![]() |
Goodreads |
Judul: Romancing Mr. Bridgerton (Bridgerton #4)
Penulis: Julia Quinn (2002)
E-book, Epub, English edition, 370 pages
Blurb:
Penelope Featherington has secretly adored her best friend's brother for... well, it feels like forever. After half a lifetime of watching Colin Bridgerton from afar, she thinks she knows everything about him, until she stumbles across his deepest secret... and fears she doesn't know him at all.Colin Bridgerton is tired of being thought nothing but an empty-headed charmer, tired of everyone's preoccupation with the notorious gossip columnist Lady Whistledown, who can't seem to publish an edition without mentioning him in the first paragraph.But when Colin returns to London from a trip aboard, he discovers nothing in his life is quite the same, especially Penelope Featherington, the girl haunting his dreams!And when he discovers that Penelope has secrets of her own, this elusive bachelor must decide... is she his biggest threat, or his promise of a happy ending?
Review:
Akhirnya sekarang giliran Colin yang diceritakan. Aku sudah
menunggu-nunggu gilirannya, karena Colin yang tampan, lucu, dan nggak
membosankan termasuk salah satu karakter favoritku. Dan ‘lawan main’nya? Uh,
aku kaget banget waktu tahu kalau ‘lawan main’ Colin adalah Penelope
Featherington! Penelope sudah banyak diceritakan di seri sebelumnya, dan aku
suka karakternya. Ia sering di-bully
di pesta para bangsawan karena dia tidak cantik, pendiam, dan agak gemuk. Tapi keluarga
Bridgerton selalu menolongnya. Keluarga Bridgerton memang baik, tapi Penelope
juga sangat baik dan berhati besar, jadi keluarga Bridgerton nggak keberatan
menolongnya. Di cerita ini, ada yang lebih dari Penelope yang membuatku jadi
makin menyukainya.
Sejak pertama kali bertemu, Penelope Featherington
sudah menyukai Colin Bridgerton. Menurutnya, Colin ini tampan, menyenangkan,
dan pintar bicara. Sayangnya, dia nggak bisa mengatakannya karena sebagai cewek
bangsawan dia nggak punya hak untuk itu. Kalau dia mengatakannya, itu artinya
dia melamar Colin, dan hal itu bertentangan dengan ketentuan. Hanya cowok yang
punya hak untuk melamar cewek. Jadi dia menyimpan perasaannya untuk dirinya
sendiri.
Colin sama sekali nggak sadar akan perasaan Penelope. Dia
selalu berdansa dengan Penelope setiap di pesta, walaupun sebagian karena rasa
kasihan. Tapi Colin tidak keberatan karena Penelope sangat baik dan
menyenangkan. Penelope juga berteman baik dengan Eloise, adik Colin, jadi Colin
menganggapnya sebagai kenalan dekat.
Suatu ketika, Colin sedang bercanda dengan kedua
kakaknya, Anthony dan Benedict, kalau ia akan menikah suatu saat nanti, tapi ia
tidak akan menikah dengan Penelope Featherington, tepat ketika Penelope ada di
belakangnya. Nggak kebayang gimana perasaan Penelope yang hancur berantakan,
tapi dia masih bisa tetap tenang menghadapinya #pukpukPenelope. Colin memang
minta maaf, dan Penelope memaafkannya, tapi Colin masih tetap merasa bersalah.
Setelah kedua kakak (Anthony dan Benedict) dan kedua
adiknya (Daphne dan Francesca) menikah, ibunya semakin keras mendorong Colin
untuk segera menikah. Colin memilih kabur travelling
keliling Eropa untuk menghindarinya. Setelah beberapa tahun, Colin kembali ke
Inggris untuk menghadiri pesta ulang tahun ibunya. Ia bertemu lagi dengan
Penelope, dan ia nggak menyangka Penelope bakal berubah. Di antaranya adalah
Penelope menolak dansa dengannya! Tapi Penelope memberi penjelasan kalau Colin nggak
perlu merasa berkewajiban untuk berdansa dengannya, soalnya Penelope sudah
menetapkan kalau dia nggak menikah, seperti Eloise, menjadi spinster. Walaupun begitu, mereka tetap
berdansa, dan mereka menjadi teman.
Suasana menjadi menarik ketika Lady Danbury yang
ceplas-ceplos menantang dan memberikan hadiah besar untuk orang yang bisa
mengungkap identitas si kolumnis gossip, Lady Whistledown! Perbincangan jadi
penuh spekulasi dan kecurigaan, tak terkecuali keluarga Bridgerton dan
Penelope, karena Penelope sering berkunjung ke keluarga itu untuk minum teh. Colin
sebetulnya nggak terlalu peduli dengan perbincangan tentang Lady Whistledown,
tapi karena seringnya Penelope bekunjung, mereka jadi sering berinteraksi. Colin
lama-kelamaan menilai Penelope semakin menarik, dan menurutnya, hal itu
mengherankan. Apa yang berubah ya?
Pasti gampang lah nebak gimana akhir ceritanya. Tapi perjalanan
untuk sampai akhir cerita ini menarik untuk diikuti. Colin yang percaya diri,
pandai bicara, dan menyenangkan ini ternyata menyimpan kekhawatiran tentang
tujuan hidupnya. Dan dia ternyata juga selalu lapar, tapi nggak gemuk (sial aku
iri). Penelope adalah orang pertama yang menemukan rahasianya, dan ternyata she was not making fun of him! Penelope malah
mendukungnya walau Colin masih ragu.
My favorite
scene adalah waktu Colin mengajak Penelope
dansa di pinggir jalan. That was a really
nice gesture of him. Tapi sayangnya Penelope menolak, walaupun alasannya
masuk akal. Kecewa deh. Kalau mereka jadi dansa, menurutku itu merupakan the most sweet scene di novel ini. Lalu waktu
Colin melamar Penelope, aku sampe terpingkal-pingkal! That was the most hilarious scene in this novel! Nggak banyak
adegan lucu sih di sini, tapi banyak adegan yang mengejutkan dan membahagiakan
kok. Bagian mendekati akhirnya juga ternyata ada kejutan yang nggak
disangka-sangka. Baru kali ini aku menemukan bagian yang nggak bisa kutebak. Hehehee…
Colin – Penelope jadi my favorite couple setelah Anthony – Kate. Seperti biasa, di novel
ini juga ada hot scene, tapi itu
bukan hal yang kutunggu atau yang membuat ceritanya jadi menarik sih. Menurutku,
tanpa hot scene cerita ini sudah
menarik kok.
“Love grows and changes every day. And it isn’t like some thunderbolt from the sky, instantly transforming you into a different man. I know Benedict says it was that way for him, and that’s just lovely, but you know, Benedict is not normal.”
---Daphne Basset, Duchess of Hastings
Tentang penulis:
![]() |
Julia Quinn |
#1 New York Times bestselling author Julia Quinn loves to dispel the myth that smart women don't read (or write) romance, and in 2001 she did so in grand style, competing on the the game show The Weakest Link and walking away with the $79,000 jackpot. She displayed a decided lack of knowledge about baseball, country music, and plush toys, but she is proud to say that she aced all things British and literary, answered all of her history and geography questions correctly, and knew that there was a Da Vinci long before there was a code.
In 2010, Ms Quinn won her third RITA Award in four years and was the thirteenth author to be inducted into the Romance Writers of America Hall of Fame. Her books have been translated into thirty-two languages, and she has been profiled in USA Today and TIME Magazine. Her popular Bridgerton series is currently in development by Shondaland as an original Netflix series.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar