The Last Olympian by Rick Riordan
Published: 2009
My rating: 5 of 5 stars
E-book, English edition, 387 pages
Semua keseruan pertarungan tumplek-blek di sini. Menegangkan dan mendebarkan. Pertarungannya super! Semua demigod di Camp Half-Blood terlibat. Percy harus memilih siapa yang bisa dipercaya dan yang tidak. Keliru mempercayai orang bisa berakibat nyawa melayang. Percy juga harus melakukan berbagai tindakan berbahaya untuk memenangkan perang. Yah, semua demigod juga, sih. Tapi Percy adalah putra dari Tiga Dewa Besar, yang menurut ramalan punya kekuatan besar.
Bagian yang menyangkut Grover dan Tyson selalu lucu. Jadi ketegangan bisa cair ketika humor muncul pada saat-saat tertentu. Selebihnya, menegangkan. Nggak tahu siapa yang bakal hidup atau mati. Duh, jadi dag-dig-dug dan sedih kalau-kalau ada karakter yang tewas. Tapi banyak pula penolong di saat genting, dan para penolong yang tak terduga.
Tidak seperti buku-buku sebelumnya yang hanya ada beberapa orang tertentu yang melaksanakan misi atau quest, di buku ini misi semua orang sama. Hanya tugasnya yang berbeda-beda. Annabeth jadi ahli strategi yang mengatur penyerangan. Demigod lain juga mendapat tugasnya masing-masing. Ramalan juga simpang siur mengenai siapa yang harus melawan siapa atau apa, dan bagaimana.
Para dewa dan demigod pelindung Olympus harus mengumpulkan sekutu sebanyak-banyaknya untuk melawan Kronos. Mereka juga harus punya rencana yang bagus, karena Kronos juga mengancam dunia para mortal.
Lagi-lagi para demigod tidak bisa mengabaikan mimpi mereka karena bisa berarti petunjuk. Setelah berperang pun, waktu tidur juga tidak bisa digunakan untuk istirahat sepenuhnya karena petunjuk mimpi bisa datang sewaktu-waktu. Benar-benar melelahkan dan menakutkan. Menakutkan, karena kalau salah mengartikan mimpi bisa berarti kalah perang dan tewas.
Karakter baru yang muncul tidak banyak, tapi karakter lama perlu diingat kembali karena banyak sekali yang muncul lagi. Si ini siapa, muncul di mana, kapan, karena apa. Si itu kok bisa ada di sini, ngapain, dan seterusnya. Pokoknya, semua karakter juga tumplek-blek di sini. Aku jadi kayak fangirl, karena beberapa kali nyaris berteriak ‘kyaaa-kyaaa’ ketika karakter favoritku muncul: Thalia, Clarisse, dan Nico.
Karakter sekunder lain seperti pemimpin kabin Hermes yang suka jahil, pemimpin kabin Apollo yang medisnya jempolan, pemimpin kabin Hephaestus, pemimpin kabin Aphrodite, si kembar Castor-Pollux putra Mr. D alias Dionysus, dan lain-lainnya juga keren abis. Rachel memang ‘meh’ tapi pada akhirnya, aku senang dengan akhir untuknya. Benar-benar pusing mengingat banyaknya karakter di tengah keruwetan alur cerita. Penulisnya hebat bisa menciptakan banyak karakter tanpa kehilangan pegangan alur ceritanya.
Kalau ditanya ‘mana buku favorit dari seri Percy Jackson and The Olympians ini’ maka jawabku adalah buku ini, The Last Olympian. Dan buku ini adalah penutup yang luar biasa dari kisah perjuangan Percy Jackson, demigod putra sang dewa samudera, Poseidon. Akhirnya, marathon saya rampung! Yeah!
View all my reviews
Tentang penulis:
Published: 2009
My rating: 5 of 5 stars
E-book, English edition, 387 pages
Blurb:
All year the half-bloods have been preparing for battle against the Titans, knowing the odds of a victory are grim. Kronos’s army is stronger than ever, and with every god and half-blood he recruits, the evil Titan’s power only grows.
While the Olympians struggle to contain the rampaging monster Typhon, Kronos begins his advance on New York City, where Mount Olympus stands virtually unguarded. Now it’s up to Percy Jackson and an army of young demigods to stop the Lord of Time.
In this momentous final book in the New York Times best-selling series, the long-awaited prophecy surrounding Percy’s sixteenth birthday unfolds. And as the battle for Western civilization rages on the streets of Manhattan, Percy faces a terrifying suspicion that he may be fighting against his own fate.
Review:
Buku terakhir dari seri Percy Jackson ini adalah gongnya. Semua rahasia di buku-buku sebelumnya terungkap satu per satu di sini. Dan para dewa dan demigod harus menghadapi hal terburuk: perang dengan Kronos--sang raja Titan--dan para pengikutnya yang berniat menghancurkan Olympus. Judulnya agak ngeri, The Last Olympian. Apakah Olympus benar-benar hancur dan hanya menyisakan satu Olympian terakhir? Duh, aku ngeri membayangkan yang terburuk. Tapi, nikmati saja dulu ceritanya, menilainya nanti kalau sudah selesai. Heheheee…Semua keseruan pertarungan tumplek-blek di sini. Menegangkan dan mendebarkan. Pertarungannya super! Semua demigod di Camp Half-Blood terlibat. Percy harus memilih siapa yang bisa dipercaya dan yang tidak. Keliru mempercayai orang bisa berakibat nyawa melayang. Percy juga harus melakukan berbagai tindakan berbahaya untuk memenangkan perang. Yah, semua demigod juga, sih. Tapi Percy adalah putra dari Tiga Dewa Besar, yang menurut ramalan punya kekuatan besar.
Bagian yang menyangkut Grover dan Tyson selalu lucu. Jadi ketegangan bisa cair ketika humor muncul pada saat-saat tertentu. Selebihnya, menegangkan. Nggak tahu siapa yang bakal hidup atau mati. Duh, jadi dag-dig-dug dan sedih kalau-kalau ada karakter yang tewas. Tapi banyak pula penolong di saat genting, dan para penolong yang tak terduga.
Tidak seperti buku-buku sebelumnya yang hanya ada beberapa orang tertentu yang melaksanakan misi atau quest, di buku ini misi semua orang sama. Hanya tugasnya yang berbeda-beda. Annabeth jadi ahli strategi yang mengatur penyerangan. Demigod lain juga mendapat tugasnya masing-masing. Ramalan juga simpang siur mengenai siapa yang harus melawan siapa atau apa, dan bagaimana.
Para dewa dan demigod pelindung Olympus harus mengumpulkan sekutu sebanyak-banyaknya untuk melawan Kronos. Mereka juga harus punya rencana yang bagus, karena Kronos juga mengancam dunia para mortal.
Lagi-lagi para demigod tidak bisa mengabaikan mimpi mereka karena bisa berarti petunjuk. Setelah berperang pun, waktu tidur juga tidak bisa digunakan untuk istirahat sepenuhnya karena petunjuk mimpi bisa datang sewaktu-waktu. Benar-benar melelahkan dan menakutkan. Menakutkan, karena kalau salah mengartikan mimpi bisa berarti kalah perang dan tewas.
Karakter baru yang muncul tidak banyak, tapi karakter lama perlu diingat kembali karena banyak sekali yang muncul lagi. Si ini siapa, muncul di mana, kapan, karena apa. Si itu kok bisa ada di sini, ngapain, dan seterusnya. Pokoknya, semua karakter juga tumplek-blek di sini. Aku jadi kayak fangirl, karena beberapa kali nyaris berteriak ‘kyaaa-kyaaa’ ketika karakter favoritku muncul: Thalia, Clarisse, dan Nico.
Karakter sekunder lain seperti pemimpin kabin Hermes yang suka jahil, pemimpin kabin Apollo yang medisnya jempolan, pemimpin kabin Hephaestus, pemimpin kabin Aphrodite, si kembar Castor-Pollux putra Mr. D alias Dionysus, dan lain-lainnya juga keren abis. Rachel memang ‘meh’ tapi pada akhirnya, aku senang dengan akhir untuknya. Benar-benar pusing mengingat banyaknya karakter di tengah keruwetan alur cerita. Penulisnya hebat bisa menciptakan banyak karakter tanpa kehilangan pegangan alur ceritanya.
Kalau ditanya ‘mana buku favorit dari seri Percy Jackson and The Olympians ini’ maka jawabku adalah buku ini, The Last Olympian. Dan buku ini adalah penutup yang luar biasa dari kisah perjuangan Percy Jackson, demigod putra sang dewa samudera, Poseidon. Akhirnya, marathon saya rampung! Yeah!
View all my reviews
Tentang penulis:
Rick Riordan
Goodreads Author
Born
in San Antonio, Texas, The United States
Website
Twitter
Genre
Member Since
November 2013
URL
https://www.goodreads.com/campjupiter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar