[Book Review] Kereta 4.50 dari Paddington oleh Agatha Christie

taken from here
Judul: Kereta 4.50 dari Paddington
Judul asli: 4.50 from Paddington
Penulis: Agatha Christie (1952)
Alih bahasa: Lili Wibisono
Desain dan ilustrasi sampul: Satya Utama Jadi
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama (Agustus, 2007)
Edisi Bahasa Indonesia, Softcover, 344 hlm.

Tuhan telah menggariskan bahwa ia, Elspeth McGillicuddy harus menjadi saksi sebuah pembunuhan. – p.15

Sinopsis:
Lima hari sebelum Natal, Mrs. McGillicuddy naik kereta dari Peron 3. Dari peron itu, kereta berangkat pukul 4.50 dari London menuju Brackhampton, Milchester, Waverton, Carvil Junction, Roxeter, dan berhenti di Chadmouth. Di tengah-tengah perjalanan, ada kereta dari Paddington yang berjalan beriringan dengan kereta yang ditumpangi Mrs. McGillicuddy. Dan saat itulah ia melihat sesuatu yang mengejutkan dari jendela kompartemen kereta sebelah. Seorang pria yang mencekik mati seorang wanita.

Sayangnya, tak ada yang peduli dengan ceritanya. Pun setelah ia menemui sahabatnya, Jane Marple, tak ditemukan berita mengenai wanita yang dicekik itu. Bahkan tak ada mayat yang ditemukan. Akan tetapi, kejadian itu tak terlupakan begitu saja, karena begitu berada di tangan Jane Marple, jawabannya akan segera ditemukan…

Ulasan:
Gimana rasanya kalau penggemar misteri sudah menangkap semua petunjuk yang dibeberkan dalam sebuah kisah misteri, tapi ternyata jawabannya salah? Gregetan banget deh. Itulah yang kurasakan. Merasa kecele, ketipu, tapi di pihak lain juga puas, karena misteri yang disajikan lagi-lagi mengejutkan. Yup, kisah ini lagi-lagi membuatku kagum dengan Sang Ratu Misteri Agatha Christie karena membuatku terkejut dengan jawaban yang tak disangka-sangka.


Miss Marple memang sudah tua. Tapi ia tak putus asa. Kasus itu tidak bisa ditinggalkan begitu saja karena si penjahat masih berkeliaran. Karena itulah ia meminta bantuan Lucy Eyelesbarrow untuk menyelidiki.

Lucy: Tugas apa yang akan Anda berikan kepada saya?
Miss Marple: Sebetulnya sederhana sekali. Istimewa, tapi sederhana… Saya ingin dicarikan mayat.
- p.48 -

Jeng jeng jeng… itu kiranya backsound yang sesuai. Haduuh, nenek satu ini memang nggak pake tedeng aling-aling ngomongnya. Untungnya, Lucy adalah orang yang professional, jadi ia juga nggak gampang terkejut.

Lucy ini adalah seorang yang cerdas, lulusan universitas terkenal, dan berbakat. Tapi ia malah berkecimpung di pekerjaan yang orang pikir remeh, yaitu pengurus rumah tangga. Padahal memanajemen pekerjaan rumah tangga bukan pekerjaan gampang, karena itulah tarifnya tinggi sekali. Yup, aku suka Lucy. Pekerjaan penyelidikannya bagus dan nggak gampang mengeluh atau mengomel. Di tambah lagi, kasus ini ditangani oleh Dermott Craddock dari New Scotland Yard, anak dari anak baptis Miss Marple. Orangnya agak polos, tapi oke lah karena bisa menyelidik sampai Perancis dan bahkan bahasa Perancisnya bagus.

Miss Marple yakin sekali sahabatnya tidak berbohong, tapi mayat wanita itu tidak ditemukan di sekitar rel kereta. Karena itulah misterinya jadi membingungkan. Di samping itu, drama di Rutherford Hall jadi bikin kasus ini tambah rumit, terutama untuk Lucy. Sebagai orang luar, dia pasti merasa tidak enak karena jadi sasaran para pria di Rutherford Hall karena kecantikannya. Tapi ia tak bisa pergi karena tragedi yang terjadi di sana antara lain adalah karena dia yang menemukannya. Selain itu, ia juga penasaran dengan akhir kasus yang ditanganinya.

Nah, penasaran siapa pelaku kejahatannya? Juga dengan akhir ceritanya? Kuberi petunjuk ya… Pelakunya adalah orang yang nggak disangka-sangka. Hahahaaa… semua cerita misteri pasti kayak gitu, Hani (^_^).

Eh, tapi di akhir cerita nggak diungkap juga akhirnya Lucy jadian sama siapa. Cerita romannya juga bikin penasaran kayak misterinya. Tapi, kalau ada yang udah baca Mr. Quin yang Misterius terutama kisah tentang Bayangan di Jendela, dan di buku Gadis Ketiga, pasti bisa nebak akhirnya Lucy jadian sama siapa… :)


Tentang Penulis:
taken from here
Agatha Christie lahir di Torquay. Ia mendapat dorongan untuk menulis dari Eden Philpots, seorang penulis drama dari Devonshire. Dalam bukunya yang pertama Misteri di Styles, diciptakannya tokoh detektif orang Belgia yang kemudian jadi sangat terkenal, Hercule Poirot.

Hercule Poirot meraih kepopuleran setara dengan tokoh ciptaan Conan Doyle, Sherlock Holmes. Buku ini terbit di tahun 1920, sedangkan karya puncaknya, Pembunuhan Atas Roger Acroyd (my review about this book is here) diterbitkan pada tahun 1926. Ia menulis sekitar 75 novel detektif, novel roman dengan nama samaran Mary Westmacott, dan banyak lagi cerita pendek serta drama, termasuk The Mousetrap, yang setelah 21 tahun lebih masih juga dipentaskan di London. Banyak karyanya yang diangkat ke layar putih oleh MGM, termasuk Sepuluh Anak Negro dan Witness for the Prosecution. Agatha Christie adalah pengarang Inggris yang paling berhasil mengeruk uang dari ‘pembunuhan’ sesudah Lucrezia Borgia!

Agatha Christie menikah dengan Sir Max Mallowan, seorang arkeolog yang terkenal. Agatha meninggal tahun 1976, setahun setelah Tirai diterbitkan. Dalam buku tersebut, detektif ulung Hercule Poirot meninggal dunia.

2 komentar:

  1. Menurut kakak kira-kira siapa sihh yang bakalan dipilih ama lucy, padahal kirain bakal di ungkap di ending, yang tau spill dong udah penasaran bangett ini T_T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai! Bisa klik tombol "Spoiler" di atas

      Hapus