Ulasan:
Oke, kantong teh tidak bisa menyelamatkan nyawamu seperti ujung pedang dan lingkaran besi, dan juga tidak punya kekuatan protektif seperti dinding api. Tapi kantong teh menyediakan hal yang juga vital. Kantong teh bisa menjaga kewarasan. – hlm. 20
Membaca blurb di belakang bukunya, cerita di buku ini terasa familiar. Cerita lain yang kubaca seperti Ghost Hunt,
Phsychic DetectiveYakumo (keduanya manga/komik Jepang), dan Supernatural Investigation Department (webtoon Korea) memiliki tema yang sama. Misteri (favoritku) dan horor. Di buku ini dan cerita-cerita yang kusebutkan di atas, aku memiliki pendapat lain dari horor selain hanya menebarkan ketakutan tanpa alasan. Horor yang dimaksud di sini adalah berkaitan dengan kegiatan supernatural yang akan membantu penyelesaian misteri dalam cerita. Wah, berarti gampang dong memecahkan misteri pembunuhan, tanyai saja hantu korbannya, pembunuhnya nanti akan ketahuan. Tapi ternyata tidak sesederhana itu.
Di kisah Lockwood & Co., hantu tidak bisa dipahami maunya. Muncul-menghilang di suatu tempat tertentu, menebarkan kengerian, menakut-nakuti orang. Tapi wabah hantu di London lebih parah. Sentuhan-hantu dapat mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, agen pengusir hantu merupakan pekerjaan paling sibuk di London. Agen-agen tersebut adalah anak-anak dan remaja karena mereka yang paling sensitif terhadap keberadaan hantu. Semakin tua ‘bakat’ deteksi hantu akan semakin menurun kemampuannya. Masing-masing anak memiliki kemampuan ‘bakat’ yang berbeda-beda. Ada yang lebih kuat daya lihatnya, ada yang lebih sentitif daya dengarnya, ada yang memiliki daya sentuh (berarti dapat merasakan kenangan hantu dari ‘sumber’ yang dihantui, bukan menyentuh langsung hantunya – sentuhan hantu mematikan, man!), dan tidak sedikit yang memiliki beberapa kombinasi bakat. Agen anak-anak didampingi oleh supervisor yang lebih berpengalaman, dalam artian orang dewasa yang ketika masih kanak-kanak memiliki bakat deteksi hantu. Dengan begitu, diharapkan anak-anak akan lebih aman, mengingat pekerjaan menjadi agen pengusir hantu bukan pekerjaan paling aman di London.
Lockwood & Co. hanya terdiri dari 2 orang remaja tanggung sebelum Lucy bergabung. Tidak ada supervisor. Karena itulah, klien mereka tidak banyak. Sedikit yang mau memanfaatkan jasa mereka karena banyak yang tidak percaya mereka mampu dan merasa tidak aman mempekerjakan agen tanpa supervisor. Kekhawatiran klien mempekerjakan mereka memang beralasan, karena pada salah satu kasus yang mereka tangani tidak berakhir dengan baik. Tapi dari kasus tersebut arah pekerjaan mereka jadi sedikit berkembang, dari yang hanya sekedar mengusir hantu jadi memecahkan maksud kenapa hantu itu muncul. Terutama untuk hantu korban pembunuhan yang pelakunya belum tertangkap. Tapi sekali lagi, mereka tidak bisa menanyai hantunya karena hantu korban pembunuhan biasanya agresif. Jadi mereka mengumpulkan informasi sedikit demi sedikit. Hal yang menjadi poin plus di cerita ini adalah deskripsinya. Detail. Jadi bikin parno sendiri. T.T
Karakternya oke. Aku suka Lucy. Di antara ketiga agen di Lockwood & Co., Lucy memiliki tiga bakat sekaligus, daya lihat (walaupun tidak begitu baik), daya dengar, dan daya sentuh. Walaupun paling berbakat, Lucy kadang masih belum percaya diri. Lockwood memiliki daya lihat yang sangat kuat sampai kadang ia harus memakai kacamata hitam (pendar kematian yang dilihatnya kadang menyilaukan). Ia menyebalkan kalau sudah sibuk sendiri, tapi aku tetap suka Lockwood karena optimismenya. George yang memiliki masalah dengan personal hygiene memiliki daya lihat yang tidak terlalu baik, tapi ia bisa tahan mencari informasi selama berjam-jam (karena Lockwood nggak sabaran). Ia sarkastik, tapi adegan yang melibatkan George suka mengundang tawa. Di buku selanjutnya aku berharap mereka berkembang.
Misterinya lumayan sebagai awal. Gampang ditebak. Kupikir buku setebal ini berisi beberapa kasus inti, ternyata hanya satu benang merah yang malang-melintang di berbagai peristiwa. Gaya Lockwood waktu mencari petunjuk dan menjelaskan teori pemecahan kasus di akhir cerita agak mirip Sherlock Holmes versi Ben C. :D
Cover: Eerie… tapi nggak menggambarkan cerita walaupun kesan horornya dapet. Lebih suka versi aslinya, yang memampangkan bagian belakang Lockwood dan Lucy. Warna birunya, font rapier di judulnya, eye catching.
Tentang Penulis:
Jonathan Anthony Stroud adalah seorang penulis buku fantasi, terutama untuk anak-anak dan remaja. Stroud dibesarkan di St Albans di mana ia menikmati membaca buku, menggambar, dan menulis cerita. Antara usia tujuh dan sembilan dia sering sakit, sehingga ia menghabiskan sebagian besar hari-harinya di rumah sakit atau di tempat tidurnya di rumah. Untuk menghindari kebosanan ia akan menyibukkan diri dengan buku-buku dan cerita. Setelah ia menyelesaikan studinya sastra Inggris di University of York, ia bekerja di London sebagai editor untuk toko Walker Books. Dia bekerja dengan berbagai jenis buku di sana dan ini langsung mengarah ke penulisan buku-bukunya sendiri. Selama tahun 1990, ia mulai menerbitkan karya-karyanya sendiri dan cepat mendapatkan kesuksesan.
Pada bulan Mei 1999, Stroud menerbitkan novel anak-anak pertamanya, Buried Fire, yang adalah yang pertama dari garis buku anak-anak fantasi / mitologi ini. Di antara karya yang paling menonjol adalah laris Bartimeus Trilogy. Sebuah fitur khusus dari novel ini dibandingkan dengan orang lain dari genre mereka adalah bahwa Stroud meneliti stereotip dan etika dari kelas penyihir dan setan-setan diperbudak. Hal ini dilakukan dengan memeriksa perspektif sarkastik dan sedikit egomaniacal jin Bartimaeus. Buku-buku dalam seri ini adalah The Amulet of Samarkand, The Golem Eye, dan Gerbang Ptolemy, buku pertamanya yang akan diterbitkan di Amerika Serikat.
Stroud tinggal di St Albans, Hertfordshire, bersama dua anaknya, Isabelle dan Arthur, dan istrinya Gina, ilustrator buku anak-anak.