Translator: Suwarni A.S.
Edisi terjemahan Bahasa Indonesia
“Keji sekali... Begitu keji...”
Wanita sekarat itu berbicara pada Pastor Gorman dengan mata yang memancarkan kesakitan. “Hentikan... Harus dihentikan... Kau harus...”
Pastor itu lalu berbicara dengan sikap tegas yang menenangkan. “Aku akan lakukan apa yang perlu dilakukan. Kau bisa mempercayaiku.”
Pastor Gorman menyelipkan daftar yang berisi nama-nama yang disebutkan wanita itu, ke sepatunya. Daftar tanpa makna; daftar nama orang-orang yang sama sekali tidak punya persamaan.
Dalam perjalanan pulang, Pastor Gorman dibunuh, tapi polisi menemukan daftar itu. Dan ketika Mark Easterbrook mulai meneliti kondisi orang-orang yang ada dalam daftar, dia mulai menemukan hubungan antara mereka, dan pola yang mengerikan: Semua orang di daftar itu sudah mati—atau menurut dugaannya, sudah ditandai sebagai sasaran pembunuhan!
Review:
Tadinya cuma mau kukasih 2 bintang. Tapi tiba-tiba di halaman 300-an yang mana adalah sudah mau habis ceritanya, ada plot twist yang bikin tercengang.
Alasan tadinya cuma mau kukasih 2 bintang itu karena bosen banget bacanya. Banyak kleniknya. Awalnya tertarik karena judulnya, The Pale Horse, Si Kuda Putih. Gara-gara habis baca White Horse (Robert Galbraith), langsung berpikir mungkin buku yang judulnya pakai nama hewan bakalan mengandung kode tertentu.
Sampai pertengahan cerita, aku merasa nggak ada kode khusus tentang The Pale Horse, selain cuma nama sebuah penginapan tua. Makanya bosen banget bacanya. Mana karakternya nggak aku kenal, paling cuma Mrs. Oliver, dan dia pun cuma muncul sedikit. Nyaris nggak seru.
Kode yang kucurigai melekat di nama The Pale Horse yaitu karena Kuda Putih adalah tunggangan dewa kematian, sehingga juga bisa berarti kematian. Kode yang terlalu umum, karena hampir semua cerita misteri Agatha Christie ada yang mati.
Bisa jadi juga kode yang dimaksud mirip dengan White Horse, yang merupakan kiasan untuk obat terlarang. Kalau suka dengan klenik dan supernatural, mungkin bakalan suka. Walaupun menurutku penampilan adagen seance-nya sama sekali tidak mengesankan. Meh aja.
Keseluruhan ceritanya mengingatkan aku pada Misteri Tarian Kobra-nya Trio Detektif, versi lebih seriusnya. Trio Detektif lebih menarik karena dibalut petualangan yang cukup seru dan beberapa banyolan yang terkadang bikin ngikik.
Dan aku melihat ada seekor kuda pucat: dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut. -- hlm. 332
((Hadeh. Review yang aneh))
Silakan baca, mungkin kamu malah suka. Selera tentu bisa beda..
View all my reviews
Tadinya cuma mau kukasih 2 bintang. Tapi tiba-tiba di halaman 300-an yang mana adalah sudah mau habis ceritanya, ada plot twist yang bikin tercengang.
Alasan tadinya cuma mau kukasih 2 bintang itu karena bosen banget bacanya. Banyak kleniknya. Awalnya tertarik karena judulnya, The Pale Horse, Si Kuda Putih. Gara-gara habis baca White Horse (Robert Galbraith), langsung berpikir mungkin buku yang judulnya pakai nama hewan bakalan mengandung kode tertentu.
Sampai pertengahan cerita, aku merasa nggak ada kode khusus tentang The Pale Horse, selain cuma nama sebuah penginapan tua. Makanya bosen banget bacanya. Mana karakternya nggak aku kenal, paling cuma Mrs. Oliver, dan dia pun cuma muncul sedikit. Nyaris nggak seru.
Kode yang kucurigai melekat di nama The Pale Horse yaitu karena Kuda Putih adalah tunggangan dewa kematian, sehingga juga bisa berarti kematian. Kode yang terlalu umum, karena hampir semua cerita misteri Agatha Christie ada yang mati.
Bisa jadi juga kode yang dimaksud mirip dengan White Horse, yang merupakan kiasan untuk obat terlarang. Kalau suka dengan klenik dan supernatural, mungkin bakalan suka. Walaupun menurutku penampilan adagen seance-nya sama sekali tidak mengesankan. Meh aja.
Keseluruhan ceritanya mengingatkan aku pada Misteri Tarian Kobra-nya Trio Detektif, versi lebih seriusnya. Trio Detektif lebih menarik karena dibalut petualangan yang cukup seru dan beberapa banyolan yang terkadang bikin ngikik.
Dan aku melihat ada seekor kuda pucat: dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut. -- hlm. 332
((Hadeh. Review yang aneh))
Silakan baca, mungkin kamu malah suka. Selera tentu bisa beda..
View all my reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar