[Book Review] Damn! Aku (Bukan) Pembunuh oleh Diu Jasmine

Judul: Damn! Aku (Bukan) Pembunuh
Penulis: Diu Jasmine
Editor: Pustaka Jingga
Desain Cover: Vindy Putri
Desain Layout: Novela Nian
Penerbit: Pustaka Jingga
Tahun: 2013

"Di sini, aku menunggumu bersama semerbak tulip yang membawaku dalam kedamaian tak terkira."
- Jeewa Rozamond -

Empat belas tahun yang lalu, satu persatu teman sekolah Jeewa Rozamond yang suka mengejeknya jatuh sakit. Jeewa tak mengerti, tapi juga senang karena akhirnya si pengejek mendapat balasan. Tapi, keluarganya khawatir, ramalan turun-temurun keluarga Rozamond mungkin benar. Ternyata, Jeewa Rozamond adalah keturunan ke-17 keluarga Rozamond yang akan mewarisi kekuatan tak terkira dari leluhurnya.

Beranjak dewasa, kekuatan Ongeloofijk yang dimiliki Jeewa adalah yang terkuat dari kekuatan lain yang ada setelah berabad-abad. Tapi kekuatan yang dimilikinya juga menarik bagi para pesaing keluarganya yang menginginkan ia mati untuk mengambil kekuatannya. Ia harus bisa menjaga diri, bersembunyi dari komplotan orang-orang jahat yang mengincarnya dan keluarganya. Sejak kekuatannya bertambah, hidupnya, keluarganya, dan orang-orang terdekatnya, tak lagi aman. Satu-persatu orang yang singgah di hidupnya menemui ajal. Untuk mempertahankan diri, ia harus mampu bertarung dan bahkan menghabisi nyawa walaupun hati kecilnya menjerit pilu menyaksikan kehidupan tercabut satu demi satu di tangannya.

Selain harus mempertahankan diri, ia juga memiliki pantangan untuk tidak jatuh cinta sebelum ia berumur 25 tahun karena hal itu dapat menghambat kekuatannya berkembang sehingga ia menjadi lemah. Padahal, hati tentu tak bisa berbohong. Ia bahkan menghindari dan menyakiti orang yang mencintainya agar kekuatannya tetap utuh. Walaupun demikian, ia juga melakukannya untuk melindungi orang-orang agar tidak terlibat jauh dengannya, karena orang-orang yang dekat dengannya akan kehilangan nyawa. Di tengah kemelut persoalan itu, Jeewa tetaplah gadis yang memiliki mimpi, cita, dan cinta. Dapatkah ia bertahan?

Aku menutup lembar terakhir buku ini dengan perasaan puas. Ekspektasiku memang tidak berlebihan, tapi ternyata isinya melebihi perkiraan. Awalnya agak alot mencerna tiga bab pertama karena aku masih belum mengerti akan dibawa kemana jalan ceritanya. Karena itulah, selama 4 hari aku masih berkutat dengan tiga bab pertama. Tapi begitu memasuki bab keempat, cerita mengalir lancar, dialog antar karakter luwes, dan pengembangan konfliknya terencana, sehingga sampai halaman terakhir aku bisa membacanya hanya dalam sehari.

Deskripsi tokoh juga oke, dan penggambaran adegan sungguh berani (terutama adegan muntah darah itu, *ups*hoeekk*). Aksinya itu loh, betul-betul seperti film action. Alurnya yang fast-paced emang bisa bikin aku nggak bisa berhenti baca. Thriller-nya dapet, walaupun sebetulnya masih bisa dibikin lebih nge-thrill. Romance-nya merupakan bonus yang menarik. Adanya unsur romance ini malah bikin ceritanya lebih realistik. The romance is sweet but not menye-menye (*halah). Tapi adegan romance-nya waktu Elmund punya 'rasa' untuk Jeewa, padahal Jeewa tak mungkin bisa membalasnya karena adanya kekuatan super yang dimilikinya, sebetulnya bisa lebih dieksplorasi. Misal Jeewa yang juga memiliki 'rasa' itu dan berjuang keras untuk melawannya bisa dibuat lebih 'heart-throbbing'. Ah, tapi ini kan novel thriller, kebanyakan romance malah nggak jadi thriller dong, hehehee. So, I like it this way too.

Nah, sayangnya aku kurang dapat menangkap sebetulnya kekuatan Ongeloofijk itu seperti apa. Sihir kah? Kutukan kah? Tidak dijelaskan secara detail di sini. Karena keluarga Rozamond bisa bertelepati dan menyalakan mobil tanpa kunci, mungkin Ongeloofijk adalah semacam kekuatan telekinetik seperti yang dimiliki Jeane di X-Men. Tapi ternyata Ongeloofijk juga dapat membuat penggunanya merubah wajah. Jadi, kekuatan macam apakah itu? Nah, anggap saja kekuatan Ongeloofijk adalah kekuatan baru imajinasi si penulis yang lain dari yang lain. Oiya, selain itu diksinya juga bagus. Tapi aku agak terganggu dengan banyaknya kata 'tertohok' soalnya kata itu jarang digunakan dalam bacaan dengan kalimat formal. Mungkin kata itu bisa divariasi dengan kata-kata lain yang lebih umum seperti tertegun, tercekat, terkesiap, tergantung feel apa yang ingin dimunculkan.

Ini adalah novel debut Diu Jasmine, and she goes to the same faculty as I am! That's why I can get this book even though is hasn't been broadly published yet. I think the publisher is kind of the indie one, am I right? But it has published a good reading. Rasanya aku jadi berimajinasi banyak setelah baca buku ini. Ah, gimana kalau Jeewa begini dan begitu. Hahahaa...

Tentang Penulis:
Diu Jasmine (DJ) atau akrab dipanggil Dian, lahir di Surakarta, 4 September 1994. Saat ini tengah belajar di Fakultas Kehutanan UGM. Aktif menulis di fiksi kompasiana online. Beberapa karyanya telah dimuat di beberapa koran dan majalah. DJ menjadi salah satu penyumbang karya dalam buku: "Kisah Inspiratif Gadjah Mada untuk Indonesia" dan "Antologi Puisi: Menjaring Waktu". "Damn! Aku (Bukan) Pembunuh" merupakan novel yang pertama DJ tuntaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar