[Book Review] Dua Dini Hari oleh Chandra Bientang

Dua Dini HariDua Dini Hari by Chandra Bientang
Audiobook oleh Storytel
Narator: Ary Wibowo

My rating: 4 of 5 stars

★★★★☆


Blurb:

Tiga anak jalanan ditemukan tewas, tergantung di pinggir flyover kawasan Jatinegara. Satu mayat lagi menyusul, kali ini terlilit kabel tiang listrik. Penyelidikan dimulai dengan enggan, para polisi bertindak meski jauh dari kata maksimal. Pemikiran semua orang sama : mereka hanya gelandangan, lebih baik disingkirkan. Seolah ada yang bertekad membersihkan jalanan, mengurangi masalah pelik kota. Namun, benarkah anak-anak itu pantas mati? Dengan cara seperti itukah mereka layak dilenyapkan?


Review:

Buku ini bagus banget...awalnya. Udah siap-siap mau kasih full bintang 5, tapi ternyata narator ceritanya (karena aku baca audiobook) kadang salah intonasi jadi dengerinnya nggak nyaman. Bintangnya berkurang satu. Trus, tadinya mau kasih 4, tapi ada bagian yang bikin kecewa berat... hiks... bintangnya mau kuturunin satu lagi tapi...

Akhirnya kubalikin lagi bintangnya jadi 4 karena aku memutuskan untuk membiarkan masalah intonasi tadi. Dibandingkan dengan ceritanya, masalah intonasi ini sangat minor. Selain itu, naratornya juga bela-belain nyanyi, lho! Baru kali ini dengerin audiobook ada lagunya, jadi narator nggak cuma membacakan lirik yang ditulis, tapi beneran nyanyi! Keren banget, lah.

Seperti biasa, aku mendengarkan buku ini sambil mengukur sampel. Rasanya kok sampelku nggak habis-habis diukur ya 😭 saking banyaknya. Memang ada ratusan sih... Buku ini menemaniku mengusir kantuk sembari bekerja.

Buku ini mengangkat kritik sosial terhadap anak jalanan yang dibalut dengan misteri-kriminal. Latarnya khas Indonesia, khususnya Jakarta, di abad ke-21 di mana aktivitas sehari-hari diwarnai dengan interaksi di media sosial.

Karena aku sering mendengarkan podcast Crime Junkie, aku jadi sadar kalau kasus yang menyangkut "sampah masyarakat" seringkali disepelekan oleh penegak hukum, misalnya jadi lebih lama penyelesaiannya, atau bahkan tidak jarang tanpa penyelesaian. Di Crime Junkie, banyak kasus kriminal yang korbannya adalah PSK, mungkin karena latar kejadian banyak di Amerika Serikat. Di buku ini, diceritakan bahwa korbannya adalah anak jalanan, yang merupakan permasalahan sosial di Indonesia. Pemilihan niche yang bagus.

Perceritaannya dari sudut pandang orang ketiga, dan dari beberapa karakter. Aku senang karena hal ini mendukung keobjektivitasan pembaca juga. Elang dan Kanthi (bener nggak ya tulisannya? Karena cuma dengerin, aku nggak tahu tulisan aslinya) merupakan gambaran gen Z dan milenial yang berbeda priviledge. Hal ini juga diceritakan dengan baik. Yang paling menyesakkan adalah ketika cerita berpindah sudut pandang ke Pak Adi (?) seorang tunawisma yang melapor ke pihak berwajib bahwa anaknya hilang. Itu adalah adegan favoritku.

Korban yes, kasus yes, misteri yes, penyelesaian yes, motifnya hadeeehhh 🤦‍♀️... karena pembangunan cerita yang sangat baik di awal, pertengahan, dan akhir yang bagus, aku menjadi memiliki ekspektasi yang tinggi mengenai motif kejahatan. Sayang sekali pengungkapan motifnya (yang menurutku tidak pas dan agak terkesan receh) membuatku kecewa. Imajinasiku sudah kemana-mana sampai ke perdagangan organ segala, lho. Habisnya, kalau melihat latar belakang mindset di Indonesia sekarang yang berorientasi ke cuan, hal itu lebih cocok. Coba kalau motifnya diganti, udah full bintang ini.

Tapi ini memang seleraku sih. Selera orang kan beda-beda ya...

View all my reviews


Trivia:

Dua Dini Hari adalah novel debut Chandra Bientang. Novel ini terpilih untuk mendapatkan dana penerjemahan nukilan ke dalam Bahasa Inggris dari LitRi Translation Funding Program yang diselenggarakan oleh Komite Buku Nasional di tahun 2019. Novel ini menjadi pemenang 2 kategori yaitu Best Novel dan Best Crime Drama & Thriller dalam Scarlet Pen Awards (Anugerah Fiksi Kriminal Indonesia) 2020 yang diselenggarakan oleh Crime Fiction Author Indonesia dan Komunitas Detectives Indonesia.

"Ide cerita dan gaya tulisannya membuat setiap peristiwa terasa sangat dekat. Pencapaian yang baik untuk sebuah karya perdana." 
-Fransisco Rosarians, jurnalis hukum TEMPO

"Meneror mental dan pikiran sejak awal. Mengerikan, menuntun pembaca berhadapan dengan misteri yang tak berkesudahan."
-Aprillia Ramadhina, penulis buku Turn On The Radio

Tidak ada komentar:

Posting Komentar