[Book Review] A Dash of Magic oleh Kathryn Littlewood

goodreads
Judul: A Dash of Magic (Bliss Bakery Trilogy #2)
Penulis: Kathryn Littlewood (2013)
Alih bahasa: Sujatrini Liza
Penerbit: Mizan Fantasi (2014)
Paperback, Edisi Bahasa Indonesia, 300 hlm.

Blurb:
Rosemary Bliss rela melakukan apa pun untuk mendapatkan kembali Buku Resep ajaib milik keluarganya. Maka, dia menerima tantangan Bibi Lily untuk mengikuti kompetisi masak internasional di Paris. Jika Rose menang, Bibi Lily akan mengembalikan bukunya. Jika tidak, maka buku itu akan hilang selamanya.

Didampingi keluarganya, kakek buyutnya, seekor kucing sarkastik, dan tikus Prancis, Rose berjuang demi menciptakan masakan spesial yang bisa membuatnya jadi pemenang. Bersama Ty dan Sage, Rose pun berkeliling Paris demi mendapatkan bahan-bahan ajaib: Rahasia Senyum Monalisa, Dentang Lonceng Notre Dame, Bisikan Kekasih, sampai Hujan Murni dari Puncak Eiffel.

Rose harus berjuang demi menciptakan masakan spesial yang bisa membuatnya jadi pemenang. Dia benar-benar tidak boleh kehilangan Bliss Cookery Booke untuk kedua kalinya!

Review:
“Kau harus memenangi Gala des Gateaux Grands.”
---Purdy Bliss

Bliss Cookery Booke dicuri! Rose tidak bisa tinggal diam. Buku itu dicuri oleh orang yang sudah Bliss bersaudara percayai karena Bibi Lily adalah anggota keluarga. Tapi ternyata dia menyalahgunakannya karena akan mengomersilkan ramuan ajaib Lily agar ia terkenal. Padahal Bliss Cookery Booke tidak boleh sembarangan dipakai karena akan mengumbar rahasia tentang sihir pada khalayak.


Rose meminta agar Bliss Cookery Booke dikembalikan. Lalu terjadilah tantangan memasak Gala des Gateaux Grands atau kompetisi masak makanan penutup internasional di Paris antara Rose dan Bibi Lily. Kalau Rose menang, Bibi Lily harus mengembalikan buku itu. Tapi karena musuhnya mempunyai Bliss Cookery Booke, Rose jadi merasa konyol dengan tantangan itu karena pasti sangat sulit untuk menang. Ibunya ingat bahwa ada satu buku lagi, tapi buku itu ditulis dalam bahasa asing hanya bisa dipahami oleh kakek buyut dari kakek buyut Bliss bersaudara, yaitu Balthazar Bliss yang tinggal di Meksiko. Hanya itulah kesempatan Rose untuk menang.

Kita diajak keliling dunia dan membayangkan masakan-masakannya yang lezat. Apalagi ke Paris, surganya makanan lezat tempat diselenggarakannya kompetisi masak internasional ini. Duh, membaca buku ini bikin lapar. Sebetulnya aku sudah menyelesaikan buku ini satu tahun yang lalu, tapi review lengkapnya baru jadi kali ini #ups. Selain membuat perut protes karena bermacam-macam masakan penutup mulut yang menggiurkan, buku ini sangatlah lucu! Lebih lucu dari pada buku pertamanya.

Ty sudah semakin besar dan mulai puber. Tapi semakin besar dia, tingkat narsisnya juga makin bertambah. Sage yang jadi duplikat kakaknya juga makin menjadi-jadi. Ty-Sage cocok satu sama lain. Ty yang suka tebar pesona dan Sage yang suka pamer seringkali membuat geli dengan komentar-komentar mereka yang ajaib. Si kecil Leigh yang tanpa sengaja keracunan bumbu ajaib Lily jadi suka bertingkah dan berkomentar sok dewasa. Sedangkan Rose kadang bikin jengkel karena berkali-kali ingin menempuh ‘jalan pintas’ agar memenangkan kompetisi.

Walaupun Rose seringkali bikin jengkel karena ketidakpercayaan dirinya dan suka tidak memperhatikan kebersihan di meja dapur kompetisi, kerja sama Bliss bersaudara patut diacungi jempol. Ty adalah kakak yang baik dengan menjadi asisten dapur Rose walaupun suka salah fokus dan malah beraksi di depan kamera. Sage juga banyak membantu Rose dengan mengumpulkan bahan-bahan ajaib untuk resepnya. Kakek Balthazar, ayah-ibu Rose, serta Leigh juga memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan untuk Rose. Seharusnya Rose tidak perlu khawatir. Tapi namanya anak baru gede, tingkat insecure-nya tinggi karena Rose merasa bersalah atas hilangnya Bliss Cookery Booke, serta keharusannya untuk memenangi kompetisi membuatnya berada dalam tekanan.

Buku ini pas untuk bacaan anak-remaja karena tulisannya besar-besar dan tema kekeluargaannya sangat kental. Gus si kucing dan Jacques si tikus juga melengkapi keseruan petualangan Bliss bersaudara di Paris. Pelajaran yang bisa diambil dari buku ini adalah: perbuatan curang itu nggak ada baik-baiknya. Ujung-ujungnya bakal ketiban sial sendiri. Nice family book!

“Aku sangat takut, itu benar. Banyak sekali yang dipertaruhkan. Tapi setidaknya, aku cukup berani untuk bersaing tanpa menggunakan bahan kimia rahasia dalam pembuatan kue agar orang-orang menyukaiku.”
---Rosemary Bliss


Tidak ada komentar:

Posting Komentar