[Book Review] Touché: Rosetta oleh Windhy Puspitadewi (Touché #3)

Touché: Rosetta
Touché: Rosetta oleh Windhy Puspitadewi (Touché #3)
Paperback, 200 pages
Audiobook by Storytel, 3 hours (Narator: Ferry Kurniawan
Published June 5th 2017 by Gramedia Pustaka Utama
Edisi Bahasa Indonesia
  
My rating: 4 of 5 stars

★★★★☆


Blurb:

Edward Kim memiliki kemampuan memahami semua tulisan, bahkan dari bahasa yang belum pernah dia dengar sebelumnya, melalui sentuhan. Dia seperti Batu Rosetta berjalan. Kemampuannya itu akhirnya dia gunakan untuk mendapatkan uang dengan membantu seorang profesor di British Museum. 

Tiba-tiba seorang pria asing datang menemuinya dan memintanya memecahkan sebuah teka-teki. Teka-teki yang berisi rahasia dari zaman Renaissance dan petunjuk pelaku suatu pembunuhan.


Review:

Bahkan waktu misteri atau kasusnya belum muncul, aku sudah mencurigai salah satu karakter, yang ternyata dugaanku BENAR! Yesss!! 🥳

Karena itulah bintangnya jadi nambah satu. Hehehee 🤭

Tadinya cuma mau kasih 3 bintang, karena di dalamnya terdapat karakter yang kebanyakan akademisi yang ternyata melakukan pelanggaran etika riset/penelitian 🙄 bahkan ketika cerita masih baru di bagian awalnya. Sebagai seorang (calon) akademisi (amin!) juga, aku merasa terganggu. Ketika pertama kali masuk sekolah paskasarjana, mata kuliah wajib pertama yang diambil adalah Research Ethics dan Research Literacy, karena saking pentingnya hal ini bagi ilmuwan dan akademisi. Nah, novel teenlit ini memberikan contoh sikap ilmuwan dan/atau akademisi yang tidak baik dan tidak boleh ditiru 😝

Misteri dan teka-teki dengan tema benda-benda seni ini juga seru untuk diikuti, terutama karena aku (untungnya) memahami tema ini. Siapa sih yang nggak kenal Leonardo da Vinci dan Michaelangelo Buonarotti sang para seniman kondang zaman Reinassance (bener nggak nih tulisannya? Lol) itu? Dan senangnya lagi, aku bisa menebak teka-tekinya dong! Tumben-tumbenan nih otak bisa memproses informasi dengan benar. Wkwkwk...

Buku ini memiliki rentang waktu yang terjadi tepat setelah dan hampir bersamaan dengan buku sebelumnya, Touché: Alchemist. Karakter yang disebutkan di buku sebelumnya juga keluar di sini, seperti Hiro, Karen, dan Sam. Tapi tokoh utama di buku ini adalah Edward Kim, dan aku lumayan menyukainya. Ellen juga menyenangkan. Satu-satunya karakter yang disebutkan di ketiga buku seri Touché ini adalah Yunus King yang... hmmm... yaah, lumayan lah. Karakter center di cerita ini lumayan kusukai, kecuali para akademisinya (yang gelar akademiknya mending dicabut aja 🤮)

Selain sikap para akademisi yang tidak mencerminkan profesinya, ada hal lain yang juga membuatku terganggu. Kalau tidak salah, aku mendengar (karena aku dengerin audiobook) ada publikasi artikel ilmiah yang ditulis oleh seorang Touché yang masih sangat muda tentang terjemahan suatu artefak. Hal yang membuatku terganggu adalah, bagaimana publikasi riset tersebut bisa ditulis oleh seseorang yang masih sangat muda (yang bisa jadi kredensialnya diragukan), tanpa mengungkap kalau dia adalah seorang Touché? Bagaimana dia membuat pembuktian terjemahan artefak tersebut sehingga bisa dipublikasikan sebagai artikel ilmiah, yang lagi-lagi, tanpa mengungkapkan jati dirinya sebagai seorang Touché? Bagaimana peer-review-nya?

Ups, sepertinya aku terlalu serius sampai-sampai aku lupa kalau ini adalah fiksi untuk remaja. Dalam cerita, publikasi artikel ilmiah yang diceritakan memang sengaja disederhanakan (bahkan terkesan oversimplify) biar nggak ribet dan terkesan lebih fantastis. Padahal dalam kenyataannya, publikasi artikel ilmiah itu tidak segampang yang diceritakan di sini. Hal yang ditulis harus bisa dibuktikan dan dipertanggungjawabkan di kalangan ilmuwan sejawat. Ini sebagai pengetahuan aja, sih. Tapi aku bener-bener menikmati buku ini, kok. Sungguh.

Sudut pandang penceritaannya adalah orang ketiga serbatahu (favoritku). Alurnya nggak terlalu cepat dan nggak terlalu lambat juga, mengalir gitu aja dan enak didengar sebagai audiobook. Akhir buku ini menyiratkan bahwa akan ada buku-buku selanjutnya, tapi sepertinya belum ada buku selanjutnya, ya? Jadi penasaran dengan kelanjutan ceritanya... 🤔

View all my reviews


Tentang penulis:


Windhy Puspitadewi


Born
Indonesia 
Twitter

Genre


Buat cewek yang lahir tanggal 14 Februari ini, menulis merupakan caranya berbagi pikiran, perasaan, mimpi, imajinasi, dan cita-citanya dengan orang lain. Ia ingin tulisannya bisa menggugah dan menginspirasi pembacanya, sama seperti tulisan kedua tokoh yang pertama-tama menginspirasinya untuk menulis: almarhum Umar Kayam dan Jostein Gaarder. 

Banyak yang mengira Windhy mengoleksi kutipan orang-orang terkenal (mulai dari Ralph Waldo Emerson sampai Detektif Conan) yang sering ia selipkan dalam novel-novelnya. Padahal sebenarnya ia hafal! Kata-kata yang bagus itu langsung menempel hingga sewaktu-waktu dibutuhkan, ia tinggal mencomotnya dari ingatan dan sesekali mengecek ke Oom Google supaya lebih akurat. 

Kesan, komentar, masukan, atau kritik teman-teman ditunggu di: my_cool_killer@yahoo.com. Boleh juga add FB dengan alamat e-mail yang sama atau Windhy Puspita, atau kalau mau lebih real time, follow twitter-nya di @windhy_khaze.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar