[Book Review] The Princess in Me oleh Donna Rosamayna

The Princess in MeThe Princess in Me by Donna Rosamayna
iPusnas272 pages
Published April 2005 by Gramedia Pustaka Utama (first published 2005)

Blurb:

Ada tiga hal yang sangat disesali oleh Pri dalam kehidupannya: namanya, bentuk tubuhnya, dan kampusnya.

Andai Papa dan Mama tidak menamakannya Princess, pasti tidak ada seorang pun yang menertawakannya saat dosen sedang mengabsen. Kalau bentuk tubuhnya indah seperti Ditya sahabatnya, pasti Ryan tidak akan menjatuhkan pilihannya kepada Vivian, cewek cantik yang angkuh itu. Dan, kalau saja Papa miliuner, tentu dia bisa kuliah di jurusan fashion design yang lumayan mahal itu, bukannya di fakultas hukum yang setengah mati membosankan ini. 

Tapi segala sesuatu yang dimiliki seseorang akan terus dibawa sampai dia mati, kan? Buat apa disesali? Yang bisa kita lakukan hanyalah menerima kenyataan itu atau berusaha mengubahnya. Dan Pri memutuskan untuk melakukan pilihan yang kedua.

My rating: 3 of 5 stars
★★★☆☆

Ulasan:

Pertama kali baca buku ini pas SMP, terus entah kenapa tiba-tiba teringat dengan ceritanya jadi pengen baca ulang. Mungkin karena TV di rumah disetel di saluran yang acaranya kebanyakan sinetron kali ya, jadi keinget. Sinetron itu acara kesukaan simbah soalnya, salurannya nggak boleh diganti kalau lagi tayang. Eh, malah kebanyakan curhat. Hahaha...

Secara umum aku masih mengingat jalan ceritanya. Isinya juga sangat encer dan mudah dipahami, karena memang ditujukan untuk pembaca remaja. Sangat cepat juga untuk diselesaikan. Lumayan untuk mengangkat minat baca. Otakku sedang lelah dengan tulisan yang memerlukan fokus penuh untuk memahaminya. Bacaaan ringan yang menghibur ini pas banget untuk me-refresh otak.

Isinya sangat khas remaja, baik dari tema, penokohan, hingga jalan ceritanya. Walaupun tokohnya sudah di usia kuliahan, mereka masih di semester awal, jadi masih ada bawaan sifat sewaktu SMA. Tema ceritanya bagus, tentang pengembangan diri remaja yang mencari arti inner beauty yang diceritakan dengan keluguan khas remaja. Remaja memang masa-masa yang berat, karena selain sedang menemukan jati diri, mereka juga masih menentukan nilai mereka berdasarkan penilaian orang lain.
goodreads

Bagi aku yang dewasa (baca: udah tua #eh?) sekarang, Pri terkesan kekanakan karena penilaian terhadap dirinya sendiri dia tentukan berdasarkan ketertarikan cowok ganteng padanya. Tapi, bagi remaja, penerimaan orang lain adalah hal yang sangat penting. Buku ini menceritakan dengan polos bahwa pada akhirnya akan ada orang yang bisa menghargai orang lain bukan dari "bungkusnya". Pri juga akhirnya bisa menemukan dirinya sendiri, walaupun perubahan fisiknya jadi membuatnya klise. Tapi anggap saja itu bonus, karena Pri berusaha untuk melakukannya demi kesehatannya dan ia juga jadi lebih percaya diri mengembangkan bakatnya.

Hal yang paling bikin inget adalah penceritaannya yang menurutku lucu dan terkadang agak berlebihan sehingga terkesan sangat "sinetron". Temanya juga sangat sederhana, eksekusinya luwes, dan keseluruhannya memberikan kesan positif, walaupun akhirnya klise. Yah, jadi seperti inilah bacaan remaja jaman dulu pas belum ada wattpad. Hehehe...

Oiya, btw. Gambar ilustrasi covernya yang dulu bagus! Kayaknya buku-buku teenlit jaman dulu covernya sengaja dibikin setema ya. Sekarang sudah cetak ulang cover baru, imut juga warnanya pink-biru, tapi aku lebih suka cover yang lama.

View all my reviews

Tentang penulis:


Born
May 30, 1983


Anak kedua dari tiga bersaudara. Hobinya jalan-jalan, menggambar, main keyboard, dan nulis.

Donna bercita-cita jadi seorang desainer. "Pengen kayak Kanaya Tabitha," katanya. Makanya, waktu temen-temennya milih jurusan kedokteran, teknik, hukum, psikologi, dan lain-lain, alumnni SMUN 8 Jakarta ini malah banting setir ke Universitas Negeri Jakarta, program Tata Busana. Kalo ditanya kenapa, dengan santainya dia menjawab, "Itu tandanya anak lapan merambah ke segala bidang. Hehehe..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar