[Book Review] Masalah di Teluk Pollensa oleh Agatha Christie

Masalah di Teluk PollensaMasalah di Teluk Pollensa by Agatha Christie
Judul Asli: Problem at Pollensa Bay
Alih bahasa: Widya Kirana
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama (2011)
My rating: 3 of 5 stars
Paperback, Edisi Bahasa Indonesia, 296 hlm.

Blurb:

Puluhan novel dan cerpen Agatha Christie telah menjadi bacaan yang menyenangkan bagi berjuta-juta orang. Dalam kumpulan cerita pendek ini, tokoh-tokoh ciptaannya yang termasyhur muncul, termasuk si eksentrik Hercule Poirot, yang di dalam Bunga Iris Kuning diundang ke besta makan malam di restoran modern oleh penelepon misterius yang tidak mau menyebutkan identitasnya. Apakah kebetulan bahwa tepat empat tahun lalu, pada meja yang sama, para tamu yang hadir malam itu menyaksikan istri tuan rumah bunuh diri secara tragis dan aneh?

Parker Pyne, "spesialis ketidakbahagiaan", memecahkan masalah cinta yang rumit dengan sangat bijak dan cerdik dalam Masalah di Teluk Pollensa. Dalam Misteri Regatta, dia menggunakan kemampuan observasinya yang sangat mengagumkan untuk membongkar kasus yang membingungkan. Dalam pelayaran dengan kapal pesiar mewah atas undangan Mr. Isaac Pointz, seorang tamu bertaruh bahwa dia pasti dapat mencuri Morning Star, semutir berlian indah dan sangat mahal yang selalu dibawa ke mana-mana oleh tuan rumah. Taruhan itu tidak main-main, Morning Star lenyap tanpa jejak, padahal tak seorang tamu pun meninggalkan ruangan.

Dalam Perangkat Minum Teh Harlequin, Mr. Satterthwaite kebetulan bertemu dengan pria paling misterius di dunia, Mr. Harley Quin. Pertemuan itu mengubah acara akhir pekan di pedesaan yang tenang menjadi kesempatan untuk mencegah pembunuhan mengerikan yang dilakukan dengan cangkir teh aneka warna.

Review:

Buku ini berisi cerita-cerita pendek. Cerita pertama yang berjudul Masalah di Teluk Pollensa dibuka oleh Mr. Parker Pyne, spesialis ketidak-bahagiaan. Ketika sedang berlibur di Teluk Pollensa, seorang ibu-ibu datang padanya dan meminta agar Mr. Parker Pyne menyelamatkan anaknya. Mr. Parker Pyne muncul lagi di cerita Misteri Regatta. Sebetulnya Mr. Parker Pyne bukan karakter favoritku, tapi cerita Misteri Regatta lumayan bagus. Mr. Parker Pyne juga sedang berlibur di cerita ini ketika didatangi seorang lelaki yang dituduh mencuri, padahal sebetulnya tidak. Lelaki itu meminta Mr. Parker Pyne membersihkan namanya.

Selain Mr. Parker Pyne, Hercule Poirot juga mengambil bagian di buku ini, yaitu dalam cerita Gong Kedua dan Bunga Iris Kuning. Aku menyukai kedua ceritanya. Gong Kedua bercerita tentang si tuan rumah yang dibunuh ketika mengadakan makan malam besar, dan salah seorang tamu berdebat tentang gong panggilan makan malam. Gong pertama menandakan agar tamu bersiap, sedangkan gong kedua artinya makan malam telah siap. Seseorang mengaku telah mendengar gong yang kedua, padahal yang berbunyi baru gong pertama. Karena itulah kasus itu terpecahkan, karena adanya gong kedua.


Kasus Hercule Poirot yang kedua, yaitu Bunga Iris Kuning, bercerita tentang peringatan kematian seseorang. Seorang istri tewas di sebuah restoran. Si suami mengadakan pesta yang mirip dengan kejadian itu, dengan tamu yang sama, tapi dengan Hercule Poirot terlibat di dalamnya. Untungnya dengan kesigapan Hercule Poirot, kasus ini tertangani tanpa ada jatuh korban lagi.

Lalu ada dua cerita yang melibatkan Mr. Satterthwaite dan Mr. Harley Quin, kedua tokoh favoritku, yaitu Perangkat Teh Harlequin dan Detektif-Detektif Cinta. Perangkat Minum Teh Harlequin bercerita tentang pesta teh yang menggunakan perangkat teh Harlequin yang berwarna-warni. Ada pembunuh berdarah dingin yang menaruh racun dalam teh, dan hanya akan mengenai korban yang tepat karena warna cangkirnya. Untungnya pengamatan Mr. Satterthwaite sangat jeli, sehingga korban selamat.

Detektif-Detektif Cinta ceritanya agak konyol, walaupun kasusnya cukup serius. Jadi begini, seorang lelaki tewas di rumahnya dengan kepala hancur akibat dipukul dengan patung perunggu. Ketika penghuni rumah diwawancara, beberapa mengaku sebagai pembunuhnya. Nah, loh. Tapi ada petunjuk penting yang akhirnya bisa mengungkap kasus itu, tanpa terjebak oleh kata-kata cinta palsu si pelaku.

Dua cerita lainnya adalah cerita pendek biasa tanpa ada indikasi kasus kriminal. Tidak ada karakter yang biasa kukenal juga di dalamnya. Judulnya adalah Lebih Penting Seekor Anjing dan Sekuntum Magnolia. Lebih Penting Seekor Anjing bercerita tentang seorang wanita miskin dan anjingnya, yang menerima keberuntungan dan kemewahan hanya agar dapat terus bersama anjingnya. Tapi ia juga menolak kemewahan itu setelah anjingnya mati. Memang absurd. Sekuntum Magnolia bercerita tentang perselingkuhan. Agar absurd juga, tapi kesannya dingin, ketus, dan maknanya juga lumayan berkesan.

Cerita yang paling kusukai adalah Bunga Iris Kuning dan Perangkat Minum Teh Harlequin <3. Ekspektasiku ketinggian untuk cerita-cerita lainnya. Aku berharap bisa lebih menikmati banyak cerita misteri yang bagus dalam satu buku ini. But, overall, not bad. Cerita pendek kesannya memang jadi lebih to the point dan misterius
<3 br="">
View all my reviews

About the Author:
Agatha Christie

Agatha Mary Clarissa Miller was born in Torquay, Devon, England, U.K., as the youngest of three. The Millers had two other children: Margaret Frary Miller (1879–1950), called Madge, who was eleven years Agatha's senior, and Louis Montant Miller (1880–1929), called Monty, ten years older than Agatha.

Agatha Christie also wrote romance novels under the pseudonym Mary Westmacott, and was occasionally published under the name Agatha Christie Mallowan.

To honour her many literary works, she was appointed Commander of the Order of the British Empire in the 1956 New Year Honours. The next year, she became the President of the Detection Club. In the 1971 New Year Honours she was promoted Dame Commander of the Order of the British Empire, three years after her husband had been knighted for his archaeological work in 1968.

http://us.macmillan.com/author/agatha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar