[Book Review] Muslihat dengan Cermin oleh Agatha Christie

Judul: Muslihat dengan Cermin
Judul Asli: They Do It with Mirrors
Penulis: Agatha Christie (1991)
Alih Bahasa: Julanda Tantani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2011

"Kita tak bisa menjauhkan seseorang dari segalanya. Segala sesuatu harus dihadapi, cepat atau lambat. Dan karenanya lebih baik kalau cepat."
- Carrie Louise -

Miss Marple menyanggupi permintaan dari teman sekolahnya untuk pergi ke rumah teman sekolahnya yang lain untuk menyelidiki sesuatu yang menurut temannya itu 'tidak beres'. Tetapi ia tidak bisa pergi ke tempat itu begitu saja, oleh karena itu ia pergi sebagai sebuah objek amal atau kurang lebih dengan suatu keadaan palsu. Rumah yang akan ditinggalinya sementara dalam rangka untuk 'beristirahat' di masa senja bersama teman sekolahnya ternyata memiliki sebuah bangunan akademi atau lembaga pelatihan untuk ratusan remaja yang memiliki gangguan kejiwaan dan kriminal muda.

Carrie Louise, teman sekolah Miss Marple walaupun seumur dengannya masih terlihat muda. Ia tinggal di Stonygates dengan suami ketiganya, anaknya perempuannya, anak tiri laki-lakinya dari suami yang kedua, dan cucu perempuan beserta suaminya. Perjalanan hidupnya sungguh rumit. Ia menikah dengan suami pertamanya yang duda, memiliki seorang anak adopsi, seorang anak kandung, dan dua orang anak tiri. Ketika suaminya meninggal, ia menikah dengan suami keduanya namun bercerai dan ia mengurus anak-anak tirinya dari suaminya yang kedua. Pernikahannya yang ketiga tidak dikaruniai anak. Anak adopsinya memiliki anak yang sekarang tinggal bersamanya, sedangkan anak kandungnya juga tinggal bersamanya setelah janda. Lewis Serrocold, suaminya yang ketiga mengelola suatu akademi untuk melatih remaja dengan gangguan kejiwaan dan kriminal muda, semacam panti rehabilitasi dan bangunannya menempel dengan Stonygates.


Suatu ketika, seorang remaja yang dirawat di akademi mengamuk. Mr. Serrocold, suami Carrie Louise berusaha menenangkannya di ruang kerjanya. Edgar Lawson, remaja yang mengamuk itu sampai menembakkan pistol dua kali, tapi untungnya kedua peluru tidak mengenai Mr. Serrocold padahal pistol itu ditembakkan dari jarak dekat. Ketika suasana sudah kembali tenang, Edgar dibimbing kembali ke akademi dan diberi obat penenang. Tapi suasana kembali tegang karena Miss Bellever, pengurus rumah, menelepon polisi dengan alasan yang sama sekali berbeda dengan yang dikira semua orang. Ternyata, si pengurus rumah menemukan orang lain, Christian Gulbrandsen, anak tiri Carrie Louise dari suami pertamanya, yang juga merupakan pengurus yayasan yang mengelola akademi, telah tewas tertembak.

Latar belakang yang rumit, perasaan yang campur-aduk, dan suasana yang membingungkan membuat Miss Marple bertanya-tanya. Apa sebetulnya hal tidak beres yang harus diselidikinya? Apakah semua kejadian ini ada kaitannya dengan hal tidak beres yang menyangkut Carrie Louise? Sekali lagi, Miss Marple harus mereka-reka 'aksi panggung' yang sebenarnya dari seluruh kejadian yang terjadi di Stonygates.

Ini adalah kisah Miss Marple yang pertama kubaca. Karakter Miss Marple jauh dari bayangan seorang detektif, kalau menurutku, tapi justru itulah yang bikin menarik. Tapi sayangnya cerita yang disuguhkan kurang mendukung dalam menikmati tiap lembarnya. Banyaknya pemuda bermasalah yang menjadi 'pasien' menimbulkan banyak kemungkinan tersangka. Psikiater-psikiater yang ada di sana betul-betul menjengkelkan. Mereka menganggap semua orang, bukan hanya 'pasien-pasien' muda itu, bahkan termasuk dirinya sendiri, memiliki kegilaan, dan mereka mengatakannya dengan tersenyum seolah itu lelucon. Heran deh, sama Miss Marple bisa sabar dengerin komentar-komentar psikiater-psikiater itu, padahal ada orang yang tewas di rumah itu dan perlu diselidiki. Inspektur Curry yang ikut menanyai beberapa psikiater juga jadi 'gregeten' mendengar keterangan dan komentar mereka.

Yang membingungkan selanjutnya adalah Carrie Louise yang lemah gemulai, tak ingin seorang pun memberikan kabar tak enak padanya, padahal sebetulnya ia lebih kuat dari yang orang sangka. Ia memiliki pendapat yang berbeda dari kebanyakan orang, dan banyak orang menganggap kalau Carrie Louise hanya mengatakan apa yang diharapkannya bukan apa yang terjadi. Tapi sebetulnya kata-katanya itulah yang benar. Aku sendiri waktu baca pertama tidak pernah memperhitungkan Carrie Louise, dan ternyata hal itu adalah suatu kesalahan karena detektif seharusnya memperhitungkan segalanya. Untunglah Miss Marple segera sadar dan segera mengambil tindakan. Kasus ditutup dengan kejadian yang tragis, dan ternyata latar belakang pendirian akademi pelatihan itu adalah untuk tujuan yang benar-benar jahat, sampai bergidik bacanya. Sebetulnya sih, aku nggak terlalu suka dengan ceritanya, tapi dari cerita ini mengantarkanku pada perkenalanku yang pertama dengan Miss Marple, nenek tua yang manis dan bernalar tajam. :)

About the Author:
Agatha Christie

Agatha Mary Clarissa Miller was born in Torquay, Devon, England, U.K., as the youngest of three. The Millers had two other children: Margaret Frary Miller (1879–1950), called Madge, who was eleven years Agatha's senior, and Louis Montant Miller (1880–1929), called Monty, ten years older than Agatha.

Agatha Christie also wrote romance novels under the pseudonym Mary Westmacott, and was occasionally published under the name Agatha Christie Mallowan.

To honour her many literary works, she was appointed Commander of the Order of the British Empire in the 1956 New Year Honours. The next year, she became the President of the Detection Club. In the 1971 New Year Honours she was promoted Dame Commander of the Order of the British Empire, three years after her husband had been knighted for his archaeological work in 1968.

http://us.macmillan.com/author/agatha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar