[Book Review] Little Women by Louisa May Alcott (Little Women #1)

Little WomenLittle Women by Louisa May Alcott (Little Women #1)
E-book, Kobo, Public Domain, 449 pages, English edition
Audibook by Storytel and InAudio, 19 hours, English edition
Narrator in audiobook: Erin Bateman

My rating: 4 of 5 stars
★★★★☆

Blurb:

Meg is the eldest and on the brink of love. Then there’s tomboy Jo who longs to be a writer. Sweet-natured Beth always puts others first, and finally there’s Amy, the youngest and most precocious. Together they are the March sisters. Even though money is short, times are tough and their father is away at war, their infectious sense of fun sweeps everyone up in their adventures – including Laurie, the boy next door. And through sisterly squabbles, their happy times and sad ones too, the sisters discover that growing up is sometimes very hard to do.

From the audiobook blurb:

Little Women tells the story of Meg, Jo, Beth, and Amy March, sisters who love each other and work hard building their earnest lives in Massachusetts during Civil War. The story follows their lives growing up together, working, going to school and navigating into adulthood. Along the way, they face love and loss, trials and joys. The sisters dynamic personalities color their relationships and circumstances in unique ways, and help readers find common ground with the characters from anoter time and place. The charming writing and closeness of the sisters, as well as the timeless themes and emotions, make Little Women a classic for the ages

Ulasan:


---

Little WomenYes! Akhirnya selesai juga bacaan ini. Walaupun awalnya dimulai dari ebook berbahasa Inggris, aku mengulangi membacanya dengan versi audiobook berbahasa Inggris juga. Klasik memang terasa lama dibaca dan didengarkan, tapi itulah tantangan dan keunikannya. Selain itu aku juga merasa kalau kisah klasik ini ternyata timeless karena masih relevan dengan kondisi saat ini.

Di tengah-tengah aku menyelesaikan bacaan ini, aku terpapar oleh berbagai macam spoiler. Yah, namanya juga klasik, pasti banyak banget spoiler bersliweran. Kayaknya dulu aku juga udah pernah baca versi dongeng bergambarnya sewaktu masih kecil, dan saat itu aku merasa kok ceritanya sangat tidak jelas. Ternyata versi itu sudah dimampatkan semampat-mampatnya, sehingga hanya menceritakan remah-remah ceritanya. Bacaan ini sangatlah panjang, dan meliputi banyak sekali kejadian masa kecil empat gadis bersaudara March sejak kecil sampai dewasa muda dari sudut pandang Jo, salah satu dari keempat bersaudara tersebut. Audiobooknya saja sekitar 19 jam.

Selain spoiler yang tidak sengaja, terutama karena pada saat itu aku berniat membaca buku ini agar tidak merasa bersalah nonton filmnya, aku malah sengaja mencari tahu tentang penulisnya. Yah, setelah aku menyelesaikan bacaan ini, aku mau menonton film terbarunya yang diperankan oleh Saoirse Ronan sebagai Mbak Jo. Membaca profil penulisnya ternyata memberikan spoiler juga terhadap ceritanya, karena sang penulis membuat cerita ini berdasarkan kehidupannya sendiri. Ia memiliki adik yang membuat dia iri, tetangga lelaki yang sering ngajak main sejak kecil, passion menulisnya, dan banyak sekali kemiripan-kemiripan lain. Hal yang berbeda adalah bahwa sang penulis tidak menikah sampai ia meninggal.

Akan tetapi sang penulis sempat merawat anak adiknya ketika sang adik meninggal. Aku jadi mengaitkan kehidupan penulis dengan cerita ini karena saking miripnya. Mungkin sang penulis masih mencintai si adik ipar sampai ia mau merawat keponakannya itu ketika adiknya meninggal. Tapi aku juga merasa bahwa si adik yang sering membuatnya iri tersebut sebetulnya sangat menyayanginya, karena sang kakak banyak membiayai pendidikannya. Sungguh keluarga yang penuh cinta. Karena banyak spoiler bertebaran, lebih baik aku menyembunyikan semua ulasan ini.

Hampir tepat 3 tahun aku menyelesaikan bacaan ini! Setelah ini aku mau menonton filmnya dan berharap tidak kecewa.

View all my reviews

Setelah nonton filmnya:

Little Women
By Sony Pictures PublicityFair useLink
My rating 4 of 5 stars (3 gemuk sih sebetulnya)
★★★★☆

I love Beth 😭❤️

Filmnya pakai alur maju-mundur. Awalnya agak bingung kok bagian awalnya udah menceritakan bagian akhir buku. Kalau yang di terjemahan malah udah bagian akhir buku kedua. Tapi ternyata alurnya dibuat maju-mundur. Entah kalau yang menontonnya belum baca bukunya bakalan ngeh sama jalan ceritanya atau nggak, tapi menurutku setelah baca bukunya pun, filmnya tetep berkesan.

Justru waktu dibuat maju-mundur malah jadi nggak bosan. Waktu mendengarkan cerita, kesannya hanya seperti jurnal. Penulisnya menceritakan berbagai kejadian yang mungkin tidak berkaitan satu sama lain, hanya tokohnya saja yang sama. Alurnya yaa, alur kehidupan si tokoh yang diceritakan. Dengan dibuat maju-mundur, sepertinya kisah dilebur dengan keadaan masa lalu yang sesuai dengan keadaan masa sekarang yang sedang diceritakan dalam film.

Akhir filmnya agak terkesan menggantung. Tapi memang akhir bukunya sih seperti itu, jadi yaa nggak terlalu masalah buatku. Walaupun demikian, dalam film sepertinya tokoh Jo yang diceritakan dalam buku sengaja dilebur dengan keadaan penulisnya yang juga memiliki jalan hidup yang nyaris serupa. Lha wong si penulis bikin cerita ini berdasarkan hidupnya, yaa jelas aja mirip. Tapi akhir cerita Jo dan si penulis cukup berbeda, karena si penulis tidak menikah. Akhir cerita Jo berbeda karena editornya yang minta ternyata. Hahahahaa...

Tapi aku banyak nangis nontonnya. Hiks. Mungkin juga karena aku baca bukunya ya. Kalau nggak baca mungkin aku nggak bakalan banyak nangis. Oh Beth... 😭


Tentang penulis:

Little Women

Louisa May Alcott


Born
in Germantown, Pennsylvania, The United States, November 29, 1832 
Died
March 06, 1888

Website

Genre

Influences




Louisa May Alcott was born in Germantown, Pennsylvania on November 29, 1832. She and her three sisters, Anna, Elizabeth and May were educated by their father, philosopher/ teacher, Bronson Alcott and raised on the practical Christianity of their mother, Abigail May.

Louisa spent her childhood in Boston and in Concord, Massachusetts, where her days were enlightened by visits to Ralph Waldo Emerson’s library, excursions into nature with Henry David Thoreau and theatricals in the barn at Hillside (now Hawthorne’s "Wayside").

Like her character, Jo March in Little Women, young Louisa was a tomboy: "No boy could be my friend till I had beaten him in a race," she claimed, " and no girl if she refused to climb trees, leap fences...."

For Louisa, writing was an early passion. She had a rich imagination and often her stories became melodramas that she and her sisters would act out for friends. Louisa preferred to play the "lurid" parts in these plays, "the villains, ghosts, bandits, and disdainful queens."

At age 15, troubled by the poverty that plagued her family, she vowed: "I will do something by and by. Don’t care what, teach, sew, act, write, anything to help the family; and I’ll be rich and famous and happy before I die, see if I won’t!"

Confronting a society that offered little opportunity to women seeking employment, Louisa determined "...I will make a battering-ram of my head and make my way through this rough and tumble world." Whether as a teacher, seamstress, governess, or household servant, for many years Louisa did any work she could find.

Louisa’s career as an author began with poetry and short stories that appeared in popular magazines. In 1854, when she was 22, her first book Flower Fables was published. A milestone along her literary path was Hospital Sketches (1863) based on the letters she had written home from her post as a nurse in Washington, DC as a nurse during the Civil War.

When Louisa was 35 years old, her publisher Thomas Niles in Boston asked her to write "a book for girls." Little Women was written at Orchard House from May to July 1868. The novel is based on Louisa and her sisters’ coming of age and is set in Civil War New England. Jo March was the first American juvenile heroine to act from her own individuality; a living, breathing person rather than the idealized stereotype then prevalent in children’s fiction.

In all, Louisa published over 30 books and collections of stories. She died on March 6, 1888, only two days after her father, and is buried in Sleepy Hollow Cemetery in Concord.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar