goodreads |
goodreads |
>> SPOILER ALERT! <<
Baca, resiko tanggung sendiri :P
Karakter yang mau kubahas yaitu
Johanna Mason yang muncul di The Hunger Games: Cathing Fire (2009) dan Mockingjay
(2010) oleh Suzanne Collins. Why? Karena
menurutku, Johanna Mason ini karakter yang menarik dan unik.
Jena Malone (here) |
Aku tahu Johanna Mason pertama
kali dari versi filmnya yang diperankan oleh Jena Malone (inisialnya sama yak).
Dalam film, kesan pertama yang kutangkap yaitu ‘orang ini urat malunya udah
putus kali ya?’ Atau mungkin mentalnya terganggu, mengingat Hunger Games adalah
permainan yang kejam. Tapi aku mulai kenal lebih dekat dengan Johanna waktu
baca The Hunger Games: Catching Fire. Di buku, Johanna digambarkan seperti ini:
Dia menang karena dengan meyakinkan dia menampilkan sosok yang lemah dan tak berdaya, sehingga tidak ada yang memburunya. Lalu dia menunjukkan kemampuan kejinya dalam membunuh. – THG: Catching Fire, p.234
Johanna Mason / Jena Malone (here) |
Jadi selain tak punya urat malu,
Johanna juga punya strategi bertahan hidup yang berkesan licik. Tapi memang,
dalam Hunger Games apapun dihalalkan. Selain itu, lidahnya licin. Kalau sedang jengkel, bermacam-macam kata makian bisa keluar. Dia berpendapat se-terus terang mungkin, termasuk kata makiannya.
Dalam film dan buku, terdapat perbedaan di adegan ketika Johanna diwawancarai Caesar sebelum Quarter Quell dimulai. Di buku, wawancara Johanna digambarkan berisi bahwa Johanna mempertanyakan kebijakan Capitol untuk 'memisahkan' Katniss dan Peeta. Tapi di film, wawancara Johanna lebih hot, karena dia terang-terangan menantang Capitol dan memaki-makinya, walaupun Caesar hanya beranggapan bahwa dia hanyalah gadis yang agak sinting.
Johanna mungkin adalah satu-satunya orang yang terang-terangan menantang Capitol
sementara peserta yang lain hanya dapat ngedumel dalam diam. Katniss sampai
heran, bagaimana bisa ada orang seberani itu? Bukan hanya berani malah, tapi
terlampau nekat. Hal itu dijelaskan disini:
Johanna takkan pernah memenangkan penghargaan karena kebaikannya, tapi dia jelas berani. Atau gila. – THG: Catching Fire, p.373
“Mereka tidak bisa menyakitiku. Aku tidak seperti kalian. Tak ada seorang pun yang masih kusayangi.” – Johanna Mason, THG: Catching Fire, p.374
Merinding rasanya membayangkan tidak
memiliki satu pun orang yang disayangi. Capitol telah merenggut orang-orang itu
darinya. Tapi dia masih bertahan hidup, jadi pasti ada hal yang bisa membuatnya
bertahan sampai saat itu. Kalau tak ada siapapun yang dia sayangi masih hidup sementara
ia masih mampu bertahan, maka orang ini pastilah strong girl. Tapi sekuat-kuatnya manusia, tentu ada lemahnya...
Haymitch: “Johanna dirawat lagi di rumah sakit.
”Katniss: “Apakah dia terluka? Apa yang terjadi?”
Haymitch: “Kejadiannya ketika dia di Block. Mereka berusaha memancing keluar kelemahan prajurit. Jadi mereka membuat jalanan banjir untuknya.”
Katniss: “Memangnya kenapa?”
Haymitch: “Itulah cara mereka menyiksanya di Capitol. Merendamnya ke air lalu menyetrumnya.”
THG: Mockingjay, p.275-276
Gimana Katniss nggak shock? Membayangkannya pun aku nggak
tega. Terlalu kejam. Kalau aku jadi Haymitch pun, aku mungkin nggak sampai hati
mengucapkannya >> Merendamnya ke
air lalu menyetrumnya. Ohlalaaa T.T
Orang lain yang denger pun shock, gimana orang yang mengalaminya
sendiri? Tapi Johanna masih hidup. Bisa dimengerti kalau dia jadi kacau. Yang sedih
adalah:
Dia tidak punya keluarga. Tak punya teman-teman. Bahkan tak ada barang kenangan dari 7 selain seragam di lacinya. Tak ada apa pun. – THG: Mockingjay, p.276
Pada awalnya, Katniss dan Johanna
mungkin tidak saling menyukai. Tapi mereka mengalami masa yang sama dan arena
yang sama dalam menghadapi kekejaman Capitol. Jadi Katniss melakukan ini untuk
Johanna:
Di hutan, aku menemukan pohon pinus dan mencabut beberapa genggam jarum-jarum pinus yang wangi dari dahannya. Setelah membuat tumpukan jarum pinus yang rapi di tengah perban, aku melipat bagian sisi perban, menekuk ujungnya, dan mengikatnya erat-erat dengan sulur, sehingga membentuk buntelan kecil seukuran buah apel.
Johanna: “Apa itu?”
Katniss: “Aku membuatnya untukmu. Supaya bisa kausimpan di lacimu. Ciumlah.”
Johanna: “Wanginya seperti rumah.”
Air mata membanjiri matanya.
THG: Mockingjay, p.277
So sweet… T.T
Even though she’s strong, she’s still a girl.
Oiyaa, tak lupa aku mengucapkan
terima kasih buat Citra, Mey-mey, dan Nabila yang sudah ‘meminjamkan’ film The
Hunger Games dan THG: Catching Fire, buat my
lovely sister Vina atas kadonya: buku THG: Catching Fire, dan Mas Dion yang
sudah meminjamkan THG: Mockingjay yang langsung kuhabiskan dalam sehari saking
penasarannya. :D
Review per bukunya menyusul yaa…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar