Jurassic Park by Michael Crichton
Format: 466 pages, Ebook from Google Playbook
Published: May 14, 2012 by Ballantine Books
Language: English
My rating: 5 of 5 stars
★★★★★
Udah lama banget aku pengin baca buku ini. Walaupun aku udah nonton semua film yang diangkat dari buku ini, mulai dari Jurassic Park 1, 2, dan 3 hingga Jurassic World 1, 2, dan 3 sampai hafal beberapa dialog ikonik, musik latar, bahkan nada dering menyebalkan di Jurassic Park 3 yang membuatku terngiang-ngiang, membaca bukunya memberikan kesan yang berbeda. Tapi hal ini tidak membuatku menganggap bahwa bukunya lebih superior daripada filmnya.
Aku masih sangat menyukai filmnya, terutama Jurassic Park pertama ketika CGI belum berkembang. Studio filmnya membuat replika dinosaurus dalam ukuran sebenarnya dan bukan hanya dengan efek komputer. Hal itulah yang membuatku terkesan dengan film pertamanya karena efek spesial dinosaurus yang terlihat sangat nyata.
Tentu saja aku juga sangat menyukai bukunya. Lebih terasa menegangkan, emosional, dan detail. Adegannya lebih 'sadis' mungkin karena deskripsi serangan dinosaurus yang dijelaskan dengan seksama. Rasanya seperti sedang membaca laporan kerja lapangan yang sangat detail, sehingga sangat memuaskan membacanya.
Bukunya dibuka langsung dengan adanya konflik. Dokter di daerah terpencil di pantai Costa Rica mendapatkan pasien luka parah seperti serangan hewan buas. Di daerah tersebut juga terjadi serangan kadal yang menewaskan balita dan bayi yang baru lahir. Salah satu korban selamat adalah seorang anak kecil yang menggambarkan kadal aneh tersebut. Peneliti mengira bahwa kadal tersebut adalah spesies baru yang keluar dari hutan akibat deforestasi. Setelah mendapatkan spesimen kadal mati, ia mengirimkan sampel ke pusat penelitian penyakit tropis untuk mengetahui penyebab serangan, mengidentifikasi jenisnya, dan mencari solusinya. Kadal misterius ini secara bercanda dikira sebagai dinosaurus oleh salah seorang staf lab, yang kemudian mengirimkan pindaian sinar X kadal tersebut ke seorang paleontolog, Dr. Alan Grant.
Adegan kadal yang menyerang anak kecil tersebut menjadi adegan pembuka di film Jurassic Park 3. Kalau sudah pernah menonton Jurassic Park 1, bagian awalnya sangat mirip dengan adegan dalam buku ini. Setidaknya sampai bagian Nedry mematikan semua listrik dan pagar pengaman. Tapi buku ini memberikan detail yang lebih jelas. Penulisnya bahkan sampai memasukkan grafik dan contoh kode pemrograman dalam bukunya, hingga terasa seperti jurnal. Walaupun begitu, penulis masih tetap konsisten untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga serbatahu ketika membuat cerita dari sudut beberapa karakter.
Selain karakter ikonik Jurassic Park 1 seperti John Hammond, Dr. Alan Grant, Dr. Ellie Sattler, Dr. Ian Malcolm, dan Dr. Henry Wu, karakter sampingan lain seperti Tim, Lex, Nedry, Ed Regis, Arnold, Harding, Muldoon, dan Gennaro juga dijelaskan latar belakangnya sehingga alurnya bisa dibayangkan dengan mudah. Bedanya, dalam film Lex menjadi kakak Tim, sedangkan dalam buku aku menangkap bahwa Tim lebih tua daripada Lex.
Adegan setelah mati listrik menjadi lebih menegangkan dalam bukunya karena ada banyak sekali adegan yang tidak dimasukkan dalam film. Seperti misalnya perjumpaan dengan triceratops kecil, sengaja masuk ke sarang velociraptor, hingga perbedaan karakter yang mati/hidup. Karena perbedaan-perbedaan itulah yang menyebabkan aku tidak bisa menduga akhirnya walaupun sudah pernah menonton filmnya. Di buku aku juga jadi sebal setengah mati dengan John Hammond dan kesal dengan Lex yang manja pada situasi yang tidak tepat.
Bagian akhir buku ini rasanya ditutup dengan terburu-buru dan masih meninggalkan misteri yang belum selesai. Tapi mungkin penulisnya sengaja agar pembaca melanjutkan ke buku selanjutnya, The Lost World. Sepertinya akan seru menyimak lanjutan buku ini.
View all my reviews
Format: 466 pages, Ebook from Google Playbook
Published: May 14, 2012 by Ballantine Books
Language: English
My rating: 5 of 5 stars
★★★★★
Blurb:
An astonishing technique for recovering and cloning dinosaur DNA has been discovered. Now humankind’s most thrilling fantasies have come true. Creatures extinct for eons roam Jurassic Park with their awesome presence and profound mystery, and all the world can visit them—for a price.
Until something goes wrong. . . .
In Jurassic Park, Michael Crichton taps all his mesmerizing talent and scientific brilliance to create his most electrifying technothriller.
Trigger warning: explicit description of blood, mutilation, and predation.
Peringatan: deskripsi eksplisit darah, mutilasi, dan predasi.
Review:
It behaved like an overgrown tortoise. Stupid like that. And slow.Udah lama banget aku pengin baca buku ini. Walaupun aku udah nonton semua film yang diangkat dari buku ini, mulai dari Jurassic Park 1, 2, dan 3 hingga Jurassic World 1, 2, dan 3 sampai hafal beberapa dialog ikonik, musik latar, bahkan nada dering menyebalkan di Jurassic Park 3 yang membuatku terngiang-ngiang, membaca bukunya memberikan kesan yang berbeda. Tapi hal ini tidak membuatku menganggap bahwa bukunya lebih superior daripada filmnya.
Aku masih sangat menyukai filmnya, terutama Jurassic Park pertama ketika CGI belum berkembang. Studio filmnya membuat replika dinosaurus dalam ukuran sebenarnya dan bukan hanya dengan efek komputer. Hal itulah yang membuatku terkesan dengan film pertamanya karena efek spesial dinosaurus yang terlihat sangat nyata.
Tentu saja aku juga sangat menyukai bukunya. Lebih terasa menegangkan, emosional, dan detail. Adegannya lebih 'sadis' mungkin karena deskripsi serangan dinosaurus yang dijelaskan dengan seksama. Rasanya seperti sedang membaca laporan kerja lapangan yang sangat detail, sehingga sangat memuaskan membacanya.
Bukunya dibuka langsung dengan adanya konflik. Dokter di daerah terpencil di pantai Costa Rica mendapatkan pasien luka parah seperti serangan hewan buas. Di daerah tersebut juga terjadi serangan kadal yang menewaskan balita dan bayi yang baru lahir. Salah satu korban selamat adalah seorang anak kecil yang menggambarkan kadal aneh tersebut. Peneliti mengira bahwa kadal tersebut adalah spesies baru yang keluar dari hutan akibat deforestasi. Setelah mendapatkan spesimen kadal mati, ia mengirimkan sampel ke pusat penelitian penyakit tropis untuk mengetahui penyebab serangan, mengidentifikasi jenisnya, dan mencari solusinya. Kadal misterius ini secara bercanda dikira sebagai dinosaurus oleh salah seorang staf lab, yang kemudian mengirimkan pindaian sinar X kadal tersebut ke seorang paleontolog, Dr. Alan Grant.
Adegan kadal yang menyerang anak kecil tersebut menjadi adegan pembuka di film Jurassic Park 3. Kalau sudah pernah menonton Jurassic Park 1, bagian awalnya sangat mirip dengan adegan dalam buku ini. Setidaknya sampai bagian Nedry mematikan semua listrik dan pagar pengaman. Tapi buku ini memberikan detail yang lebih jelas. Penulisnya bahkan sampai memasukkan grafik dan contoh kode pemrograman dalam bukunya, hingga terasa seperti jurnal. Walaupun begitu, penulis masih tetap konsisten untuk menggunakan sudut pandang orang ketiga serbatahu ketika membuat cerita dari sudut beberapa karakter.
Selain karakter ikonik Jurassic Park 1 seperti John Hammond, Dr. Alan Grant, Dr. Ellie Sattler, Dr. Ian Malcolm, dan Dr. Henry Wu, karakter sampingan lain seperti Tim, Lex, Nedry, Ed Regis, Arnold, Harding, Muldoon, dan Gennaro juga dijelaskan latar belakangnya sehingga alurnya bisa dibayangkan dengan mudah. Bedanya, dalam film Lex menjadi kakak Tim, sedangkan dalam buku aku menangkap bahwa Tim lebih tua daripada Lex.
Adegan setelah mati listrik menjadi lebih menegangkan dalam bukunya karena ada banyak sekali adegan yang tidak dimasukkan dalam film. Seperti misalnya perjumpaan dengan triceratops kecil, sengaja masuk ke sarang velociraptor, hingga perbedaan karakter yang mati/hidup. Karena perbedaan-perbedaan itulah yang menyebabkan aku tidak bisa menduga akhirnya walaupun sudah pernah menonton filmnya. Di buku aku juga jadi sebal setengah mati dengan John Hammond dan kesal dengan Lex yang manja pada situasi yang tidak tepat.
Bagian akhir buku ini rasanya ditutup dengan terburu-buru dan masih meninggalkan misteri yang belum selesai. Tapi mungkin penulisnya sengaja agar pembaca melanjutkan ke buku selanjutnya, The Lost World. Sepertinya akan seru menyimak lanjutan buku ini.
View all my reviews