Di hari ketiga setelah kematian ayahnya, Liesl melihat hantu. Seorang gadis kecil, terkurung di loteng dan tak boleh keluar, melihat hantu pada suatu malam. Bagaimana perasaanmu kalau jadi Liesl? Menjerit? Pingsan ketakutan? Mungkin. Tapi Liesl tidak.

Kisah ini menceritakan petualangan Liesl dan orang-orang di sekitarnya yang secara langsung maupun tak langsung berhubungan dengannya. Petualangannya mengarungi bahaya untuk menghapuskan duka setelah kehilangan ayahnya. Ia sebatang kara dan tak tahu kalau masih ada orang-orang baik di sekitarnya yang terhibur hanya karena melihatnya. Jadi, Liesl keluar dari dukanya untuk menemukan kebahagiaan di baliknya. Abstrak, ya? Yah, bahasanya terlalu indah untuk diceritakan secara flat. Tapi inilah karakter-karakter lain yang terpaut dengan Liesl:

Sinopsis:

Liesl dikurung di loteng oleh sang ibu tiri. Di malam-malam gelap, Liesl menghibur diri dengan menggambar. Lalu, kegelapan di lotengnya menggeliat dan melentur, memunculkan sesosok hantu. Po, yang datang dari Dunia Lain, tempat roh dan hantu berkeliaran di kegelapan yang membentang seluas semesta. Liesl berharap Po bisa menemukan ayahnya di Dunia Lain.

Suatu hari, tak sengaja Will, murid sang Alkemis, menukar kotak berisi sihir terkuat di dunia dengan kotak abu ayah Liesl. Sebuah kesalahan yang menarik dua anak dan satu hantu dalam sebuah petualangan yang menegangkan. Petualangan yang membuat Dunia Lain dan Dunia Nyata bersentuhan dan membuka rahasia-rahasia mengerikan.

Kisah tentang persahabatan dan rasa sepi, keserakahan dan kemurahan hati, kematian dan kehidupan, Lauren Oliver berhasil meramu kisah yang petualangan yang menegangkan sekaligus menghangatkan hati.

Review:

Cerita Liesl dan petualangannya dibumbui banyak kejadian suram dan kebetulan. Maknanya ternyata juga dalam. Penulis sedang berada dalam suasana duka ketika menulis kisah Liesl karena kematian sahabatnya. Petualangan Liesl adalah petualangannya untuk membebaskan diri dari perasaan duka. Tapi jika diselami, dalam duka seseorang dapat menyebabkan duka bagi orang lain. Padahal dunia terus berputar. Karena itulah, terlalu lama larut dalam duka juga tidak baik. Penulis menunjukkan bahwa banyak hal lain yang membahagiakan kalau kita mau melihat dan menyingkap kabut duka. Sekecil dan sesederhana apapun itu.

Kisahnya mengharukan. Aku juga mengerti ketika Liesl bilang, setelah selesai ia dengan urusannya, apa yang akan ia lakukan? Apakah kisahnya berakhir? Kisahnya memang berakhir, tapi kehidupan terus berjalan dan berproses. Oleh sebab itu, walapun kisah berakhir, kita masih memiliki pilihan untuk meneruskannya dan memilih jalan pilihan kita. Faktor kebetulan juga dibuat manis dan bikin 'trenyuh'. Jadi mengingatkan kalau dunia itu sempit. Kita bisa berbuat salah atau berbuat baik pada orang yang tak kita kenal dan kita bisa gampang melupakannya, tapi orang yang bersangkutan dapat terus mengingatnya. Jadi sangat penting untuk selalu berbuat baik.

Tentang Penulis:

Lauren Oliver

Novel pertama Lauren Oliver adalah Before I Fall, yang menjadi New York Times Bestseller dan Buku Terbaik Tahun Ini versi Publishers Weekly. Dia melanjutkannya dengan novel Delirium yang menggetarkan, yang menjadi debut dalam daftar New York Times Bestseller dan buku pertama sebuah trilogi. Liesl & Po adalah novel pertama Lauren Oliver untuk pembaca yang lebih muda. Dia tinggal di Brooklyn, New York, lulus dari Universitas Chicago dan program Master of Fine Arts New York University. Lauren juga menjadi sebuah pemilik Paper Lantern Lit, sebuah perusahaan pengembangan buku.

http://www.laurenoliverbooks.com