Judul Asli: The Cuckoo’s Calling
Penulis: Robert Galbraith (pseudonym of J.K. Rowling)
Alih bahasa: Siska Yuanita, M. Aan Mansyur (puisi)
Desain sampul: Marcel A.W.
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2014 (first published 2013)
Softcover, 517 hlm.
Sinopsis:
Lula Landry, seorang supermodel terjatuh dari balkon penthouse-nya dan tewas di jalanan London yang bersalju. Media, polisi, dan khalayak sepakat bahwa itu adalah kasus bunuh diri. Tiga bulan kemudian, seseorang mendatangi Cormoran Strike, detektif partikelir, mengaku bahwa ia kakak Lula yang yakin bahwa kematian adiknya bukan karena bunuh diri.
Cormoran Strike menyelidikinya. Ia adalah veteran perang yang hancur secara fisik, batin, dan keuangan. Pembaca digiring ke sepak terjang si detektif dalam menyelidiki kasus itu. Awalnya mungkin ia hanya mencari bukti penguat bahwa kasus itu memang bunuh diri. Wawancara-wawancaranya dengan orang-orang yang berhubungan dengan kasus itu jadi perhatian utamaku. Penulis nggak pelit berbagi dengan pembaca apa yang mungkin dipikirkan si detektif, apakah saksi ini berkata jujur atau bohong, pengamatan atas kebiasaan-kebiasaannya, jadi kita diajak ikut ke dalam acara tebak-tebakan bersama-sama. Cormoran Strike memang misterius, tapi nggak sok misterius. Petunjuk ada banyak, bertebaran di sana-sini, tinggal pilih dan pake mana yang cocok, seperti menyusun puzzle.
Nggak bisa berhenti begitu baca. Kayaknya kisah misteri selalu jadi 'candu'
buatku. Saking banyaknya yang kulahap (padahal nggak seberapa juga sih) jadi
berharap-harap akan ada kejutan di dalamnya. Aku selalu menanti kemungkinan
perjalanan kisah yang nggak biasa, yang bikin terheran-heran, kaget, atau
kagum, terutama di akhir ceritanya.
Oke, jadi di bab-bab awalnya bikin aku ngikik gara-gara keblak-blakan penulisnya. Penasaran, kayak apa kisah misterinya Rowling (hehehee). Di bab-bab awal semacam ada perumpamaan-perumpamaan yang sebetulnya ironis, tapi bikin geli. Aku bayangin Cormoran kayak gorila (tinggi, besar, berbulu?). Trus penyelidikan dimulai dengan hanya mencari bukti-bukti untuk mendukung bahwa si korban bunuh diri, padahal itu kan udah jelas, menurut anggapan semua orang (kecuali klien). Aku jadi bertanya-tanya, apa sepanjang penyelidikan si Cormoran bakalan skeptis terus karena kasusnya udah ditutup dengan kesimpulan bunuh diri sepanjang cerita? Padahal masih beratus lembar sampai halaman terakhirnya. Bayanginnya aja udah jemu.
Oke, jadi di bab-bab awalnya bikin aku ngikik gara-gara keblak-blakan penulisnya. Penasaran, kayak apa kisah misterinya Rowling (hehehee). Di bab-bab awal semacam ada perumpamaan-perumpamaan yang sebetulnya ironis, tapi bikin geli. Aku bayangin Cormoran kayak gorila (tinggi, besar, berbulu?). Trus penyelidikan dimulai dengan hanya mencari bukti-bukti untuk mendukung bahwa si korban bunuh diri, padahal itu kan udah jelas, menurut anggapan semua orang (kecuali klien). Aku jadi bertanya-tanya, apa sepanjang penyelidikan si Cormoran bakalan skeptis terus karena kasusnya udah ditutup dengan kesimpulan bunuh diri sepanjang cerita? Padahal masih beratus lembar sampai halaman terakhirnya. Bayanginnya aja udah jemu.
“Kau tidak mau menyisakan tempat pijakan sedikitpun untuk pengacara pembela.” [C. Strike]“Maksudmu… pada umumnya? Pada prinsipnya?” [Robin]“Tidak. Maksudku secara spesifik aku tidak ingin memberikan kesempatan lolos kepada pengacara pembela tersangka pembunuhan Lula Landry, hanya karena dia berhasil menunjukkan bukti bahwa aku tidak mencatat dengan baik, dan karenanya mempertanyakan kredibilitasku sebagai saksi.” [C. Strike] --- hlm. 414
Makin ke tengah, jadi makin bingung. Walaupun terpikat sama penceritaan yang nggak biasa (Terjemahannya yang ajaib jadi bikin bertanya-tanya juga gimana teks aslinya. Pasti pusing banget waktu nerjemahinnya. Nggak yakin bakal mudeng baca cerita ini kalau dari bahasa aslinya), rasanya mulai bosen karena ceritanya datar-datar aja. Tapi aku masih baca terus, lanjut terus, siapa tahu ada kejutan.
Wawancara-wawancara Cormoran dengan orang-orang yang berhubungan sama kasus, awalnya penasaran tapi ternyata banyak banget orangnya, ditanyain selengkap-lengkapnya, satu-persatu. Waktu dicoba dinikmati, enak juga. Malah asyik yang kayak gini, ketemu orang langsung, selain bisa ngecek keterangan juga belajar ngamatin kebiasaan orang, jadi bisa tau ini orang bohong apa nggak. Jadi ngerti kenapa Cormoran lebih milih datengin orang-orangnya langsung, jadi bisa ngamatin langsung orangnya.
Rasanya lama banget sampai nemu ada kejutan kecil terasa di halaman tiga ratusan. Tadinya hampir mau ngurangin satu bintang gara-gara kelamaan nunggu kejutan. Habis itu datar lagi. Tapi jadi makin penasaran sama akhirnya. Mulai dari situ, aku mulai menebak-nebak. Itulah asyiknya baca genre misteri, sekalian ngasah otak (walaupun kebanyakan cuma murni nebak-nebak), pengen membuktikan apa aku mengikuti kesimpulan yang benar.
Pastinya senang kalau bisa menebak yang benar. Tapi kalau terlalu gampang ditebak juga bikin nggak asyik. Sampai mendekati jawaban akhir misteri, aku mencoba berpikir ulang buat menyusun kesimpulan. Yup, aku cukup puas kesimpulanku benar dan sama dengan kesimpulan si detektif. Tapi aku nggak mampu menebak siapa dalangnya, sampai aku menyerah. Daaaannnn... Oke, hasilnya memang nggak ketebak. Cormoran menang. Dan rasanya malah senang aku nggak sama-sama menang. Aku malah suka akhir yang bikin terheran-heran. 4.5/5. Siap melahap seri selanjutnya!
Saran saja, kalau suka dengan misteri yang pemecahannya cepat, mungkin agak nggak cocok dengan buku ini. Tapi kalau sabar, misteri disini gampang diikuti dan kalau teliti, mungkin malah bisa ngalahin Cormoran :)
Oiya, kenapa Lula dipanggil Cuckoo ya?
Trivia:
Kenapa Cuckoo?
Pertanyaan itu membuatku penasaran, apa hubungan cuckoo dengan seluruh cerita ini, dan kenapa Lula Landry dipanggil Cuckoo.
Cuckoo atau burung kukuk adalah burung yang umum ada di Eropa. Terkenal karena jadi ornamen dalam jam kukuk. Di Eropa, burung kukuk yang dimaksud adalah dari jenis burung kukuk biasa (Coculus canorus), karena ada banyak jenis burung kukuk. Burung kukuk biasa betina memiliki sifat yang unik, yaitu brood parasite, artinya meletakkan telur-telurnya di lebih dari satu sarang burung lain. Burung kukuk biasa jantan memiliki tendensi untuk kawin dengan banyak betina.
Burung inang yang merawat anak burung kukuk ada banyak spesies, misalnya burung reed warbler Eurasia yang ukurannya bahkan lebih kecil daripada anak burung kukuk (seperti pada gambar di samping). Apabila telur burung kukuk menetas lebih dulu daripada telur burung inang, anak burung kukuk akan mendorong telur-telur yang lain keluar dari sarang. Apabila telur-telur burung inang menetas lebih dulu daripada telur kukuk, anak burung kukuk akan menggusur dan mendorong anak-anak burung inang keluar sarang.
Tapi ada yang unik. Anak burung kukuk yang dibesarkan bersama anak-anak
burung inang memiliki berat yang lebih kecil dibandingkan anak burung kukuk
yang dibesarkan sendirian. Tetapi setelah 12 hari, anak burung kukuk yang
dibesarkan bersama anak-anak burung inang akan tumbuh lebih cepat daripada
anak burung kukuk yang dibesarkan sendirian, dan memiliki perbedaan
perkembangan sifat, yaitu menunjukkan fleksibilitas yang belum tentu memilih
perilaku penggusuran telur dan anak-anak burung inang.
Suara burung kukuk biasa jantan berbunyi 'kuu-kuk' ketika bertengger. Pada musim kawin bulan April, bunyi burung kukuk sering diasosiasikan dengan datangnya musim semi. Suara burung kukuk biasa betina lebih keras daripada burung jantan. Burung kukuk adalah pemakan serangga. Burung ini juga adalah burung migran, pada bulan April burung ini sampai di Eropa, dan bulan September burung ini pergi ke Afrika. Berikut adalah salah satu asosiasi suara panggilan burung kukuk dalam buku:
Got the picture? Read, and you'll see...
Suara burung kukuk biasa jantan berbunyi 'kuu-kuk' ketika bertengger. Pada musim kawin bulan April, bunyi burung kukuk sering diasosiasikan dengan datangnya musim semi. Suara burung kukuk biasa betina lebih keras daripada burung jantan. Burung kukuk adalah pemakan serangga. Burung ini juga adalah burung migran, pada bulan April burung ini sampai di Eropa, dan bulan September burung ini pergi ke Afrika. Berikut adalah salah satu asosiasi suara panggilan burung kukuk dalam buku:
'"In April the cuckoo comes, In May she'll stay, In June she changes her tune, In July she prepares to fly, Come August, go she must,"' quoted Peggy.
'But you haven't said it all,' put in Bobby. '"And if the cuckoo stays till September, It's as much as the oldest man can remember."'
[Brazil, Angela (1915). A Terrible Tomboy. Project Gutenberg EBook #38619.] - wikipedia
Got the picture? Read, and you'll see...
Tentang Penulis:
Robert Galbraith / J.K. Rowling
This is a pseudonym for J.K. Rowling, the author of the Harry Potter
series and The Casual Vacancy.
Website: http://www.robert-galbraith.com/
Rowling was born to Peter James Rowling, a Rolls-Royce aircraft engineer, and Anne Rowling (née Volant), on 31 July 1965 in Yate, Gloucestershire, England, 10 miles (16 km) northeast of Bristol. Her mother Anne was half-French and half-Scottish. Her parents first met on a train departing from King's Cross Station bound for Arbroath in 1964. They married on 14 March 1965. Her mother's maternal grandfather, Dugald Campbell, was born in Lamlash on the Isle of Arran. Her mother's paternal grandfather, Louis Volant, was awarded the Croix de Guerre for exceptional bravery in defending the village of Courcelles-le-Comte during the First World War.
Rowling has said of her teenage years, in an interview with The New Yorker, "I wasn’t particularly happy. I think it’s a dreadful time of life." She had a difficult homelife; her mother was ill and she had a difficult relationship with her father (she is no longer on speaking terms with him). She attended secondary school at Wyedean School and College, where her mother had worked as a technician in the science department. Rowling said of her adolescence, "Hermione [a bookish, know-it-all Harry Potter character] is loosely based on me. She's a caricature of me when I was eleven, which I'm not particularly proud of." Steve Eddy, who taught Rowling English when she first arrived, remembers her as "not exceptional" but "one of a group of girls who were bright, and quite good at English." Sean Harris, her best friend in the Upper Sixth owned a turquoise Ford Anglia, which she says inspired the one in her books.
(goodreads)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar