The Heroes of Olympus #5: Blood of Olympus by Rick Riordan
My rating: 4 of 5 stars
Published: 2014
E-book, English edition, 516 pages
Seperti biasa buku ini juga menggunakan multiple pov, dengan sudut pandang Jason, Reyna, Leo, Nico, dan Piper. Masing-masing empat bab berurutan. Lebih sedikit daripada buku sebelumnya yang menggunakan 7 pov sekaligus, tapi penulis tetap hebat melakukannya. Terutama karena setting tempat dan situasi untuk beberapa pov-nya berbeda.
Demigod di sini menghadapi dua perang sekaligus. World war dan civil war. Keduanya sama-sama penting. Dan kacau sekali keadaannya. Buku ini memberikan lebih banyak emosi ke pembaca. Kadang bikin ngikik, deg-degan, terharu, sedih, atau frustasi. Penulis mengeluarkan kejutan satu per satu seperti bom. Tapi secara keseluruhan: keren.
Alurnya cepat. Adegan pertarungannya masih penuh aksi yang luar biasa. Tapi masing-masing demigod sudah berkembang pesat. Tiap pertarungan menimbulkan banyak emosi baik bagi tokoh maupun pembaca. Dan sepertinya membuat setiap pertarungan yang terjadi menjadi lebih berarti.
Kalau dibandingkan dengan pertarungan akhir Percy Jackson and The Olympians: The Last Olympian, efek kejutannya tidak banyak. Tapi tetap saja memberikan berbagai pandangan dan memunculkan emosi yang berbeda-beda. Rasanya seperti mau berteriak, ‘Yeah!’ tapi nggak tega, atau ‘Oh, no!’ tapi nggak sanggup. Penulisnya bikin pembaca mati gaya, tapi pembaca hanya bisa pasrah menerima keadaan karena ceritanya memang bagus.
Karakternya luar biasa banyak. Sepertinya semua tokoh mitologi dikeluarkan di sini, yang banyaknya seabrek. Aku sudah mulai menyerah mengingat-ingat tokoh yang saking banyaknya sampai bikin pusing. Kalau sudah benar-benar bingung baru kubuka glosarium di belakangnya.
Glosariumnya seperti extra credit di akhir film yang nggak habis-habis. Tapi begitu membalik halaman berikutnya adalah glosarium, aku mendesah lega. Akhirnya kisah ini selesai juga. Dengan memuaskan. Yah, agak sedih juga sih, karena kisah menakjubkan ini berakhir. Kalau ditanya ‘mana buku seri Heroes of Olympus paling favorit?’ aku akan menjawab: The Mark of Athena.
View all my reviews
Tentang penulis:
My rating: 4 of 5 stars
Published: 2014
E-book, English edition, 516 pages
Blurb:
Though the Greek and Roman crewmembers of the Argo II have made progress in their many quests, they still seem no closer to defeating the earth mother, Gaea. Her giants have risen—all of them—and they're stronger than ever. They must be stopped before the Feast of Spes, when Gaea plans to have two demigods sacrificed in Athens. She needs their blood—the blood of Olympus—in order to wake.
The demigods are having more frequent visions of a terrible battle at Camp Half-Blood. The Roman legion from Camp Jupiter, led by Octavian, is almost within striking distance. Though it is tempting to take the Athena Parthenos to Athens to use as a secret weapon, the friends know that the huge statue belongs back on Long Island, where it "might" be able to stop a war between the two camps.
The Athena Parthenos will go west; the Argo II will go east. The gods, still suffering from multiple personality disorder, are useless. How can a handful of young demigods hope to persevere against Gaea's army of powerful giants? As dangerous as it is to head to Athens, they have no other option. They have sacrificed too much already. And if Gaea wakes, it is game over.
Review:
Cerita sudah mendekati akhir. High-tension di buku sebelumnya mulai menipis. Bahkan guyonan Leo dan komentar aneh Percy bisa mulai bikin ngikik. Jason pun ternyata juga bisa ngelawak. Tapi suasana mulai serius dan kompleks.Seperti biasa buku ini juga menggunakan multiple pov, dengan sudut pandang Jason, Reyna, Leo, Nico, dan Piper. Masing-masing empat bab berurutan. Lebih sedikit daripada buku sebelumnya yang menggunakan 7 pov sekaligus, tapi penulis tetap hebat melakukannya. Terutama karena setting tempat dan situasi untuk beberapa pov-nya berbeda.
Demigod di sini menghadapi dua perang sekaligus. World war dan civil war. Keduanya sama-sama penting. Dan kacau sekali keadaannya. Buku ini memberikan lebih banyak emosi ke pembaca. Kadang bikin ngikik, deg-degan, terharu, sedih, atau frustasi. Penulis mengeluarkan kejutan satu per satu seperti bom. Tapi secara keseluruhan: keren.
Alurnya cepat. Adegan pertarungannya masih penuh aksi yang luar biasa. Tapi masing-masing demigod sudah berkembang pesat. Tiap pertarungan menimbulkan banyak emosi baik bagi tokoh maupun pembaca. Dan sepertinya membuat setiap pertarungan yang terjadi menjadi lebih berarti.
Kalau dibandingkan dengan pertarungan akhir Percy Jackson and The Olympians: The Last Olympian, efek kejutannya tidak banyak. Tapi tetap saja memberikan berbagai pandangan dan memunculkan emosi yang berbeda-beda. Rasanya seperti mau berteriak, ‘Yeah!’ tapi nggak tega, atau ‘Oh, no!’ tapi nggak sanggup. Penulisnya bikin pembaca mati gaya, tapi pembaca hanya bisa pasrah menerima keadaan karena ceritanya memang bagus.
Karakternya luar biasa banyak. Sepertinya semua tokoh mitologi dikeluarkan di sini, yang banyaknya seabrek. Aku sudah mulai menyerah mengingat-ingat tokoh yang saking banyaknya sampai bikin pusing. Kalau sudah benar-benar bingung baru kubuka glosarium di belakangnya.
Glosariumnya seperti extra credit di akhir film yang nggak habis-habis. Tapi begitu membalik halaman berikutnya adalah glosarium, aku mendesah lega. Akhirnya kisah ini selesai juga. Dengan memuaskan. Yah, agak sedih juga sih, karena kisah menakjubkan ini berakhir. Kalau ditanya ‘mana buku seri Heroes of Olympus paling favorit?’ aku akan menjawab: The Mark of Athena.
View all my reviews
Tentang penulis:
Rick Riordan
Goodreads Author
Born
in San Antonio, Texas, The United States
Website
Twitter
Genre
Member Since
November 2013
URL
https://www.goodreads.com/campjupiter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar