dispensing legal advice to friends and teachers. But just when it seems as if his life has calmed down and gone back to the status quo, a new legal mystery comes to town, and this time it's personal.
Review:
Buku kedua seri Theo Boone ini ternyata lebih "melempem" dari dugaan. Mungkin ekspektasiku ketinggian. Bisa jadi hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:1. Aku udah lama banget baca buku pertamanya, dan sebelum baca buku kedua ini, aku nggak baca ulang buku sebelumnya. Mungkin karena itulah banyak detail yang lupa. Tapi seingatku, buku pertamanya juga kurang "nendang" walaupun bisa dimaklumi.
2. Legal-thriller karya John Grisham yang lain punya lebih banyak aksi yang menegangkan, makanya ketika baca Theo Boone, aku memiliki ekspektasi yang sama. Tapi aku lupa kalau sasaran pembaca seri Theo Boone adalah remaja, jadi penulis menyesuaikan nuansa bacaan ini dengan pembacanya. Selain itu, buku pertama sebuah seri memang biasanya perlu lebih banyak detail deskripsi agar pembaca bisa memahami karakter tokoh utama dan kebiasaannya supaya bisa melekat sampai buku selanjutnya, sehingga kurangnya aksi bisa dimaklumi.
3. Di buku kedua, ketika aku mengharapkan lebih banyak aksi setelah diiming-imingi cuplikannya sedikit di akhir buku pertama, ternyata aksinya tidak sebanyak yang diharapkan. Lagi-lagi, aku lupa kalau sasaran pembacanya adalah remaja. Mungkin penulis juga tidak ingin menyesatkan pembaca muda dengan melanggar aturan orang tua dan masyarakat. Apalagi tema yang diusung adalah hukum. Apa jadinya jika penegak hukum melanggar peraturan? Theo Boone sendiri bercita-cita untuk menjadi praktisi hukum seperti kedua orang tuanya. Dia sangat berhati-hati dalam bertindak dan berusaha untuk mempraktikkan hukum dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah, aksi yang diberikan penulis disesuaikan dengan usia karakter utamanya yang masih remaja, sehingga bagiku terkesan "melempem". Kalau tidak ada ekspektasi, sebetulnya buku ini bagus, kok.
Walaupun salah ekspektasi, membaca buku ini cukup menyegarkan. Istilah-istilah hukumnya cukup bisa dipahami pembaca muda. Bagian favoritku adalah ketika Theo membela burung kakak tua peliharaan kawannya yang dituntut. Di sini aku sangat mengagumi kebolehan Theo menjadi calon pengacara, walaupun di pengadilan dia mengaku hanya menjadi konsultan hukum kawannya yang imigran, yang mungkin tidak memahami hukum Amerika Serikat. Theo memang bocah teladan.
Bagian akhirnya cukup antiklimaks seperti petasan "mejen". Aku lumayan bisa menduga alasan hilangnya kawan masa kecil Theo, yang tebakanku adalah kesalahpahaman semata. Tapi buku ini memberikan penjelasan yang cukup memuaskan bahwa intensi orang dewasa belum tentu bisa dipahami oleh anak kecil, dan bisa mengakibatkan kesalahpahaman yang fatal, bahkan hingga merembet ke ranah hukum. Hubungan keluarga yang tidak harmonis juga memberikan dampak yang cukup serius terhadap perkembangan mental dan emosional anak. Buku ini memberikan pelajaran yang cukup berharga bagiku. Lanjut buku ketiga? Yes!
Aku membaca buku pertamanya dalam edisi aslinya yang berbahasa Inggris dan waktu itu aku memang sedang punya niat kuat untuk membuat resensi berbahasa Inggris juga. Tapi untuk yang ini aku sedang tidak bisa berpikir cepat dalam Bahasa Inggris, jadi aku membuat resensi dalam Bahasa Indonesia walaupun aku membaca bukunya dalam edisi berbahasa Inggris. Udah, iyain aja.
View all my reviews
Tentang Penulis:
John Grisham is the author of forty-seven consecutive #1 bestsellers, which have been translated into nearly fifty languages. His recent books include The Judge's List, Sooley, and his third Jake Brigance novel, A Time for Mercy, which is being developed by HBO as a limited series.Grisham is a two-time winner of the Harper Lee Prize for Legal Fiction and was honored with the Library of Congress Creative Achievement Award for Fiction.
When he's not writing, Grisham serves on the board of directors of the Innocence Project and of Centurion Ministries, two national organizations dedicated to exonerating those who have been wrongfully convicted. Much of his fiction explores deep-seated problems in our criminal justice system.
John lives on a farm in central Virginia.