[Book Review] Mrs. McGinty Sudah Mati oleh Agatha Christie

Judul: Mrs. McGinty Sudah Mati
Judul Asli: Mrs. McGinty is Dead
Oleh: Agatha Christie (1952)
Alih Bahasa: Drs. Budijanto T. Pramono
Penerbit: PT Gramdia Pustaka Utama (2007)
Edisi Bahasa Indonesia, Softcover 332 hlm.

Blurb:
Hercule Poirot mencondongkan tubuhnya ke depan untuk melongok. Ya, kereta api yang ditunggunya akhirnya tiba. Lalu sekonyong-konyok ada yang sengaja mendorongnya dengan keras...

Poirot hampir berhasil menangkap seorang pembunuh. Kini ia sendiri nyaris menghadapi maut.

Ia harus bertindak cepat---kalau mau selamat, dan harus menyelamatkan orang yang tak bersalah dari hukuman gantung atas tuduhan pembunuhan keji terhadap seorang wanita tua yang "tak punya musuh".

Ulasan:
Inspektur Spencer mendatangi Hercule Poirot tentang sebuah kasus yang ditanganinya. Kasus itu sudah dalam tahap pengadilan. Bukti yang dia kumpulkan telah memberatkan tersangka sebagai pelaku pembunuhan Mrs. McGinty. Masalahnya, Inspektur Spencer berpendapat bahwa tersangka bukanlah pelakunya.

Hercule Poirot bersedia untuk menyelidiki ulang kasus itu walaupun ia harus menderita. Bagaimana tidak, losmen yang ditempatinya selama menyelidiki kasus itu sangat buruk pelayanannya walaupun pemiliknya menyenangkan. Memangnya siapa Mrs. McGinty? Kenapa dia mati?

Mrs. McGinty hanyalah seorang pembantu rumah tangga biasa. Sehari-harinya ia berkeliling desa Broadiny untuk membersihkan rumah-rumah majikan-majikan yang mempekerjakannya. Ia tewas di rumahnya dengan belakang kepalanya yang pecah dan uang yang tak seberapa lenyap dari tempatnya disimpan di bawah lantai. Mrs. McGinty adalah orang yang berkepribadian sangat biasa tapi menjadi korban kejahatan. Jika pelakunya bukan tersangka yang dimaksud, lalu siapa?

Hercule Poirot harus menyelidiki kasus ini dari sisi pembunuhnya yang tidak biasa.

Membaca kasus Hercule Poirot ini menyegarkan. Tidak ada rasa tegang berlebihan seperti biasa karena adanya bahaya pada awal kisah, pembaca justru dihibur oleh humor sarkastis tokohnya. Aku juga dibuat geli oleh tingkah Hercule Poirot yang menjunjung tinggi kebersihan, kerapian, dan kesimetrisan harus bertahan di tempat yang menguji kesabarannya (pukpuk Papa Poirot). Ditambah lagi ada kemunculan Mrs. Oliver, si penulis misteri yang heboh, membuat kisah ini jadi tambah tidak membosankan.

Selain kalimat-kalimat sarkastis dan metafora yang menggelitik, pembaca juga disuguhi misteri yang tidak biasa, dilihat dari korban yang hampir tidak punya musuh, tidak kaya, dan sama sekali tidak misterius, tapi ditemukan mati terbunuh di rumahnya. Pembaca memang harus bersabar untuk mengingat masing-masing tokohnya dan deskripsinya karena ada banyak sekali tokoh yang terlibat di dalamnya. Tapi cerita misterinya layak diikuti.

Aku hampir bisa menebak pelakunya kalau bukan karena petunjuk penting yang menjungkir-balikkan logikaku. Lagi-lagi Hercule Poirot yang teliti mengalahkanku. Ah, siapalah aku ini hanya sebutir pasir di padang tandus...

Selain misteri, kisah ini juga mengandung drama romansa. Siapa lagi kalau bukan Hercule Poirot yang suka menjodoh-jodohkan orang. Mrs. Oliver yang banyak omong juga jadi membuatku kenal dengan tokoh detektif karangannya, orang Finlandia kerempeng vegetarian bernama Sven Hjerson. Memangnya, siapa pembunuh Mrs. McGinty yang biasa-biasa saja itu? Yang jelas, dia bukan orang yang dengan gampang dan cepat bisa ditebak kalau lawanmu Hercule Poirot!

Yup, untung sekali aku memilih buku ini setelah sembuh dari reading slump. Misterinya tidak membuat terlalu tegang dan pusing. Pas dengan suasana hati yang lagi nggak kepingin dibuat pusing sama buku yang dibaca. Walaupun sempat harus keluar dari genre bacaan yang biasanya, tapi worth it. Sayangnya, belum sempat di-review. Mau tahu aku baca apa? Aku baca hisrom! Wkwkwk... Baru sekali itu aku baca bacaan dari genre hisrom dan manjur buat reading slump-ku. Yah, aku lagi mood pengen baca, jadi review-nya nanti dulu lah... Hehehee...

About the Author:
Agatha Christie

Agatha Mary Clarissa Miller was born in Torquay, Devon, England, U.K., as the youngest of three. The Millers had two other children: Margaret Frary Miller (1879–1950), called Madge, who was eleven years Agatha's senior, and Louis Montant Miller (1880–1929), called Monty, ten years older than Agatha.

Agatha Christie also wrote romance novels under the pseudonym Mary Westmacott, and was occasionally published under the name Agatha Christie Mallowan.

To honour her many literary works, she was appointed Commander of the Order of the British Empire in the 1956 New Year Honours. The next year, she became the President of the Detection Club. In the 1971 New Year Honours she was promoted Dame Commander of the Order of the British Empire, three years after her husband had been knighted for his archaeological work in 1968.

http://us.macmillan.com/author/agatha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar